WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Indonesia semakin gencar memperkenalkan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Badan Pengelola Dana Investasi di Amerika Serikat (AS). SWF disebut dapat memberikan iklim investasi yang lebih baik bagi investor.
Pernyataan ini disampaikan oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi, saat menyampaikan paparan khusus di depan ratusan pelaku pebisnis dan investor dari AS dan Indonesia yang melaksanakan 8 KTT Investasi AS-Indonesia Tahunan yang digelar oleh Kamar Dagang AS.
“Sovereign Wealth Fund bagus untuk Indonesia dan juga untuk AS. SWF akan mendorong transparansi dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pengelolaan infrastruktur di kawasan,” jelasnya dalam siaran pers pada Kamis (11/12/2020).
Dubes Lutfi juga memaparkan keberadaan Omnibus Law yang membawa perbaikan iklim investasi dan aktivitas perekonomian nasional di tanah air.
Ia mengatakan, Omnibus Law sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan investor asing, termasuk dari AS untuk masuk ke Indonesia. Dengan ini, kebijakan dinilai menjadi lebih transparan dan tidak tumpang tindih.
Baca juga: Indonesia-AS Tingkatkan Kerja Sama Tangkal Ancaman Senjata Kimia dan Siber
"Investasi asing sangat penting bukan hanya untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, namun juga untuk mendorong transfer teknologi", ujar Dubes Lutfi, yang pernah menjabat sebagai menteri perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Adapun di tengah pandemi Covid-19, menurutnya perdagangan di bidang jasa dan produk digital akan ditingkatkan dalam kerangka kerjasama ekonomi bilateral Indonesia dan Amerika Serikat
Pasalnya Indonesia membutuhkan inovasi, perbaikan sistem pendidikan dan kesehatan, serta teknologi transfer untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Ia mengatakan potensi sektor jasa dan digital sangat luar biasa. Hal ini diharapkan akan menjadi salah satu primadona perdagangan kedua negara, melengkapi sektor-sektor lain yang sudah berkembang dengan baik.
Baca juga: Indonesia-AS Targetkan Nilai Perdagangan Naik 2 Kali Lipat
Kerjasama Indonesia dan AS terus ditingkatkan meski di tengah pandemi. Sejumlah capaian kerjasama berhasil dibuat dalam tiga bulan terakhir.
Salah satunya adalah penambahan penawaran fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.
Indonesia dan AS juga telah mengungkapkan Nota Kesepahaman mengenai instruksi infrastruktur dan perdagangan senilai 750 juta dollar AS (Rp 10,5 triliun) dengan Bank Exim AS.
Sejumlah pejabat tinggi pemerintah kedua negara juga saling melakukan kunjungan di tengah lonjakan kasus wabah Covid-19.
Kunjungan antara lain dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Menteri Pertahanan RI, Menteri Luar Negeri AS, Pjs Menhan AS, dan CEO US International Development Finance Corporation.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.