Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akhir Raja Kripto Sam Bankman-Fried, Pendiri FTX yang Kehilangan Rp 500 Triliun dalam Hitungan Hari

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hidup Sam Bankman-Fried “Raja Kripto,” pendiri FTX (bursa mata uang kripto), berubah drastis hanya dalam waktu kurang dari delapan hari.

Dia mengundurkan diri sebagai CEO FTX pada Jumat (14/11/2022) dan tak lama perusahaannya mengajukan kebangkrutan.

Mundurnya Sam Bankman-Fried dari posisi CEO itu dilakukan setelah dia menghadapi penyelidikan federal tentang caranya menangani keuangan perusahaan.

Selama beberapa tahun terakhir, internet dibanjiri dengan wawancara panjangnya, yang berbicara melalui obrolan video dari meja kantornya di Bahama.

Dalam beberapa wawancara itu, terdengar bunyi-bunyi klik yang mengganggu.

Saat khalayak mendengarkan kisahnya yang luar biasa dengan saksama, tentang bagaimana ia menjadi seorang multi miliarder dalam lima tahun, suara klik terdengar jelas dari mouse pengusaha Amerika itu.

"Klik, klik, klik,” bunyi itu terdengar cepat dan berentetan.

Sementara, mata Bankman-Fried menyisir layar di hadapannya, mereka yang menonton videonya tidak tahu jelas apa yang sebenarnya dia lakukan di komputernya.

Meski demikian, cuitannya memberi petunjuk yang cukup jelas.

"Saya terkenal karena bermain League of Legends saat melakukan panggilan telepon," cuitnya pada Februari 2021.

Pecinta gim

Mantan bos FTX (bursa mata uang kripto yang kini bermasalah) itu adalah seorang penggila gim komputer.

Dalam serangkaian cuitan ke hampir satu juta pengikutnya, dia menjelaskan alasannya.

Memainkan permainan pertempuran fantasi dalam tim adalah caranya untuk mengalihkan pikirannya dari dua perusahaan, yang berdagang miliaran dolar sehari, yang seharusnya dia kelola.

"Beberapa orang minum terlalu banyak; beberapa berjudi. Saya bermain League," katanya.

Sejak kerajaan mata uang kripto milik laki-laki berusia 30 tahun itu runtuh secara dramatis minggu lalu, anekdot lain tentang permainannya muncul kembali di dunia maya.

Dalam unggahan blog raksasa modal ventura Sequoia Capital, diceritakan bahwa Bankman-Fried sedang bermain League of Legends dengan sangat bersemangat, saat tengah melakukan panggilan video yang sangat penting dengan tim investasi mereka.

Namun, itu tampaknya sama sekali tidak membuat mereka kehilangan minat.

Grup itu tetap saja melanjutkan investasi senilai 210 juta dollar AS (sekitar Rp 3,26 triliun) di perusahaan FTX milik Bankman-Fried.

Pekan ini, Sequoia Capital menghapus unggahan blog itu dan sekarang mereka mengumumkan investasi di FTX sebagai kerugian.

Perusahaan itu bukan satu-satunya investor yang kehilangan banyak uang sejak kerajaan kripto senilai 32 miliar dollar AS (sekitar Rp 496,97 triliun) milik Bankman-Fried runtuh.

FTX memiliki sekitar 1,2 juta pengguna terdaftar yang menggunakan bursa itu untuk membeli token mata uang kripto seperti Bitcoin dan ribuan token lainnya.

Kini, banyak dari pedagang besar hingga penggemar kripto biasa yang bertanya-tanya, apakah mereka akan mendapatkan kembali uang mereka yang terperangkap di dompet digital FTX.

Itu adalah periode kejatuhannya yang memusingkan. Namun, kesuksesan Bankman-Fried juga punya kisah dramatisnya sendiri tentang risiko, penghargaan, dan sebuah beanbag.

Awal mula miliarder muda

Bankman-Fried berkuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT) - sebuah universitas riset AS bergengsi, tempat dia belajar fisika dan matematika.

Namun, sarjana muda yang cerdas itu mengatakan bahwa pelajaran-pelajaran yang dia dapat di asrama siswalah yang membuatnya menjadi kaya.

Dalam sebuah wawancara Radio BBC bulan lalu, dia ingat terseret dalam gerakan "altruisme yang efektif".

Altruisme yang efektif adalah komunitas orang-orang yang "mencoba mencari tahu hal-hal praktis apa yang dapat dilakukan dalam hidup untuk memberikan dampak positif sebanyak mungkin bagi dunia", katanya.

Jadi, seperti yang diingat oleh Bankman-Fried, dia memutuskan masuk ke dunia perbankan, untuk menghasilkan uang sebanyak yang dia bisa dan menyalurkannya ke tujuan yang baik.

Dia belajar perdagangan saham selama tugas singkat di perusahaan jual-beli saham bernama Jane Street di New York. Namun, dia bosan dan memutuskan untuk bereksperimen dengan Bitcoin.

Dia memperhatikan variasi nilai Bitcoin di berbagai bursa mata uang kripto dan mulai melakukan arbitrase - membeli Bitcoin dari tempat yang menjualnya dengan harga murah dan menjualnya ke tempat lain yang memberikan harga lebih tinggi.

Setelah sebulan menghasilkan keuntungan yang tidak terlalu tinggi, dia berkumpul dengan beberapa teman kuliahnya dan memulai bisnis jual-beli saham bernama Alameda Research.

Bankman-Fried mengatakan langkah itu tidak mudah dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyempurnakan teknik memindahkan uang masuk dan keluar dari bank dan lintas perbatasan negara.

Namun, setelah sekitar tiga bulan, dia dan tim kecilnya mendapatkan durian runtuh.

