Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Penjaga Kamp Konsentrasi Nazi Terbukti Bunuh 5.000 Tahanan di Usia 93 Tahun

Kompas.com - 23/07/2020, 21:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

HAMBURG, KOMPAS.com - Seorang mantan penjaga kamp konsentrasi Nazi Jerman diputus bersalah atas pembunuhan lebih dari 5.000 tahanan, di usia 93 tahun.

Eks penjaga yang bernama Bruno Dey dijatuhi suspended prison (penangguhan penjara) selama dua tahun oleh pengadilan di kota Hamburg.

Dey mendapat mandat untuk mengelola kamp konsentrasi di Stutthof ketika Nazi Jerman menyerang dan menduduki Polandia saat Perang Dunia II.

Baca juga: Berusia 95 Tahun, Eks Penjaga Kamp Konsentrasi Dideportasi dari AS

Hukuman atas mantan sipir berusia 93 tahun itu diyakini merupakan yang terahir di era Nazi, seperti diberitakan BBC Kamis (23/7/2020).

Sebabnya, saat ini baik penyintas maupun pelaku sudah sangat tua, dengan beberapa kasus ingatan mereka dilaporkan mulai memudar.

Dey awalnya diadili di pengadilan anak-anak karena usianya masih 17 tahun, dengan perbuatannya terjadi antara Agustus 1944 dan April 1945.

Permintaan maaf dari "neraka kegilaan"

Selama persidangan berdurasi sembilan bulan, dia mendengarkan keterangan para korban, dan bersikukuh tak terlibat dalam pembunuhan massal.

Dalam pernyataan terakhirnya, Dey mengaku "terguncang" atas kesaksian penyintas, dan meminta maaf bagi siapa pun yang "lolos dari neraka kegilaan" itu.

Meski begitu, Dey menyatakan bahwa dia sama sekali tidak mengetahui "seberapa parah" Kamp Stutthof hngga persidangan digelar.

Saat memutus Dey bersalah, hakim mengapresiasi karena bersedia terus hadir sepanjang sidang. Tapi menyoroti penolakan keterlibatannya.

Baca juga: Foto Korban Kamp Konsentrasi Nazi Jerman di Auschwitz Dipublikasikan

Dalam sidang Januari, sejarawan yang jadi saksi ahli mengatakan, Dey awalnya dikirim ke kamp dengan posisi sebagai tentara Wehrmacht.

Saat itu, dia belum bergabung dengan unit SS hingga September 1944. Dalam pandangan sejarawan, seharusnya Dey minta ditransfer ke unit lain sebelum masuk ke dalam skuad pembunuh SS.

Sang mantan sipir mengungkapkan dia mengetahui mengenai kamar gas di Stutthof dan melihat "penderitaan para korban dan tubuh mereka yang kurus".

Meski begitu, tim kuasa hukumnya menjelaskan Dey bukanlah figur penting dan tak terlibat dalam pembunuhan lebih dari 5.000 tahanan, tepatnya 5.230 orang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sekutu Bebaskan Kamp Konsentrasi Dachau

Sementara jaksa penuntut mempunyai bukti Dey tak hanya tahu apa yang terjadi. Dia juga berkomunikasi dengan tawanan dan mencegah mereka kabur.

"Ketika Anda terlibat dalam mesin pembunuh massal, tentunya tidak mudah bagi Anda untuk mengesampingkannya begitu saja," jelas Jaksa Lars Mahnke dalam pernyataannya.

Stutthof, berlokasi di dekat kawasan yang kini menjadi kota Gdansk, disulap menjadi kamp konsentrasi pada 1942 oleh Nazi.

Tempat tersebut menjadi kamp pertama yang dibangun di Jerman, dan terakhir dibebaskan oleh militer Uni Soviet pada 9 Mei 1945.

Para penjaga mulai menggunakan kamar gas pada Juni 1944, dengan lebih dari 65.000 tawanan diyakini tewas baik karena kelaparan maupun eksekusi.

Baca juga: Paus Fransiskus: Penampungan Pengungsi Tak Ubahnya Kamp Konsentrasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com