Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Antara Roma dan Manama: Kecil tapi Sangat Strategis (Bagian 2)

Kompas.com - 07/11/2022, 10:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUATU ketika, pada 19 Mei 2014, ketika berkunjung ke Vatikan, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, mengatakan kepada Paus Fransiskus, "Saya harap, suatu hari Anda Yang Mulia, mengunjungi Bahrain."

Bahrain adalah negara kecil. Hanya seluas 760 km2, lebih gede sedikit dibandingkan Singapura, 728,6 km2.

Vatican City (Stato della Citta del Vaticano, Negara Kota Vatikan) atau biasa disebut Vatikan, juga negara kecil, bahkan sangat kecil, hanya 49 hektar atau 0,49 km2. Luas Jakarta 661,5 km2.

Baca juga: Di Forum R20, Paus Fransiskus Singgung Ekstremisme dan Maraknya Pelanggaran atas Nama Agama

Dengan luas hanya 49 hektar, Vatikan berpenduduk 605 orang (data 2022) atau 0,00001 persen dari total penduduk dunia (population-hub.com).

Penduduk Bahrain per 1 Juli 2022 menurut worldpopulationreview.com berjumlah 1.472.233 orang, ini termasul 800.000 orang (53 persen) bukan warga negara Bahrain. Mereka adalah para pekerja asing, misalnya dari India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Filipina.

Dari hampir 1,5 juta jiwa itu, 24,0 persen penganut Islam Sunni dan 46,0 persen Shiah; sisanya 30 persen lain-lain, termasuk Katolik. Menurut sensus terakhir yayasan Aid to the Church in Need (ACN), di Bahrain ada sekitar 140.000 orang Kristen, dan 80.000 orang di antaranya adalah Katolik.

Beberapa dari mereka adalah orang Arab Kristen, tetapi kebanyakan dari mereka adalah pekerja imigran dari Filipina, Sri Lanka, atau Bangladesh.

Sekalipun penduduk Bahrain mayoritas kelompok Shiah, namun yang memegang kendali kekuasaan adalah Sunni. Monarki dan elite politik didominasi Sunni (mengingatkan Irak zaman Saddam Hussein); sementara mayoritas penduduk, Shiah.

Kata David Pollock dari Washington Institute (2017), ini yang menjadikan Bahrain telah lama diselimuti misteri dan polemik bersama.

Dua laut

Nama negara itu diambil dari istilah Arab, al-bahrayn, yang berarti "dua laut" (britannica.com). Memang Bahrain diapit dua teluk: Teluk Bahrain (sebelah barat) dan Teluk Persia (sebelah timur).

Negara 33 pulau ini terdiri atas dua kelompok pulau yang terpisah, yang bersama-sama membentang sekitar 30 mil (50 km) dari utara ke selatan dan 10 mil (16 km) dari timur ke barat.

Pulau Bahrain meliputi tujuh perdelapan dari total luas daratan negara itu dan dikelilingi oleh pulau-pulau yang lebih kecil. Dua di antaranya—Al-Muharraq dan Sitrah, keduanya di timur laut—digabungkan ke Pulau Bahrain melalui jalan lintas yang telah memfasilitasi pengembangan perumahan dan industri.

Pulau-pulau lain dalam kelompok tersebut adalah Nabi alih, Al-Muhammadiyyah (Umm al-Sabban), Umm al-Na'san (dihubungkan oleh King Fahd Causeway), dan Jiddah.

Kelompok kedua terdiri dari Kepulauan Hawar, yang terletak di dekat pantai Qatar, sekitar 19 km tenggara Pulau Bahrain; perselisihan dengan Qatar atas kepemilikan pulau-pulau itu diselesaikan pada tahun 2001, ketika Mahkamah Internasional menganugerahkannya kepada Bahrain.

Bahrain yang merdeka pada tahun 1971 itu, pada tahun 2001, menyepakati Piagam Aksi Nasional (National Action Charter). Piagam diratifikasi lewat referendum nasional: 98,4 persen pemilih mendukung transformasi emirat turun-temurun menjadi monarki konstitusional, diperintah oleh Raja Hamad bin Isa Al Khalifa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com