"Kami sangat sabar," katanya dalam podcast Jax Jones and Martin Warner Show setahun yang lalu.

"Kami terus menjalaninya. Jika seseorang berupaya menghalangi, kami menjadi kreatif, dan jika sistem kami tidak dapat menanganinya, kami membangun sistem baru untuk membawa kami melewati rintangan itu."

Pada Januari 2018, timnya menghasilkan 1 juta dollar AS (sekitar Rp15,5 miliar) setiap hari.

Seorang reporter bisnis CNBC baru-baru ini bertanya kepada Bankman Fried, bagaimana rasanya menghasilkan uang sebanya itu.

Secara intelektual dan menurut metodologinya, katanya, "itu masuk akal. Tapi secara mendalam, itu mengejutkan saya setiap hari," katanya.

Sam Bankman-Fried resmi menjadi miliarder pada 2021, berkat bisnis sekundernya yang lebih terkenal, FTX.

Bursa kripto itu tumbuh menjadi yang terbesar kedua di dunia dan raksasa di industrinya, dengan perdagangan per harinya mencapai 10-15 miliar dollar AS (sekitar Rp1.553-2.329 triliun).

Masa-masa kejayaan

Pada awal 2022, FTX memiliki nilai 32 miliar dollar AS (sekitar Rp497 triliun) dan merupakan merek populer, sampai digunakan untuk nama stadion NBA dan mendapat dukungan dari pesohor seperti Tom Brady dari NFL.

Sementara itu, Bankman-Fried tampaknya senang memberi tahu pengikut Twitter-nya tentang gaya hidupnya.

Dia sering tidur di beanbag di sebelah mejanya di kantor, katanya, dengan foto dia berbaring di sebelah stafnya, di dekat perangkat mereka.

Di tempat lain, dia membuat unggahan pada dini hari. "Tidak bisa tidur. Kembali ke kantor," tulisnya.

Impian Bankman-Fried untuk memberikan sejumlah besar uang untuk amal juga berjalan dengan baik.

Dalam wawancara Radio BBC bulan lalu, dia mengklaim telah memberikan "beberapa ratus juta sampai sekarang".

Kemurahan hatinya tidak hanya dicurahkan ke badan amal, dalam enam bulan terakhir, "Raja Kripto" itu diberi julukan lain - "Ksatria Putih Kripto".

Itu terjadi ketika harga mata uang kripto jatuh pada 2022, saat apa yang disebut "Crypto Winter" sedang mencapai puncaknya.

Sementara perusahaan-perusahaan lain di industri tersendat, Bankman-Fried membagikan dana talangan sebesar ratusan juta.

Ketika ditanya mengapa dia mencoba menopang perusahaan-perusahaan kripto yang bangkrut, dia mengatakan kepada CNBC: "Kondisi ini tidak akan baik dalam jangka panjang, jika kita mengalami kerugian dan kerusakan yang nyata. Dan itu tidak adil bagi pelanggan."

Dia juga mengklaim, dalam wawancara yang sama, memiliki cadangan 2 miliar dollar AS (sekitar Rp31 triliun), yang dapat dia gunakan untuk membantu perusahaan-perusahaan yang bangkrut.

Namun minggu awal November 2022, dia sendiri berkeliling industri yang sama, mencoba mengumpulkan uang untuk menyelamatkan perusahaan dan pelanggannya sendiri.

Runtuhnya Bursa Kripto FTX

Pertanyaan tentang stabilitas keuangan FTX yang sebenarnya mulai banyak beredar setelah sebuah artikel di situs CoinDesk menunjukkan bahwa raksasa perdagangan Bankman-Fried, Alameda Research, bertumpu pada pondasi yang sebagian besar terdiri dari koin yang berasal dari perusahaan saudara FTX, bukan aset independen.

Tuduhan lebih lanjut bahwa Alameda Research menggunakan simpanan pelanggan FTX sebagai pinjaman untuk perdagangan, dimuat di Wall Street Journal.

Awal dari akhir cerita kebangkrutan ini dimulai ketika pesaing utama FTX - Binance - secara terbuka menjual semua token kripto yang terkait dengan FTX beberapa hari kemudian.

CEO Binance Changpeng Zhao mengatakan kepada 7,5 juta pengikutnya bahwa perusahaannya akan menjual aset perusahaan itu dengan harga yang lebih rendah, "melihat pengungkapan baru-baru ini".

Cuitan itu memicu investor di FTX kabur. Pelanggan yang panik menarik miliaran dolar dari bursa kripto itu.

Alhasil perusahaan memutuskan untuk menghentikan penarikan dan Bankman-Fried mencoba mendapatkan dana talangan. Adapun Binance pada satu tahap sempat secara terbuka mempertimbangkan membeli semua saham, tapi akhirnya mundur.

Binance mengatakan laporan "dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan penyelidikan agensi AS" telah mempengaruhi keputusannya.

Sehari kemudian, FTX dinyatakan pailit.

Bankman-Fried meminta maaf dalam serangkaian cuitan yang mengatakan: "Saya benar-benar minta maaf, sekali lagi, kami berakhir di sini.

"Semoga ada cara-cara untuk pulih. Semoga ini dapat membawa transparansi, kepercayaan, dan tata kelola kepada mereka."

Dia juga mengatakan dia "terkejut melihat segala sesuatunya dipreteli dengan cepat."

Begitulah dunia kripto. Harga Bitcoin telah jatuh ke level terendah dalam dua tahun dan banyak yang bertanya-tanya - jika FTX bisa jatuh bersama dengan pemimpin ajaibnya, apa yang akan jatuh selanjutnya?

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/19/183100370/akhir-raja-kripto-sam-bankman-fried-pendiri-ftx-yang-kehilangan-rp-500

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke