Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Terbaru Ungkap Australia Menyadap Politisi Timor Leste pada 2000

Kompas.com - 12/02/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Dokumen di pengadilan di Australia menunjukkan bahwa pemerintah Australia memantau pembicaraan para pemimpin politik di Timor Leste mulai tahun 2000.

Ini berarti empat tahun lebih awal sebelum staf intelijen Australia memantau dan merekam pembicaraan para menteri Timor Leste menjelang perundingan terkait cadangan gas dan minyak di sana.

Dokumen yang disampaikan di pengadilan menduga bahwa menteri luar negeri Australia saat itu, Alexander Downer, mengatakan kepada seorang staf pada 2000 bahwa Timor Leste sudah seperti "buku yang terbuka" bagi Australia.

Baca juga: 28 November 1975: Deklarasi Kemerdekaan Timor Leste dari Portugis

Juga ada pernyataan bahwa presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao mendapat pemberitahuan dari seorang pejabat PBB bahwa Australia melakukan tindak mata-mata terhadap para pejabat Timor Leste.

Berbagai dokumen ini ada dalam bundel yang disampaikan oleh Senator Independen Rex Patrick kepada Pengadilan Banding Administrasi (ATT) Australia.

Senator Patrick sedang mengajukan gugatan agar bisa mendapatkan seluruh dokumen pembicaraan dalam kabinet Australia saat itu terkait perundingan dengan para pemimpin Timor Leste. Ketika itu Timor Leste sedang dalam proses transisi untuk mendapatkan kemerdekaan penuh.

Dokumen yang disampaikan ke pengadilan termasuk pernyataan di bawah sumpah dari Xanana Gusmao dan dari Philip Dorling, seorang akademisi yang juga pernah bekerja sebagai wartawan, staf kementerian luar negeri, dan penasehat politik.

Dorling saat ini bekerja sebagai penasehat bagi Senator Patrick, tapi pernyataan di bawah sumpahnya berasal dari 2000 ketika dia bekerja untuk menteri luar negeri bayangan Laurie Brereton.

Baca juga: Profil Xanana Gusmao, Presiden Pertama Timor Leste

Pada 10 Agustus 2000, Dorling dan Laurie Brereton bertemu dengan beberapa politisi Timor Leste termasuk Jose Ramos-Horta dan Joao Carrascalao.

Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengatakan, dia tidak ingat lagi pembicaraan dengan Dorling 22 tahun lalu.

Dia mengatakan, adalah tindakan yang bodoh bila Australia mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Timor Leste tanpa terlebih dahulu mengetahui situasi sebenarnya di sana.

"Yang saya ingat adalah kita memiliki ribuan tentara di Timor Leste ketika itu dan tentu saja kami berusaha untuk memahami keadaaan di sana," katanya.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Francisco Guterres, Presiden Timor Leste

Politisi Timor Leste ingin dokumen terbuka bagi publik

Baik Ramos Horta dan Jose Carrascalao secara terbuka pada 2001 mengatakan kepada ABC bahwa mereka menduga pemerintah Australia telah memantau pembicaraan mereka.

Dokumen yang disampaikan ke pengadilan juga mengenai pembicaraan pribadi Dorling dengan Alexander Downer di dalam pesawat pada 31 Agustus 2000.

Dorling, Downer, dan Laurie Brereton dalam perjalanan pulang ke Australia setelah mengunjungi Timor Leste dan mendiskusikan peran intelejen dalam diplomasi di saat Brereton tertidur dalam pesawat.

Baca juga: Timor Leste Catatkan 41 Kasus Covid-19 dan Nol Kematian, Ini Strategi Mereka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com