Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biksu Buddha di Thailand Ciptakan Masker Wajah dari Plastik Daur Ulang

Kompas.com - 23/03/2020, 21:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang biksu Buddha menulis doa pada sebuah masker wajah berwarna oranye.

Doa itu berbunyi sebuah permohonan agar penderitaan yang ditimbulkan virus corona segera berakhir. Masker wajah itu bukan masker biasa, namun terbuat dari plastik daur ulang.

Thailand sejauh ini memiliki jumlah kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara. Selama akhir pekan, infeksi bisa meningkat dua kali lipat. Kini total infeksinya mencapai 721 kasus.

Perbatasan negara dan ruang-ruang publik telah ditutup. Sekelompok biksu inovatif di dekat Bangkok mendekatkan diri kepada ajaran Buddha sebagai upaya mereka mengatasi penyakit virus corona.

Baca juga: Bertambah 3, Total WNI Positif Virus Corona di Singapura Jadi 22

Kuil Chak Daeng terkenal dengan kampanye yang dipimpin oleh kepala biara, Abbot Pranom, yang sadar akan lingkungan untuk menghasilkan pakaian jubah dari 15 ton sampah plastik botol yang diterima setiap bulannya.

Biksu dan relawan menenun serat benang sintetis yang diekstraksi dari plastik dengan kapas ke tumpukan kain berwarna kuning (warna kuningnya dihasilkan dari saffron).

Abbot Pranom Dhammalangkaro pada bulan lalu mulai memproduksi beberapa masker wajah (dengan bahan daur ulang itu) sebagai upaya perlindungan kepada orang-orang.

Lapisan filter tambahan dijahit pada lapisan dalam yang dikatakan Abbot Pranom sebagai perlindungan dari tetesan semprotan yang potensial.

Baca juga: Langgar Lockdown Virus Corona agar Bisa Berkencan, Wanita di Spanyol Ditangkap

Untuk ketenangan pikiran, 'master jimat' Wat Chak Daeng menulis doa di masker-masker wajah tersebut.

Dia menyugestikan bahwa untuk mengetahui suatu masalah adalah menemukan cara untuk mengakhiri penderitaan.

Banyak umat Buddha percaya bahwa menemukan sumber masalah seseorang adalah menempatkan orang itu pada jalan menuju pencerahan.

Baca juga: Update Virus Corona 23 Maret: Jerman Batasi Perkumpulan 2 Orang | Korban Harian di Italia Turun

 

Tapi Abbot mengakui bahwa tidak semua orang percaya akan doa. "Bagi mereka yang tidak percaya pada hal semacam ini, tidak akan ada bedanya," ujar Abbot.

Sementara itu, Abbot juga mengimbau kepada umat Buddha di Thailand agar tidak melakukan panic buying seperti yang telah terjadi di akhir pekan.

Dia meminta umat Budhha untuk tetap berhati-hati dalam melewati krisis.

Baca juga: Virus Corona, Dokter Italia Temukan Pneumonia Aneh sejak November 2019

Di negara tetangga Thailand, di Myanmar, tidak ada klaim kasus infeksi membuat orang-orang skeptis.

Para biksu Buddha juga telah berdoa sungguh-sungguh untuk mencoba melindungi negara mereka.

Satu kelompok Buddha bahkan menaiki balon udara untuk memercikkan 'air suci' di atas wilayah Bagan yang mana banyak terdapat kuil di sana.

Baca juga: Ajak Kambing Peliharaan Jalan-jalan di Saat Lockdown Virus Corona, Pria di Spanyol Didenda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com