Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Kulit Hitam Sering Jadi Korban, Larangan Pakai "Saggy Pants" Akan Dicabut

Kompas.com - 19/09/2020, 20:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber People

OPA-LOCKA, KOMPAS.com - Larangan memakai "Saggy Pants" alias celana longgar yang telah diberlakukan selama 13 tahun akan segera dicabut di Opa-locka, Florida setelah pakar menyebut tindakan larangan itu hanya menargetkan orang kulit hitam.

Komisi kota Opa-locka dalam jajak pendapat pekan ini mencabut larangan memakai celana longgar, menurut keterangan People, Senin (14/9/2020).

Pada Rabu, (9/9/2020), komisi kota Opa-Locka dalam jajak pendapat memilih untuk mengakhiri resolusi 2007 dan 2013 yang mengizinkan Otoritas untuk menahan orang yang memakai celana longgar atau "saggy pants" yang menunjukkan celana dalam mereka menurut laporan CNN.

Baca juga: Berkumpul untuk Pawai Hak Sipil Kulit Hitam, Massa Orasikan Kebrutalan Polisi Kulit Putih

"Saya tak pernah mendukung (aturan) itu, bahkan sebagai warga," ujar wakil Wali Kota Chris Davis yang mendukung pencabutan kepada Miami Herald.

"Saya merasa hal itu tidak proporsional dan memengaruhi segmen tertentu dari warga kami, yakni para remaja laki-laki Afro-Amerika."

Resolusi 2007 menyatakan bahwa pria akan ditahan jika memakai celana kendor di gedung-gedung dan taman-taman kota, sementara peraturan tahun 2013 mengubah dengan menambahkan wanita dan tempat umum menurut laporan CNN. 

Baca juga: Saya Ingin Anak-anak Saya Bangga Menjadi Orang Kulit Hitam

Denda dari melanggar aturan itu bahkan mencapai 500 dollar AS atau sekitar Rp 7,4 juta.

"Sejak diberlakukan, Undang-undang secara tidak proporsional ini memengaruhi segmen tertentu dari warga kami, termasuk pria dan wanita kulit hitam dan coklat," ungkap kota itu menjelaskan dalam sebuah pernyataan.

"Komisi setuju untuk mencabut Undang-undang yang memilih pendekatan yang kurang agresif dalam mendidik konstituen kami untuk mendorong berpakaian yang pantas," lanjut pernyataan itu.

Laporan Miami Herald tentang pencabutan UU itu termasuk menurunkan rambu-rambu soal larangan itu yang dipasang di sekitar kota.

Baca juga: Misteri Banyak Orang Kulit Hitam Tewas Gantung Diri, Publik Ragukan Hasil Penyelidikan

 

"Rambu-rambu harus diturunkan," kata Wali Kota Matthew Pigatt tentang rambu-rambu larangan berpakaian celana longgar. Dia mengatakan itu selama pertemuan virtual komisi.

Wakil Wali Kota Chris Davis mengatakan kepada CNN bahwa Undang-undang tersebut bisa muncul sebagai "predator" karena populasi Opa-locka didominasi oleh orang Afrika-Amerika dan Hispanik (keturunan Spanyol).

"Ketika Anda mengesahkan Undang-undang seperti itu, mereka bisa tampak (sebagai) predator jika tidak diterapkan dengan hati-hati," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com