Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pascapenembakan Moskwa, Pekerja Migran Ramai-ramai Tinggalkan Rusia

Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke arah penonton konser lebih dari seminggu yang lalu dalam serangan terburuk di Rusia dalam dua dekade yang menyebabkan sedikitnya 144 orang tewas.

Empat tersangka pria bersenjata adalah warga negara Tajik dan ditangkap bersama tujuh tersangka lainnya, beberapa di antaranya juga berasal dari negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah.

"Kami menerima banyak telepon. Ini kemungkinan besar bukan keluhan pelecehan, tapi ketakutan terhadap warga kami, panik, banyak yang ingin pergi. Kami sekarang memantau situasi, kami melihat lebih banyak orang yang datang (ke Tajikistan) daripada pergi," kata Shakhnoza Nodiri, wakil kepala kementerian, seperti dikutip oleh kantor berita Rusia TASS, dilansir dari Reuters.

Tajikistan menahan sembilan orang minggu ini yang diduga memiliki hubungan dengan penembakan massal tersebut dan juga kelompok militan ISIS yang mengaku bertanggung jawab.

Kekurangan tenaga kerja dalam perekonomian Rusia mungkin menjadi lebih buruk karena arus keluar pekerja migran, dengan defisit di industri konstruksi tumbuh sebesar 36 persen tahun ini dibandingkan tahun 2022, kata Anton Glushkov, presiden Asosiasi Pembangun Nasional (NOSTROY).

Bank Sentral Rusia mengatakan bahwa kekurangan staf dan lonjakan gaji merupakan salah satu risiko terhadap inflasi yang memaksa mereka untuk mempertahankan suku bunga utama tetap tinggi.

Kementerian Tenaga Kerja Tajikistan memperkirakan arus keluar migran dari Rusia hanya bersifat sementara.

Menurut situs web kementerian, 652.014 tenaga kerja migran meninggalkan negara tersebut pada tahun 2023 dibandingkan dengan 775.578 pada tahun 2022.

https://www.kompas.com/global/read/2024/03/31/114500570/pascapenembakan-moskwa-pekerja-migran-ramai-ramai-tinggalkan-rusia

Terkini Lainnya

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke