Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudahkah Kamu Tahu? Moirolog, Profesi Pelayat Profesional dari Yunani

Kompas.com - 21/11/2020, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Selama berabad-abad, profesi tersebut menjadi eksklusif dijalani oleh perempuan.

Profesi penyanyi pemakaman juga dapat ditemukan di era Mesir Kuno, terdapat bukti di mana 2 perempuan yang berperan sebagai dewi Isis dan Nephtys membantu mempersiapkan orang yang baru saja meninggal.

Pelayat ataupun penyanyi duka profesional juga masih dapat ditemui di berbagai belahan dunia.

Pekerjaan mereka bervariasi, tergantung pada konteks budaya setempat. Mereka pada dasarnya adalah pendongeng yang merangkai potongan-potongan kisah dari jalinan kehidupan seseorang.

Baca juga: Misteri Kematian Pewaris Perusahaan Bir Guinness, Tiba-tiba Ditemukan Tenggelam di Kolam Renang Pribadi

Di Jerman, ada pembicara profesional dalam prosesi pemakaman yang disebut Trauerredner.

Mereka dipekerjakan untuk membaca eulogi di pemakaman, meskipun tidak mengenal almarhum secara pribadi.

Di beberapa bagian Afrika, pelayat profesional dibayar untuk meneteskan air mata.

Novel yang terbit pada 1995 berjudul Ways of Dying oleh penulis Afrika Selatan, Zakes Mda, menceritakan kisah Toloki, seorang pelayat profesional yang melakukan perjalanan melewati kota-kota kumuh di Afrika Selatan setelah keruntuhan rezim apartheid.

Di India, tepatnya di Rajasthan ada tradisi yang lebih eksploitatif, di mana perempuan dari kasta yang lebih rendah bekerja sebagai pelayat profesional untuk pria kaya.

Mereka mengungkapkan kesedihan yang secara sosial tidak dapat diterima apabila ditampilkan oleh anggota keluarga dari kasta pria itu.

Baca juga: Tidak Mendapat Perawatan Medis, Tabib Suku Amazon Obati Pasien Covid-19 dengan Resep Tradisional Nenek Moyang

Menangislah, tidak apa-apa

China punya sejarah panjang tentang pelayat profesional, yakni sejak Dinasti Han.

Profesi ini telah mengalami kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi pernah dilarang selama masa revolusi kebudayaan.

Saat ini, para pelayat profesional di China dapat juga bertindak ekstrem dengan melakukan penghormatan secara emosional kepada almarhum, diikuti dengan pertunjukan teatrikal.

Terkadang mereka juga melakukan tari perut untuk meringankan suasana.

Nuansa teatrikal sebagai sarana untuk melepaskan emosi juga hadir dalam tradisi pemakaman di Yunani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com