Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saking Parahnya, Gempa Bumi di Afghanistan Disebut Bencana di Atas Bencana

WFP pun mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara yang dilanda perang tersebut.

Bantuan yang terbatas membuat pekerjaan pertolongan menjadi sulit setelah gempa bumi dan gempa susulan sejak Sabtu (7/10/2023) mengguncang negara konservatif ini.

Dilansir dari Guardian, guncangan gempa menewaskan sedikitnya 2.400 orang dan melukai lebih dari 2.000 lainnya, kata pemerintah yang dikuasai Taliban.

Hal ini menjadikan gempa-gempa ini sebagai salah satu yang paling mematikan di dunia sepanjang tahun ini, setelah gempa-gempa di Turkiye dan Suriah yang menewaskan sekitar 50.000 orang.

"Di Afghanistan, ini adalah bencana di atas bencana, di atas bencana, di atas bencana," kata Philippe Kropf, kepala komunikasi Program Pangan Dunia (WFP) Afghanistan.

"Kami memiliki 50 juta orang yang tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya, dan Program Pangan Dunia hanya mampu mendukung 3 juta orang karena kekurangan dana yang sangat besar," ujar Kropf di Herat, sebuah provinsi di bagian barat laut dimana WFP telah mulai mendistribusikan jatah makanan.

"Semua rumah telah rata dengan tanah dan pusat-pusat kesehatan telah menjadi puing-puing, tambahnya. "Mata pencaharian telah hancur."

WFP pada awalnya menyediakan 2.100 kilokalori per hari untuk setiap keluarga yang terdiri dari tujuh orang selama satu bulan.

Mereka mungkin akan mempertimbangkan bentuk bantuan lain seperti uang tunai dalam beberapa minggu ke depan, ujar Kropf.

Untuk memerangi malnutrisi, WFP telah mendistribusikan biskuit berenergi tinggi dan selai kacang khusus.

Perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari korban cedera di Afghanistan, kata Dr.Alaa AbouZeid, kepala tanggap darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di negara itu.

Sistem perawatan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, telah menghadapi pemotongan yang melumpuhkan dalam dua tahun sejak Taliban mengambil alih dan banyak bantuan internasional, yang telah menjadi tulang punggung ekonomi, dihentikan.

Warga Afghanistan telah mengalami perang selama puluhan tahun, sejak perang untuk mengusir pasukan militer Uni Soviet pada 1979-1989 hingga upaya AS untuk menggulingkan pemerintah Taliban setelah serangan 11 September 2001, dan kemenangan Taliban pada 2021.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga-lembaga kemanusiaan mengurangi anggaran untuk rencana bantuan Afghanistan tahun 2023 menjadi 3,2 miliar dolar AS dari 4,6 miliar dolar AS pada awal tahun ini, setelah pemerintah Taliban membatasi pekerja bantuan perempuan.

https://www.kompas.com/global/read/2023/10/12/210000170/saking-parahnya-gempa-bumi-di-afghanistan-disebut-bencana-di-atas-bencana

Terkini Lainnya

NATO Akan Temui PM Hongaria di Tengah Ketegangan atas Perang Rusia-Ukraina

NATO Akan Temui PM Hongaria di Tengah Ketegangan atas Perang Rusia-Ukraina

Global
Keracunan Makanan di Sekolah Malaysia, 82 Orang Jadi Korban, 2 Tewas

Keracunan Makanan di Sekolah Malaysia, 82 Orang Jadi Korban, 2 Tewas

Global
Rangkuman Hari Ke-839 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jamin Tak Lagi Rekrut Warga Sri Lanka | Pidato Zelensky Diboikot di Jerman

Rangkuman Hari Ke-839 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jamin Tak Lagi Rekrut Warga Sri Lanka | Pidato Zelensky Diboikot di Jerman

Global
Blinken: Netanyahu Berkomitmen Dukung Usulan Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden

Blinken: Netanyahu Berkomitmen Dukung Usulan Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden

Global
Hamas Rilis Tanggapan Resmi soal Usulan Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden

Hamas Rilis Tanggapan Resmi soal Usulan Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden

Global
Blinken Berterima Kasih kepada Prabowo atas Dukungan RI pada Usulan Gencatan Senjata Gaza

Blinken Berterima Kasih kepada Prabowo atas Dukungan RI pada Usulan Gencatan Senjata Gaza

Global
Putra Joe Biden Divonis Bersalah atas 3 Tuduhan Terkait Kepemilikan Senjata Api

Putra Joe Biden Divonis Bersalah atas 3 Tuduhan Terkait Kepemilikan Senjata Api

Global
Hamas dan Jihad Islam Nyatakan Siap Capai Kesepakatan untuk Akhiri Perang Gaza

Hamas dan Jihad Islam Nyatakan Siap Capai Kesepakatan untuk Akhiri Perang Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Kompensasi Singapore Airlines Rp 162 Juta | Pesawat Wapres Malawi Ditemukan

[POPULER GLOBAL] Kompensasi Singapore Airlines Rp 162 Juta | Pesawat Wapres Malawi Ditemukan

Global
Sejarah Perang Kosovo dan Kontroversi Pemboman NATO

Sejarah Perang Kosovo dan Kontroversi Pemboman NATO

Global
Perang Saudara Sudan Mendekati Level Genosida

Perang Saudara Sudan Mendekati Level Genosida

Global
Rusia Jamin Tak Akan Rekrut Warga Sri Lanka Lagi untuk Perang di Ukraina

Rusia Jamin Tak Akan Rekrut Warga Sri Lanka Lagi untuk Perang di Ukraina

Global
Wapres Malawi Saulos Chilima Dipastikan Tewas, Pesawat Hancur Total

Wapres Malawi Saulos Chilima Dipastikan Tewas, Pesawat Hancur Total

Global
PBB Kaget 274 Warga Palestina Tewas Saat Israel Bebaskan 4 Sandera

PBB Kaget 274 Warga Palestina Tewas Saat Israel Bebaskan 4 Sandera

Global
Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke