KOTA MEKSIKO, KOMPAS.com - Seorang pembunuh kanibal telah ditangkap setelah membunuh dan memakan puluhan wanita di ruang bawah tanah selama 20 tahun.
Andres Filomeno (72 tahun) ditahan di daerah Meksiko, Atizapan de Zaragoza oleh para detektif sekitar jam 8 malam waktu setempat pada Sabtu (15/5/2021).
Para detektif dikirim ke rumah pria itu untuk penyelidikan atas hilangnya seorang wanita. Kemudian, mereka menemukan hal yang lebih menakutkan.
Baca juga: [Cerita Dunia] Freddie dan Truus, Pasukan Remaja Pembunuh Nazi Era Perang Dunia II
Sisa-sisa mayat dimutilasi ditemukan tergeletak di meja, menurut pemberitaan Telediario.
Dalam interogasi, tersangka lanjut usia itu dilaporkan mengaku telah membantai sekitar 30 wanita selama 20 tahun terakhir.
Filomeno bahkan memiliki daftar nama korban yang tertulis di buku catatan, kata laporan mengerikan itu.
Ia juga diduga mengaku melakukan tindakan kanibalisme dengan memakan mayat mereka.
Dilaporkan polisi mencari potongan-potongan mayat yang tersisa dari para korbannya sebagai barang bukti.
Baca juga: Dirikan Tenda di Tengah Broadway, Tunawisma ini Ternyata Pernah Bantu Pembunuh Sembunyikan Jenazah
Jika terbukti Filomeno memakan korban 30 orang, maka Meksiko akan mencatat rekor kejahatan baru dari kasus pembunuhan dan kanibalisme.
Sebelumnya, 20 orang menjadi korban pembunuhan dari "Monsters of Ecatepec" Meksiko, pasangan mematikan yang beroperasi antara 2012 hingga 20218.
Tersangka Filomeno dilaporkan menuliskan setidaknya 29 nama korban dalam sebuah buku catatan.
"Kami menemukan di ruang bawah tanah yang dibuat oleh tersangka yang memiliki pemandangan mengerikan dengan sisa-sisa manusia," kata Jaksa Dilcya Garci seperti yang dilansir dari The Sun pada Jumat (21/5/2021).
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Penjahat Seksual dan Pembunuh Berantai, Jeffrey Dahmer
"Setidaknya sekarang kami punya (bukti-bukti) dari 5 orang, tapi di sana ada buku catatan, daftar, di mana ada anama berbeda, wanita berbeda," lanjutnya.
Menurut situs berita Televisa, polisi telah menemukan sisa-sisa kerangka dari 5 orang di rumah tersangka, serta pisau yang diduga digunakan untuk membunuh dan memotong para korbannya.
Para polisi juga menemukan barang-barang para wanita yang menjadi korban, seperti ID dari Flor Nineveh yang menghilang pada Oktober 2016.