Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mariam Al-Ijliya, Perempuan Muslim Pengembang Astrolab Abad Ke-10

Kompas.com - 17/11/2021, 11:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Mariam Al-Ijliya dikenal sebagai satu-satunya astronom wanita dari zaman kejayaan Islam.

Antara abad ke-8 dan ke-15, cendekiawan Muslim memberikan kontribusi besar terhadap sains, menciptakan alat-alat canggih di bidang kedokteran, astronomi, fisika, dan kimia, yang mengilhami para ilmuwan untuk membuat kemajuan besar selama Renaisans dan Zaman Penemuan.

Dari Ali al-Qushji, Ulugh Bey, Al-Biruni hingga Ibn Sina, puluhan karya pemikir besar Muslim di Abad Pertengahan membuka jalan sejarah bagi peradaban generasi polimatik berikutnya.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 7 Wanita Berpengaruh dari Zaman Keemasan Peradaban Islam

Dalam ilmu astronomi, para cendekiawan Muslim juga memperbaiki dan menyempurnakan sistem Ptolemeus, model matematika alam semesta yang dirumuskan oleh astronom dan matematikawan asal Alexandria, Claudius Ptolemy, pada 150 M.

Melansir TRTWorld (2021), kontribusi luas astronomi Islam juga mengungkap beberapa kelemahan dalam sistem Ptolemaik dan Aristotelian.

Sampai abad ke-15, selama periode abad pertengahan, karya-karya para ilmuwan Muslim didasarkan pada sumber-sumber kuno dari Yunani, Iran, dan India.

Namun mereka membawa ilmu astronomi pada tingkatan baru dengan menciptakan alat baru untuk mengukur dan menghitung pergerakan bintang dan planet.

Mariam Al-Ijliya yang juga dikenal sebagai Mariam Al-Astrolabi adalah perempuan Muslim yang hidup pada abad ke-10 di Aleppo, Suriah, yang menjadi salah satu ilmuwan di bidang astronomi.

Sosok Mariam Al-Ijliya dikenal karena mengembangkan Astrolab, instrumen astronomi klasik yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari serta bintang.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 7 Legenda Wanita Bersejarah dalam Islam

Latar belakang Mariam Al-Ijliya

Melansir TRTWorld (2021), kemampuan Mariam Al-Ijliya dalam mengembangkan astrolab terinspirasi dari ayahnya, yang merupakan seorang insinyur pembuat astrolab bernama Al-Ijliyy.

Dalam membuat Astrolab, ayah Mariam Al-Ijliya belajar dan bekerja di bawah bimbingan Muhammad bin Abdillah Bastulus, pembuat astrolab terkenal di Baghdad dan ilmuwan yang tercatat telah menciptakan astrolab tertua yang masih ada di dunia.

Ayah Mariam Al-Ijliya kemudian suka berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada putrinya secara mendalam yang memilki keingintahuan terhadap Astrolab.

Pada akhirnya, perempuan berdaya ini membuat Astrolab dengan versinya sendiri.

Perempuan Muslim ini membuat perhitungan matematis yang rumit dan presisi, secara bertahap ia menguasai desain Astrolab versinya.

Desain tangan Astrolab perempuan berdaya ini dipandang begitu rumit dan inovatif, mengesankan Sayf Al-Dawla, Emir Aleppo dari tahun 994 M hingga 967 M.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com