Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo AS Rusuh, Trump Akhirnya Minta Pendukungnya Pulang

Kompas.com - 07/01/2021, 07:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta massa pendukungnya pulang, setelah demonstrasi berlangsung ricuh.

Namun dalam video yang dipublikasikan, si presiden memberi pesan acak antara meminta pendukungnya tertib dan di sisi lain menyerang rivalnya, Joe Biden.

Sebelumnya, presiden 74 tahun itu berkicau tidak meminta massa untuk meninggalkan Gedung Capitol, tempat parlemen berkantor.

Baca juga: Para Pemimpin Dunia Mengutuk Kerusuhan di Gedung Capitol AS

Pada Rabu (6/1/2020), Kongres AS memang menggelar sesi gabungan untuk mengonfirmasi sertifikat kemenangan Biden.

Dalam serangkaian pidato sebelumnya, Trump meminta pendukung MAGA (Make America Great Again) untuk berdemo, dan dia akan mendukung mereka.

Pada akhirnya, demo AS berlangsung rusuh, di mana massa yang mencoba masuk Capitol bentrok dengan pasukan keamanan.

Terdapat kabar bahwa ada seorang perempuan yang tewas ditembak di dada, dengan pemerintah Washington DC menetapkan jam malam.

Merespons kekisruhan itu, si presiden kembali menyiram bensin dengan menyatakan kerusuhan tentu terjadi karena Pilpres AS dicurangi.

"Inilah yang terjadi jika kemenangan suci ini direnggut dari patriot yang sudah diperlakukan buruk sejak lama," kata dia.

Baca juga: Strategi Keamanan Pentagon Dipertanyakan Setelah Memilih Pendekatan Lunak pada Demonstran Pro-Trump

"Pulanglah dengan damai dan penuh cinta. Ingatlah hari ini. Selamanya!" lanjut presiden dari Partai Republik tersebut dikutip Daily Mail.

Twitter kemudian memberi tanda bahwa twit sang presiden dianggap memberikan pernyataan yang salah, sebelum menghapus keseluruhannya.

Kemudian dalam video seperti diunggah CNN di YouTube, dia kembali mengulangi ucapannya bahwa dia memahami rasa sakit para pendukungnya.

Dia mengeklaim, kembali tanpa disertai bukti, dia sudah memenangkan Pilpres AS dengan gap yang begitu besar dari Biden.

Trump melanjutkan pesan itu dengan meminta pendukungnya pulang, dan menyerukan mereka untuk mematuhi ketertiban.

Video ini disikapi sejumlah politisi di Republik yang mengaku pesan presiden kurang kuat untuk memadamkan suasana rusuh tersebut.

Baca juga: Massa Pendukung Trump Menerobos Masuk Gedung Capitol, 1 Tewas Ditembak

Di sisi lain, mereka melontarkan pujian kepada Wakil Presiden Mike Pence yang datang ke sesi gabungan Kongres AS.

Pence sendiri sudah menekankan bahwa dirinya tidak mempunyai kewenangan untuk mengabulkan permintaan Trump, dan mendeklarasikan Pilpres AS tidak valid.

"Saya baru saja berbicara dengan Wapres Pence. Dia pria baik dan sopan. Dia menunjukkan keberanian di Gedung Capitol. Saya bangga bertugas bersamanya," kata Penasihat Kemanan Nasional AS, Robert O'Brien.

Petugas dari Kepolisian Capitol yang berjumlah 2.000 personel tidak kuasa membendung massa yang marah, di mana mereka memecahkan kaca dan merangsek masuk.

Baca juga: Iran Incar Trump dan 47 Pejabat AS yang Berperan Bunuh Qasem Soleimani

Bantuan pun dikerahkan dari wilayah tetangga seperti Montgomery County, Maryland, untuk memadamkan kekacauan di ibu kota.

Trump sendiri disebut memerintahkan Garda Nasional dan pasukan federal untuk membantu kepolisian dan memulihkan ketertiban.

Sejak dinyatakan kalah dalam Pilpres AS 3 November, Trump selalu mengeklaim bahwa terjadi kecurangan dalam penghitungan.

Dia bahkan menyerukan dalam berbagai kondisi agar pendukungnya bergerak ke Washington, dan menghentikan proses pengesahan di Kongres.

Baca juga: China Tuding Trump Memulai Perang Dingin Baru, Setelah Tendang Tiga Perusahaan China dari Bursa Wall Street

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com