Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Sebelum Pintu Ditutup

Kompas.com - 26/02/2022, 06:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RUSIA telah memulai serangan militer terhadap Ukraina. Serangan dilancarkan secara serentak lewat tiga matra: laut, darat, dan udara.

Moskwa mengatakan, tindakan dilakukan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina dan melindungi Rusia.

Dan, Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas memperingatkan negara-negara lain yang ikut campur akan “merasakan konsekuensi yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah.”

Apapun alasan Putin, yang utama adalah “menyelamatkan” Ukraina agar tidak jatuh dalam “rumah” Barat, baik secara ekonomi (Uni Eropa) maupun militer (NATO).

Sejak didirikan pada tahun 1949, untuk mengkaunter agresi Uni Soviet di Eropa, aliansi militer ini kini beranggotakan 30 negara, termasuk tiga bekas republik Soviet: Estonia, Latvia, dan Lithuania (tiga negara Baltik).

Semula, NATO hanyalah beranggotakan negara-negara Eropa Barat dan AS serta Asia-Eropa, yakni Turki.

Tetapi, sejak bersatunya Jerman (Barat dan Timur), 14 negara yang semula ada di bawah pengaruh atau satelit Uni Soviet (Rusia) dan bekas republik Soviet bergabung dengan NATO.

Pada tahun 1999, Polandia, Hungaria, dan Republik Czech menjadi anggota NATO. Lalu, tujuh negara Eropa Tengah dan Timur pada tahun 2004 bergabung: Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Romania, Slovakia, dan Slovania.

Mereka bergabung saat KTT NATO di Istanbul Turki, 2004. Lima tahun kemudian, 2009, Albania dan Kroatia menyusul.

Montenegro, bergabung 2017. Yang terakhir menjadi anggota NATO adalah Makedonia, 2020.

Tahun lalu (2021), NATO secara resmi mengakui aspirasi—Bosnia dan Herzegovina, Georgia, dan Ukraina—untuk menjadi anggota.

Bergabungnya negara-negara yang sebelumnya adalah Blok Timur (Pakta Warsawa, dibubarkan tahun 1991) dan bagian Uni Soviet, segera meningkatkan ketegangan dengan Rusia.

Dengan bergabungnya negara-negara Eropa Timur, Baltik, dan bekas republik Uni Soviet, setelah 30 tahun Uni Soviet runtuh (1991), Rusia sekarang benar-benar terkepung secara keamanan.

Hampir semua negara di perbatasan sebelah barat dan Selatan sudah menjadi anggota NATO: Polandia, Slovakia, Hungaria, Romania, Estonia, Latvia, dan Lithuania.

Tinggal dua negara yang belum menjadi anggota NATO, yakni Belarusia dan Ukraina yang sama-sama sudah melakukan pendekatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com