WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Varian baru virus corona menyebar lebih cepat dari jenis awalnya di seluruh Inggris.
Namun, ahli memastikan tidak perlu ada keraguan atas efektivitas vaksin Covid-19 yang sudah mulai didistribusikan ke beberapa negara di dunia.
Melissa Nolan, ahli penyakit menular dan profesor di University of South Carolina, mengatakan perancang vaksin virus corona sudah memerkirakan virus akan bermutasi. Mereka telah memasukkan berbagai prediksi strain virus dalam pembuatan.
"Perubahan dalam komposisi virus ini sudah diperhitungkan," kata Nolan kepada USA TODAY pada Minggu (20/12/2020).
Menurutnya, ilmuan pembuat vaksin secara rutin memperhitungkan mutasi virus. Vaksin influenza musiman, misalnya. Vaksin untuk penyakit itu sudah menyertakan berbagai jenis virus yang sudah beredar. Termasuk memperhitungkan kemungkinan perkembangan virus selanjutnya.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Muncul di Inggris, Apa Saja yang Sudah Diketahui?
"Saat ini kami belum melihat adanya perubahan genetik yang dramatis (virus corona)," ungkap Nolan.
Ogbonnaya Omenka, seorang profesor dan spesialis kesehatan masyarakat di Butler University di Indianapolis, mengatakan varian baru virus corona telah dilaporkan beredar di beberapa bagian China.
"Varian baru ini mungkin bukan yang terakhir," kata Omenka. "Menurutku kita harus waspada, tidak khawatir."
Varian baru virus corona yang belum terdeteksi di Amerika Serikat (AS), memunculkan kekhawatiran karena vaksin mulai diluncurkan ke seluruh dunia.
Petugas kesehatan AS mulai divaksinasi dengan produk Pfizer seminggu yang lalu. Minggu ini, vaksin Moderna tersedia. Presiden terpilih Joe Biden dijadwalkan akan divaksinasi Senin (21/12/2020).
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Muncul di Afrika Selatan, Gejala Lebih Parah, Banyak Menginfeksi Usia Muda
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan