Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Janjikan AS Perbaikan Iklim Investasi Dengan SWF

Kompas.com - 11/12/2020, 14:18 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Rilis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Indonesia semakin gencar memperkenalkan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Badan Pengelola Dana Investasi di Amerika Serikat (AS). SWF disebut dapat memberikan iklim investasi yang lebih baik bagi investor.

Pernyataan ini disampaikan oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi, saat menyampaikan paparan khusus di depan ratusan pelaku pebisnis dan investor dari AS dan Indonesia yang melaksanakan 8 KTT Investasi AS-Indonesia Tahunan yang digelar oleh Kamar Dagang AS.

“Sovereign Wealth Fund bagus untuk Indonesia dan juga untuk AS. SWF akan mendorong transparansi dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pengelolaan infrastruktur di kawasan,” jelasnya dalam siaran pers pada Kamis (11/12/2020).

Dubes Lutfi juga memaparkan keberadaan Omnibus Law yang membawa perbaikan iklim investasi dan aktivitas perekonomian nasional di tanah air.

Ia mengatakan, Omnibus Law sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan investor asing, termasuk dari AS untuk masuk ke Indonesia. Dengan ini, kebijakan dinilai menjadi lebih transparan dan tidak tumpang tindih.

Baca juga: Indonesia-AS Tingkatkan Kerja Sama Tangkal Ancaman Senjata Kimia dan Siber

"Investasi asing sangat penting bukan hanya untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, namun juga untuk mendorong transfer teknologi", ujar Dubes Lutfi, yang pernah menjabat sebagai menteri perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Adapun di tengah pandemi Covid-19, menurutnya perdagangan di bidang jasa dan produk digital akan ditingkatkan dalam kerangka kerjasama ekonomi bilateral Indonesia dan Amerika Serikat

Pasalnya Indonesia membutuhkan inovasi, perbaikan sistem pendidikan dan kesehatan, serta teknologi transfer untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi.

Ia mengatakan potensi sektor jasa dan digital sangat luar biasa. Hal ini diharapkan akan menjadi salah satu primadona perdagangan kedua negara, melengkapi sektor-sektor lain yang sudah berkembang dengan baik.

Baca juga: Indonesia-AS Targetkan Nilai Perdagangan Naik 2 Kali Lipat

Kerjasama Indonesia dan AS terus ditingkatkan meski di tengah pandemi. Sejumlah capaian kerjasama berhasil dibuat dalam tiga bulan terakhir.

Salah satunya adalah penambahan penawaran fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.

Indonesia dan AS juga telah mengungkapkan Nota Kesepahaman mengenai instruksi infrastruktur dan perdagangan senilai 750 juta dollar AS (Rp 10,5 triliun) dengan Bank Exim AS.

Sejumlah pejabat tinggi pemerintah kedua negara juga saling melakukan kunjungan di tengah lonjakan kasus wabah Covid-19.

Kunjungan antara lain dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Menteri Pertahanan RI, Menteri Luar Negeri AS, Pjs Menhan AS, dan CEO US International Development Finance Corporation.

Baca juga: Tokoh Agama dan Diaspora Indonesia AS, Kanada dan Indonesia Gaungkan Solidaritas di Tengah Wabah Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com