Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Samti Wira Wibawati
Peneliti

Mahasiswa, Dosen dan Tenaga Ahli DPR RI

Perjalanan Shinzo Abe dan "Abenomics"

Kompas.com - 09/07/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MANTAN Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang meninggal dunia Jumat (8/7/2022) setelah ditembak di kota Nara, mewariskan pengaruh besar bagi pemerintahan Jepang dan dunia. Setelah menduduki kursi perdana menteri pada 2006-2007 dan pada 2012 hingga mundur pada 2020 karena alasan kesehatan, Shinzo Abe dinilai berhasil mendongkrak perekonomian Jepang sampai menyelamatkan Jepang dari jurang resesi.

Dengan kebijakan domestik yang dikenal dengan program tiga panah “Abenomics”, yakni pelonggaran moneter skala besar, pengeluaran fiskal, dan reformasi struktural, Abe dinilai berhasil menghidupkan kembali ekonomi Jepang setelah bertahun-tahun pertumbuhan di bawah standar dan kondisi penurunan harga. Saat pandemi Covid-19, dengan serangkaian program stimulus “Bazooka” ala Shinzo Abe, dia berhasil menciptakan sebuah tata kelola perekonomian yang sukses menarik banyak investasi dari luar hingga mendorong kepemilikan asing atas saham Jepang.

Baca juga: Mengenal Abenomics, Warisan Shinzo Abe yang Selamatkan Ekonomi Jepang

Walau seiring dengan dinamika domestik yang terjadi di Jepang, “Abenomics” menjadi sebuah kebijakan yang cukup kontroversial karena panah ketiga “Abenomics”, yaitu reformasi struktural, telah gagal. Namun di lain sisi, terjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan dengan angka pariwisata yang meningkat, ketersediaan lapangan kerja, dan memantik kemampuan ekspor.

Jejak di kancah global

Shinzo Abe juga merupakan sosok yang berpengaruh dalam lingkup internasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan internasional yang muncul dari Jepang kala Shinzo Abe menjabat mampu mengubah peta geopolitik dunia.

Misalnya saja, tahun 2007 terdapat istilah Indo-Pasifik yang diperkenalkan pertama kali oleh Shinzo Abe pada forum yang berisi negara major powers dan rising power di kawasan, yakni Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, dan India, yaitu forum Quadrilateral Security Dialogue (QSD). Istilah Indo-Pasifik yang dibawa Shinzo Abe dalam QSD ini kemudian menjadi sebuah terminologi yang sering digunakan sebagai pengganti terminologi Asia Pasifik.

AS dalam QSD yang digelar pada 12 November 2017 di Manila mengangkat Indo-Pasifik sebagai istilah baru yang tidak hanya mengganti Asia-Pasifik secara penyebutan maupun cakupan geografis, tetapi juga perluasan aktor, kekuasaan hingga arsitektur keamanan kawasan.

Jepang juga memperkenalkan kebijakan Free and Open Indo Pacific (FOIP) di kawasan.

Jejak kiprah Abe di Asia Tenggara juga terlihat dari bagaimana Abe memperat hubungan dengan negara anggota ASEAN, selain karena ASEAN memiliki kebijakan bersama di kawasan terkait Indo-Pasifik, yakni ASEAN Outlook in the Indo Pacific (AOIP), juga karena Abe melihat bagaimana China agresif di Asia Tenggara terutama dalam konteks ekonomi melalui Belt Road Initiative dan konteks keamanan di Laut China Selatan.

Shinzo Abe juga cukup memberikan intensi khusus dalam bidang keamanan maritim di kawasan.

Presiden Joko Widodo (kiri)  disambut PM Jepang Shinzo Abe pada  KTT G20 di Osaka Jepang, Jumat (28/06/2019). Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana mengikuti serangkaian acara KTT G20 dan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat pada 28-29 Juni di Osaka.ANTARA FOTO/REUTERS/KIM KYUNG-HO Presiden Joko Widodo (kiri) disambut PM Jepang Shinzo Abe pada KTT G20 di Osaka Jepang, Jumat (28/06/2019). Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana mengikuti serangkaian acara KTT G20 dan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat pada 28-29 Juni di Osaka.
Jejak hubungan dengan Indonesia

 

Hubungan Indonesia dengan Jepang juga semakin erat sejak Shinzo Abe menjabat. Diketahui beberapa perjanjian kemitraan strategis berhasil tercapai kala Abe memimpin. Hubungan bilateral Indonesia dan Jepang dalam bidang ekonomi masuk ke dalam tahap yang jauh lebih komplementer melalui Penetapan Kemitraan Strategis Indonesia dan Jepang pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2006 dan dilanjutkan dengan kesepakatan Indonesia-Japan Comprehensive Economic Partnership Agreement (IJ-CEPA).

Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Shinzo Abe merupakan pemimpin pertama dunia yang ditemui Jokowi saat resmi menjabat tahun 2014. Beberapa bentuk proyek kerjasama ekonomi yang terasa hingga saat ini salah satunya adalah Pelabuhan Patimbang di Subang, MRT Jakarta, dan Kereta Semi Cepat Jakarta – Surabaya.

Baca juga: Shinzo Abe Telah Pergi, Abenomic Tetap Tinggal

 

Shinzo Abe juga mendorong kerjasama dalam kerangka hukum dan hak asasi manusia (HAM) tahun 2018.

Tahun 2020, Shinzo Abe mundur dari jabatanya sebagai Perdana Menteri Jepang karena alasan kesehatan. Alasan lain adalah tekanan kala itu karena Covid-19 yang membuat kebijakan “Abenomics” tidak berjalan dengan lancar.

Berdasarkan data, Abe adalah Perdana Menteri terlama dalam sejarah Jepang. Kini sepeninggalan Shinzo Abe, “Abenomics” menjadi tugas rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah Jepang.

Teka-teki tentunya masih tersisa, mengapa Abe bisa ditembak dalam kampanye terbukanya di kota Nara. Apakah memang alasan keamanan terkait kepemilikan senjata di Jepang merupakan satu-satunya alasan atas penembakan itu? Atau ada alasan strategis lainnya, mengingat penembakan itu merupakan serangan pertama terhadap seorang pejabat Jepang sejak zaman militerisme tahun 1930-an. Kejadian itu pasti sudah melukai demokrasi Jepang.

Selamat jalan, Shinzo Abe. Aiseki ni taezu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com