Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: 68 Orang Tewas dalam Ledakan Bom Sekolah Afghanistan

Kompas.com - 10/05/2021, 09:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Korban tewas dalam ledakan bom yang terjadi di sekolah Afghanistan dilaporkan meningkat menjadi 68 orang.

Serangan terjadi pada Sabtu (8/5/2021) di Distrik Dasht-i-Barchi, rumah bagi komunitas Syiah dari etnis Hazara yang sering menjadi sasaran teroris.

Awalnya sebuah mobil meledak di depan Sekolah Sayed Al-Shuhada. Kemudian dua bom yang sudah disiapkan sebelumnya diledakkan ketika murid yang panik berlarian.

Baca juga: Korban Tewas Ledakan Bom di Sekolah Afghanistan Bertambah Jadi 50 Orang

Pemerintah Afghanistan menyatakan, kebanyakan korban tewas dalam ledakan bom adalah murid perempuan. Selain itu, 165 orang terluka.

Dokter di Kabul bekerja keras merawat korban luka, dengan keluarga sibuk mencari kerabatnya yang terdampak serangan.

Sumber internal pemerintah mengungkapkan, ledakan pertama begitu kuat dan terjadi dekat para siswa, sehingga mereka tak bisa ditemukan.

Kepada Reuters, saksi mata mengungkapkan tujuh hingga delapan korban hendak pulang setelah menyelesaikan pelajaran.

Serangan tersebut juga terjadi di tengah kesibukan masyarakat berbelanja kebutuhan jelang perayaan Idul Fitri.

Presiden Ashraf Ghani menyebut Taliban sebagai dalang serangan, yang mendapat sanggahan dari Zabihullah Mujahid, juru bicara pemberontak.

Baca juga: Ledakan Bom di Sekolah Afghanistan, 40 Tewas termasuk Anak-anak

Dari Vatikan, Paus Fransiskus menyebut insiden itu tak manusiawi saat berbicara kepada umat Katolik di Lapangan Santo Petrus.

Dilansir New York Post Minggu (9/5/2021), polisi dan warga mulai mengumpulkan buku dan tas korban yang bernoda darah.

Upacara pemakaman pun dilakukan, dengan jenazah dikumpulkan di masjid sebelum dibawa ke pemakaman di sebelah barat Kabul.

"Sepanjang malam, kami membawa mayat murid putri dan putra ke pemakaman, dan mendoakan mereka yang terluka," ujar Mohammed Reza Ali, yang membantu dari sebuah rumah sakit swasta.

Baca juga: Pentagon Remehkan Serangan Taliban Terbaru di Afghanistan

"Mengapa mereka tidak membunuh kami semua sekaligus mengakhiri saja perang ini," keluh Reza Ali.

Serangan ini terjadi di tengah penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang diperkirakan selesai pada 11 September.

Kritik pun berembus, menyatakan keputusan tersebut akan membuat ekstremis kembali menguasai negara konflik itu, dan membuat penduduknya hidup dalam ketakutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com