Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Virus Corona di Korsel Lebih Kecil dari AS, Kenapa?

Kompas.com - 09/03/2020, 11:33 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Dikutip dari The National IHR Focal Point (NFP) Republik Korea, kasus infeksi virus corona pertama kali diumumkan di Korsel pada 20 Januari 2020.

Pasien infeksi pertama merupakan warga negara China, berusia 35 tahun yang baru tiba di Incheon International Airport dalam kondisi demam yang terdeteksi melalui alat thermal scanning. Pasien itu kemudian dikarantina di National Designated Hospital.

Di hari yang sama pada 20 Januari, AS juga mengumumkan kasus pertama mereka akan infeksi virus corona.

Enam pekan berikutnya, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS melaporkan sekitar 1.500 orang telah melewati tes. AS menemukan 221 kasus terkonfirmasi dan 12 angka kematian atau sekitar 5 persen.

Sementara di Korea Selatan pada enam pekan berikutnya mengonfirmasi 6.000 kasus infeksi dan kematian 35 orang atau sekitar 0.6 persen.

Angka kematian di Korsel relatif jauh lebih kecil dibandingkan AS . Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Baca juga: Korsel Laporkan Penurunan Angka Infeksi Virus Corona

Uji Virus Corona Lebih Dini, Lebih Banyak, Lebih Baik

Meski sama-sama mengumumkan kasus infeksi di hari yang sama, Korsel memiliki rata-rata angka kematian yang relatif lebih kecil dibanding jumlah kasus infeksinya. Juga, lebih kecil dari AS.

Rupanya, faktor utama yang mendukung minimnya angka kematian akibat virus corona di Korsel ada pada penanganan dini, banyak dan cepat yang dilakukan pemerintah Korsel.

Dalam enam pekan yang sama, AS hanya memeriksa 1.500 warganya sementara Korea Selatan sudah memeriksa sebanyak 140 ribu warga.

Korea Selatan mampu mengadakan uji virus corona sebanyak 10 ribu per hari. Pemerintahnya bahkan telah membuat drive-thru testing clinic yang mampu mendeteksi virus corona dalam waktu kurang dari 10 menit.

Drive-thru testing clinic sejauh ini mampu mengurangi penggunaan waktu pemeriksaan sampai sepertiga dari 24 jam yakni sebanyak 8 jam.

Respon cepat ini memungkinkan Korsel mendeteksi lebih dari 6000 pasien virus corona, di mana sekitar 35 orang di antaranya meninggal.

Itu berarti persentase kematian di Korsel pada saat itu sekitar 0,6 persen dengan paradigma angka kematian adalah perhitungan jumlah kematian yang diketahui dari total jumlah kasus terkonfirmasi. Namun angka-angka ini terus berubah sampai sekarang.

Upaya itu dinilai sangat efektif. Tidak mengherankan jika angka kematian di Korsel lebih rendah dibanding angka infeksinnya. Karena upaya mereka melakukan uji pemeriksaan virus corona pada warganya sangat cepat, efektif waktu, memuat banyak kapasitas dan bersifat dini.

Baca juga: 6 Mitos tentang Pencegahan Virus Corona yang Perlu Anda Tahu

Drive-Thru Testing Clinic di Korsel

Dilansir dari Reuters, pemeriksaan melalui drive-thru dilakukan pada banyak tempat umum seperti area parkir gedung kantor mau pun tempat umum lain.

Dari dalam mobilnya, seorang supir diperiksa petugas medis yang memakai pakaian pelindung hazmat lengkap.

Supir itu diperiksa mulai dari suhu tubuh sampai bagaimana mereka bernapas. Apakah mereka memiliki demam atau kesulitan dalam bernapas. 

Petugas medis memeriksa dari luar pintu melalui jendela mobil yang terbuka. Supir itu diperbolehkan masuk ketika pemeriksaan selesai dan dia dinyatakan negatif.

Antrian lain di dalam kendaraan juga terjadi di kota Goyang. Para pengendara mobil diminta berhenti sejenak untuk diperiksa. Pemeriksaan tidak lebih dari 10 menit pada tiap kendaraan. 

"Tadinya saya pergi ke pusat kesehatan masyarakat dan harus menunggu lebih dari satu jam. Jadi ini (pemeriksaan drive-thru) lebih mudah dan cepat." Ungkap salah satu pengendara. 

Tidak ada satu pun dari pengendara mobil dan petugas medis yang memberikan nama mereka. Hal itu dikarenakan stigma terhadap mereka yang melakukan pemeriksaan cukup membuat masyarakat khawatir.

Baca juga: Pemerintah Singapura Umumkan WNI Ketiga Positif Corona

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Global
Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com