Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Melanda Kamerun, Presidennya Diam Saja

Kompas.com - 07/04/2020, 17:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YAOUNDE, KOMPAS.com - Presiden Kamerun Paul Biya mendapat banyak kecaman akibat diam saja saat virus corona telah memasuki negara pimpinannya.

Pemimpin berusia 87 tahun itu belum sekalipun berpidato untuk rakyatnya, padahal Covid-19 telah masuk Kamerun dalam sebulan terakhir.

Data terbaru di Worldometers menyebutkan Kamerun memiliki 658 kasus virus corona dengan 9 korban meninggal dan 17 pasien pulih.

Baca juga: Sarankan Tes Vaksin Virus Corona di Afrika, 2 Dokter Perancis Dikecam

Statistik tersebut membuat Kamerun menjadi negara dengan dampak terparah kedua di benua Afrika setelah Afrika Selatan.

Selain wabah virus corona, Kamerun juga menghadapi 2 konflik kekerasan yaitu melawan pasukan milisi Boko Haram di utara dan melawan separatis berbahasa Inggris di barat.

Lalu kini Kamerun harus berjuang lagi di "perang ketiga" bersama para dokter dan perawat yang kekurangan masker serta ventilator untuk merawat pasien Covid-19.

Baca juga: Saat Petir Menyambar, 20 Orang Tewas Tersengat Listrik di Kongo, Afrika Tengah

Selama 37 tahun Biya berkuasa, rakyat telah terbiasa dengan ketidakhadirannya dalam waktu yang lama, terutama karena masalah kesehatan.

Akan tetapi kebisuannya atas pandemi ini langsung menimbulkan kecaman keras di mana-mana.

Pada 11 Maret Biya sempat berpose di depan kamera setelah pembicaraan dengan duta besar Amerika Serikat (AS), tapi tidak berbicara kepada pers.

Baca juga: Virus Corona Meluas di Afrika, 13 Negara Tertular dalam Seminggu Terakhir

Enam hari berselang melalui Facebook-nya ia mendesak Kamerun menaati langkah-langkah pemerintah untuk melawan virus corona.

Namun sejak itu belum ada kata-kata dari kepala negara yang telah melalui banyak krisis sejak menjabat pada 1982 tersebut.

Bukan pembicara utama

Dilansir dari AFP, rekam jejak Biya menunjukkan dia bukan pembicara utama, hanya tampil 3-4 kali dalam setahun.

Baca juga: Kisah Orang Afrika Pertama yang Terpapar Virus Corona dan Sudah Sembuh

Namun Stephane Akoa seorang peneliti mengatakan, "Dalam konteks seperti ini, pesan presiden sangat penting."

Jumat (3/4/2020) opisisi Biya yang menempati urutan kedua di pemilu 2018, Maurice Kamto, menuntut presiden harus berpidato di hadapan rakyat dalam 7 hari.

"Jika tidak, rakyat akan menilainya gagal. Diamnya Biya menjadi (tindak) kriminal," tegas Kamto.

Baca juga: Tipu Korban, WN Kamerun Mengaku Bisa Gandakan 100.000 Dollar AS Jadi Tiga Kali Lipat

Sejauh ini pembaruan dan tanggapan pemerintah Kamerun tentang virus corona dipegang oleh Menteri Kesehatan Anak Muda Malachie Manouda.

Namun kritik semakin deras menghujam Biya kala jumlah kasus Covid-19 meningkat dari 142 ke 658 hanya dalam seminggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Global
Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Global
Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Global
Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Global
Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Global
Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Global
PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

Global
Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Global
PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

Global
[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

Global
Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Global
Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Global
Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Global
Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com