Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Sidang PBB, Korea Utara Dikecam karena Belanjakan Dana Besar untuk Nuklir Saat Rakyatnya Kelaparan

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara dikecam di sidang Dewan Keamanan (DK) PBB pada Kamis (17/8/2023), karena membelanjakan dana besar-besaran untuk program senjata nuklirnya saat rakyatnya kelaparan dan kekurangan kebutuhan dasar.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Volker Turk, mengatakan kepada dewan, bahwa penduduk di Korea Utara telah mengalami penindasan politik yang semakin parah.

Mereka juga tengah dihadapkan pada kondisi ekonomi negara yang semakin memburuk, serta pelanggaran HAM yang sistematis dan meluas.

"Banyak pelanggaran yang saya sebutkan berasal langsung dari atau mendukung, peningkatan militerisasi Republik Demokratik Rakyat (RRDK)," katanya, dikutip dari AFP.

Dia menyinggung penggunaan kerja paksa yang meluas, termasuk oleh anak-anak untuk mendukung aparat militer negara dan kemampuannya untuk membuat senjata.

Sidang dengar pendapat yang diminta oleh Amerika Serikat ini merupakan yang pertama diadakan di Dewan Keamanan PBB mengenai HAM di Korea Utara dalam enam tahun terakhir.

Sidang itu dilakukan ketika Pyongyang telah mempercepat uji coba rudal berkemampuan nuklirnya pada tahun lalu, yang meningkatkan ketegangan di seluruh Asia Timur.

Dikelilingi oleh para diplomat dari lebih dari 50 negara, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengecam pelanggaran HAM dan pelanggaran yang menurutnya terkait erat dengan senjata pemusnah massal, serta pengembangan rudal balistik Korea Utara.

Elizabeth Salmon, pelapor khusus Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Korea Utara, mengatakan penutupan perbatasan yang berkepanjangan di negara itu, sebagai akibat dari sanksi global, telah menyebabkan peningkatan kesulitan bagi rakyat, termasuk kekurangan pangan.

"Konflik yang membeku ini digunakan untuk membenarkan militerisasi yang terus berlanjut di RRDK dengan dampak yang menghancurkan bagi rakyatnya," katanya.

Salmon menyebut, kebijakan Pyongyang adalah memprioritaskan sumber daya untuk militer.

"Kepemimpinan di RRDK terus menuntut warganya untuk mengencangkan ikat pinggang, sehingga sumber daya yang tersedia dapat digunakan untuk mendanai program nuklir dan rudal," katanya.

Ilhyeok Kim, seorang pembelot Korea Utara, bercerita kepada dewan, dirinya telah dipaksa pada usia muda untuk bekerja di ladang tanpa kompensasi, dan hasil panen yang mereka tanam semuanya diberikan kepada militer.

"Pemerintah mengubah darah dan keringat kami menjadi kehidupan mewah bagi para pemimpin dan rudal yang meledakkan kerja keras kami ke angkasa," katanya.

"Uang yang dihabiskan untuk satu rudal saja dapat memberi kami makan selama tiga bulan," tambah Ilhyeok Kim

Dalam sidang tersebut, sebagian besar anggota dewan mengecam memburuknya kondisi kehidupan dan HAM di Korea Utara, yang hidup di bawah sanksi keras yang diberlakukan oleh dewan dan negara-negara besar atas program senjata nuklirnya.

Meskipun tidak ada delegasi dari Pyongyang yang hadir di Dewan Keamanan, perwakilan dari China dan Rusia berpendapat bahwa ini bukanlah tempat untuk meninjau masalah hak asasi manusia Korea Utara.

Dmitry Polyansky, wakil duta besar Rusia untuk PBB, mengecam apa yang disebutnya sebagai upaya sinis dan munafik dari AS dan sekutunya untuk memajukan agenda politik mereka sendiri.

Kedua negara mengatakan bahwa diskusi tersebut tidak konstruktif dan tidak menawarkan solusi untuk menurunkan ketegangan strategis di wilayah tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2023/08/18/102900770/di-sidang-pbb-korea-utara-dikecam-karena-belanjakan-dana-besar-untuk

Terkini Lainnya

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Ajudan Netanyahu Bocorkan Sikap Israel soal Usulan Gencatan Senjata Baru yang Diumumkan BidenĀ 

Ajudan Netanyahu Bocorkan Sikap Israel soal Usulan Gencatan Senjata Baru yang Diumumkan BidenĀ 

Global
Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke