BENGALURU, KOMPAS.com - Seorang pria di Bengaluru, India, dilaporkan meninggal setelah ditolak 18 rumah sakit karena takut tertular Covid-19.
Laki-laki itu mengalami gejala napas pendek selama lebih dari satu hari. Tapi, dia tidak segera diperiksa karena kurangnya alat tes virus corona.
Pada 28 Juni, dia meninggal dengan kalimat terakhirnya sebagai berikut: "Saya tak kuat lagi. Tolong bawa saya ke rumah sakit. Saya tak bisa bernapas".
Baca juga: Viral Driver Ojol Pakai Masker Gas karena Takut Terkena Virus Corona
Berdasarkan laporan media di India, pada Minggu (28/6/2020) keluarga pria itu sudah menghubungi 32 rumah sakit, dan mengunjungi 18 di antaranya.
Bahkan seperti dilansir Gulf News Rabu (1/7/2020), beberapa dari rumah sakit itu merupakan lokasi rujukan bagi pasien Covid-19.
Sayangnya, tidak ada satu pun fasilitas medis di Bengaluru yang bersedia menerima dan merawat pria berusia 52 tahun tersebut.
Insiden itu pun viral, dengan netizen mengecam sikap apatis tim medis dan kurangnya sisi kemanusiaan yang ditunjukkan dalam kasus itu.
"Situasi yang menyedihkan. Sepertinya kemanusiaan sudah mati di sini. Ditolak oleh 18 rumah sakit," jelas akun Twitter @shrikantbhure.
Dilaporkan Times of India, pria yang merupakan pengusaha garmen di Austin, mengeluh demam tinggi dan susah bernapas, yang merupakan gejala virus corona, pada Sabtu (27/6/2020).
Keponakan pria yang tak disebutkan identitasnya itu mengungkapkan, dia segera membawa pamannya ke RS Bowring dan Lady Curzon.
Namun, dua fasilitas itu menolak. Mereka terpaksa pulang dengan si keponakan mengatakan untuk melewati malam, pamannya mendapat bantuan oksigen.
Paginya, mereka membawa korban ke laboratorium di Rajajinagar untuk dites, dan mencoba mencari lagi RS dengan bantuan "tokoh berpengaruh".
"Kami memohon di depan rumah sakit. Kemanusiaan sepertinya sudah mati. Mereka bahkan tidak bersedia membuka pintu ambulans," jelas keponakannya.
Pada Minggu malam waktu setempat, keponakan lelaki itu membawanya kembali ke Bowring dan Lady Curzon disertai bukti tes.
Salah satu dari rumah sakit itu kemudian menerimanya. Tetapi sebelum sempat dibawa ke dalam untuk dirawat, pria itu mengembuskan napas terakhir.
"Kami tidak tahu apakah paman kami terinfeksi Covid-19, atau kami kehilangan dia karena atmosfer yang ditimbulkan akibat ketakutan terhadap virus," keluhnya.
Pejabat dari Dinas Administrasi India, Pankaj Kumar Pandey, menyatakan bahwa pasien tidak boleh ditolak karena mengalami gejala virus corona.
Baca juga: Tak Punya Identitas dan Ditolak Rumah Sakit, Fakta Kakek Reaktif Corona Meninggal di Angkot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.