Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pelaku Pembunuh Gorila 'Rafiki' Ditangkap

Kompas.com - 15/06/2020, 12:14 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Aljazeera

KAMPALA, KOMPAS.com - 4 orang pria ditangkap pada Sabtu (13/6/2020) atas pembunuhan yang mereka lakukan terhadap Rafiki, seekor gorila Silverback di Uganda.

Pihak berwenang untuk satwa liar di Uganda telah menangkap 4 pria yang membunuh seekor gorila gunung berusia 25 tahun bernama Rafiki. 

Rafiki adalah gorila silverback berjenis kelamin jantan dan merupakan sosok paling populer di Taman Nasional Bwindi Impenetrable.

Rafiki ditemukan tewas setelah hilang pada 1 Juni lalu. Tubuhnya ditemukan penuh luka keesokan harinya.

Baca juga: Rafiki, Gorila Terkenal yang Terancam Puncah, Mati Ditombak oleh Pemburu

Salah satu pria yang ditangkap mengaku membunuh gorila Rafiki untuk membela dirinya. Hal itu disampaikan oleh pihak berwenang Margasatwa Uganda (UWA) yang dikelola pemerintah pada Jumat kemarin.

Dia mengklaim gorila itu telah menyerangnya dan rekannya yang sedang berburu.

Menurut keterangan UWA, keempat pria itu telah ditangkap "setelah sebuah laporan pasca kematian gorila itu mengungkapkan bahwa gorila itu mengalami cedera oleh benda tajam yang menembus bagian kiri atas perut hingga ke organ-organ internal."

Baca juga: Mengenaskan, Empat Gorila Langka di Uganda Mati Tersambar Petir

Salah satu pria yang ditangkap ditemukan memiliki daging babi liar, tali dan jerat kawat juga tombak.

Rafiki adalah ketua dari kelompok gorila beranggotakan 17 ekor bernama Nkuringo.

Taman Nasional Bwindi Impenetrable, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO dekat perbatasan Uganda dengan Republik Demokratik Kongo, adalah sepetak hutan tropis lebat seluas 320 kilometer persegi yang merupakan rumah bagi primata, gajah, antelop dan satwa liar lainnya.

Wisatawan sebagian besar tertarik mengunjungi taman nasional yang memiliki sekitar 400 gorila gunung, jumlahnya kira-kira setengah dari populasi dunia.

Baca juga: Tertangkap Kamera, Gorila Makan Sambil Bernyanyi dan Kentut

Namun, pengunjung telah turun secara dramatis selama pandemi virus corona, menempatkan tekanan pada populasi lokal dan upaya konservasi yang bergantung pada dana yang ada.

Laporan perburuan satwa liar yang merajalela di taman bermain Uganda, dengan polisi sering mengumumkan penyitaan produk satwa liar yang diperoleh secara ilegal seperti gading, tanduk badak dan sisik pangolin juga meningkat di tengah berkurangnya kegiatan karena wabah virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com