KOMPAS.com – Berita tentang sejumlah media asing menyoroti pengesahan RUU KUHP oleh DPR Indonesia yang didalamnya mengatur larangan seks di luar nikah memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita tentang lebih dari 200 pemetik buah Indonesia telah mencari bantuan diplomatik sejak Juli setelah menghadapi kesulitan bekerja di Inggris.
Artikel di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni memuat jawaban mengapa negara di Eropa memiliki angka kelahiran rendah.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Pekerja Makan Nasi Garam Punya Tabungan Rp2,8 M | Isu Polisi Moral Iran Dibubarkan
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Selasa (6/12/2022) hingga Rabu (7/12/2022) pagi yang dapat Anda:
Sejumlah media asing menyorot pengesahan Rancangan Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) oleh Parlemen Indonesia, yang di dalamnya mengatur undang-undang (UU) yang melarang seks di luar nikah.
RKUHP yang kontroversial mendapat suara mayoritas dari anggota parlemen selama sidang paripurna pada Selasa (6/12/2022), dengan Wakil ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menggebrak palu untuk memberi tanda bahwa teks itu disetujui dan berteriak "sah".
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) yang memprotes amandemen tersebut, mengecam tindakan keras terhadap pengekangan kebebasan sipil dan pergeseran ke arah fundamentalisme di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini.
Baca selengkapnya di sini
Lebih dari 200 pemetik buah Indonesia telah mencari bantuan diplomatik sejak Juli setelah menghadapi kesulitan bekerja di Inggris musim ini.
The Guardian berbicara dengan sepasang pekerja yang dikirim ke sebuah pertanian di Skotlandia yang memasok beri ke M&S, Waitrose, Tesco dan Lidl.
Warga Negara Indonesia (WNI) pemetik buah di Inggris itu mengklaim dikirim kembali ke karavan jika mereka tidak bisa bekerja cukup cepat. Alhasil, mereka terbelit utang besar.
Baca kisah selengkapnya di sini
Ada beberapa alasan mengapa negara di Eropa memiliki angka kelahiran yang rendah.
Ini termasuk karena tingginya biaya hidup dan pertimbangan karir warga negara di negara-negara Benua Biru.