Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mumi Berusia 1.200 Tahun Ditemukan dengan Tangan Menutupi Wajah dan Tubuh Terikat

Kompas.com - 09/12/2021, 12:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

LIMA, KOMPAS.com - Sebuah mumi yang diperkirakan berusia antara 800-1.200 tahun ditemukan oleh para arkeolog di Peru, di situs dekat ibu kota Lima.

Para peneliti dari Universitas Nasional San Marcos menemukan mayat yang diawetkan di bawah tanah di tengah alun-alun kota di situs arkeologi Cajamarquilla, sekitar 25 kilometer dari Lima.

Mumi itu diikat dengan tali dan dengan tangan menutupi wajahnya, menurut para peneliti adalah tradisi pemakaman di Peru selatan.

Baca juga: 15 Keajaiban Mumi dari Seluruh Dunia dari Xin Zhui China hingga Ramses II Mesir

Dari perkiraan usianya, mumi ini berasal dari zaman pra-Hispanik, bahkan mendahului peradaban Inca yang mendirikan benteng Machu Picchu paling terkenal di Peru pada abad ke-15.

"Penemuan ini memberi cahaya baru pada interaksi dan hubungan di masa pra-Hispanik," kata Pieter Van Dalen Luna, salah satu arkeolog yang memimpin penggalian, dikutip dari CNN, Selasa (30/11/2021).

Dia mengatakan kepada CNN, mumi itu kemungkinan besar adalah pemuda berusia 25-30 tahun yang datang dari pegunungan ke Cajamarquilla, yang sebelumnya merupakan pusat komersial ramai di era pra-Columbus.

Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober dengan tim terdiri dari 40 orang yang dipimpin oleh Van Dalen Luna dan rekan arkeolog Yomira Huamán Santillan. Penemuan itu mengejutkan, karena mereka tidak mencari mumi.

"Seluruh tim sangat senang karena kami tidak mengira ini akan terjadi," kata Huaman kepada CNN. "Kami tidak menyangka akan membuat penemuan penting seperti ini."

Temuan tak terduga lainnya adalah beberapa moluska laut di luar makam mumi, yang menurut Van Dalen Luna tidak biasa mengingat Cajamarquilla berjarak sekitar 25 kilometer dari pantai.

“Setelah jenazah dikubur, ada acara dan kegiatan berkelanjutan,” terang Van Dalen Luna.

"Artinya, keturunan mereka terus datang kembali selama bertahun-tahun dan menempatkan makanan dan persembahan di sana, termasuk moluska."

Baca juga: Rahasia Cantik Mumi Xin Zhui dari China Kuno, Beda dari Mesir Punya

Tulang llama juga ditemukan di luar makam, dan menurut Van Dalen Luna hewan tersebut biasa dimakan oleh orang-orang pada waktu itu dan potongan daging llama akan dipersembahkan kepada orang meninggal.

Penemuan-penemuan membuat para peneliti menyimpulkan mumi tersebut bukan warga biasa, tetapi kemungkinan orang penting dalam masyarakat kontemporer.

"Fakta menemukan mumi dengan ciri-ciri ini di tengah alun-alun memperjelas bahwa ini adalah seseorang dengan status tinggi," kata Van Dalen Luna, menambahkan bahwa dari opsi-opsi lain, orang yang dimaksud bisa jadi adalah pedagang terkemuka.

Tim sekarang akan melakukan analisis khusus lebih lanjut termasuk penanggalan karbon, yang akan memungkinkan mereka mempersempit periode waktu di mana orang tersebut hidup dan rincian lebih lanjut tentang identitas mereka.

Beberapa mumi sebelumnya telah ditemukan di Peru dan tetangga Chile, dan banyak yang berusia lebih dari 1.000 tahun.

Baca juga: Mesir Pamerkan 100 Peti Mati Kuno Sebagian Berisi Mumi Berusia 2.500 Tahun, Ini Penampakannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com