Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro-Kontra Uni Eropa Labeli Nuklir dan Gas sebagai Energi Hijau

Kompas.com - 07/07/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Kejahatan yang lebih rendah

Bogdan Rzonca, anggota Parlemen Eropa dari Polandia untuk partai sayap kanan Hukum dan Keadilan (PiS), mengatakan negara-negara Uni Eropa yang kurang kaya membutuhkan investasi swasta dalam gas dan tenaga nuklir untuk dapat beralih dari batu bara.

Gilles Boyer, anggota Parlemen Eropa dari Perancis dengan grup Renew, mengatakan bahwa memenuhi permintaan energi dengan energi terbarukan dalam jangka panjang akan ideal, tetapi itu tidak mungkin sekarang.

Perdana Menteri Ceko Petr Fiala yang negaranya baru saja mengambil alih kepresidenan bergilir Uni Eropa, mengatakan pemungutan suara pada Rabu adalah "berita bagus" untuk Eropa.

"Ini membuka jalan menuju swasembada energi yang sangat penting untuk masa depan kita," tulisnya di Twitter.

Baca juga: Irak Rencanakan Bangun 8 Reaktor Tenaga Nuklir pada 2030

Di mana posisi Jerman dalam taksonomi?

Jerman awalnya keberatan dengan usulan Komisi Eropa untuk memberi label energi nuklir sebagai energi hijau.

Pada Rabu, Steffen Hebestreit, juru bicara Kanselir Jerman Olaf Scholz, mengatakan bahwa Berlin tetap pada posisinya dan menganggap energi nuklir tidak berkelanjutan.

"Namun demikian, pemerintah Jerman percaya bahwa taksonomi merupakan instrumen penting untuk mencapai target perlindungan iklim, karena jelas bahwa gas alam adalah teknologi penghubung yang penting bagi kita dalam perjalanan menuju netralitas karbon dioksida," tambah Hebestreit.

Baca juga: Terbakar 14 Jam, Kapal Selam Tenaga Nuklir Perancis Tidak Meledak, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com