Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Sudah Divaksin Tetap Harus Jalani Pembatasan Aktivitas?

Kompas.com - 30/06/2021, 12:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Sumber ABC

"Tidaklah bertanggung jawab jika dikatakan seseorang yang masih memiliki kemungkinan menularkan kurang dari 50 persen kemudian dianggap aman sepenuhnya untuk bergerak bebas di masyarakat."

Baca juga: Varian Delta Makin Menyebar, Uni Eropa Peringatkan Ancaman Covid-19

Berapa orang perlu divaksin untuk mencapai kekebalan massal?

Dr Sheel mengatakan kemungkinan adanya pelonggaran aturan terkait Covid-19 bisa saja terjadi setelah lebih banyak yang divaksinasi, tapi hingga saat ini belum jelas seberapa banyak orang yang harus divaksinasi untuk mencapai kekebalan massal atau herd immunity.

"Kita tidak memiliki angka tertentu. Kekebalan massal adalah masalah yang sangat kompleks dan diperlukan waktu beberapa tahun," katanya.

"Kita akan memerlukan dosis penguat dan juga akan tergantung pada varian yang bermutasi, dan hal lain yang terjadi. Ada banyak elemen kompleks di dalamnya," ujarnya. 

Yang jelas adalah semakin banyak orang divaksinasi, semakin sulit virus untuk menyebar, dan semakin kecil risiko terinfeksi bagi mereka yang sudah divaksinasi untuk bergerak bebas, meski masih ada virus beredar.

"Kita harus kembali ke pemikiran upaya melandaikan kurva. Vaksinasi adalah alat untuk melandaikan kurva, bukan untuk menghilangkan penyakit," kata Dr Sheel.

Dr Vally mengatakan bahkan bila sebuah negara, misalnya Australia, tidak mencapai tahap kekebalan massal, namun dengan banyaknya warga yang divaksinasi maka akan mengubah peta kemungkinan virus menyebar.

"Bila kita berbicara mengenai misalnya 50 persen warga sudah divaksinasi, maka kita berharap 100 persen dari mereka yang rentan akan sudah divaksinasi," katanya.

"Dan kalau kita bisa mencapai hal tersebut, maka ini akan mengubah drastis kemungkinan ancaman virus terhadap komunitas dan mengubah strategi kita mengendalikan penularan."

Dokter ahli penyakit menular di Australia, Paul Griffin setuju dengan pendapat ini.

"Tidaklah diperlukan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi bila kita melakukan hal-hal lain, seperti meningkatkan jumlah pengetesan, karantina bagi kasus positif, menjaga jarak, dan melakukan pendaftaran bila mengunjungi sebuah tempat," kata Dr Griffin, associate professor di University of Queensland.

"Bila kita melakukan hal-hal dasar ini dengan benar, bahkan dengan pencapai target vaksinasi seadanya, kita mungkin tidak harus menggantungkan diri pada tindakan seperti penutupan perbatasan atau lockdown," lanjutnya.

Baca juga: Seperti Indonesia, Rusia dan Banglades Juga Kewalahan Tangani Varian Delta

Jadi kapan mereka yang mendapat vaksin diberi kelonggaran?

Menurut Dr Sheel, melakukan perjalanan tanpa harus menjalani karantina bagi mereka yang sudah divaksin "kemungkinan akan terjadi di masa depan".

"Saya kira dengan semakin banyak orang divaksinasi, maka pasti akan ada perubahan kebijakan berkenaan dengan mereka yang sudah mendapat vaksin tersebut," kata Dr Sheel.

"Tetapi, sekarang dengan baru sekitar 1,5 juta yang sudah divaksinasi penuh, masih terlalu cepat untuk mendiskusikan hal tersebut," ujarnya dalam konteks pelonggaran aturan perjalanan di Australia.

Namun, Dr Griffin mengatakan pihak berwenang di Australia sudah seharusnya memulai percakapan mengenai hal ini guna agar lebih banyak warganya yang mau divaksinasi.

"Saya kira harus ada janji untuk memberikan kebebasan dengan mereka yang sudah divaksinasi, sehingga kita bisa menunjukkan betapa kita percaya dengan vaksin yang ada," katanya.

Dr Vally setuju dan mengatakan harus ada insentif agar orang bersedia disuntik vaksin Covid-19, karena saat ini masih banyak yang tidak ingin cepat-cepat mendapatkan vaksinasi.

Baca juga: Di Tengah Varian Delta Merebak, WHO Peringatkan Tetap Pakai Masker Setelah Divaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com