Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pesawat NASA Tabrak Asteroid dengan Kecepatan 22.500 Km Per Jam untuk Ubah Orbit

DART--nama pesawat NASA tersebut--menabrak asteroid tidak berbahaya yang berjarak 9,6 juta kilometer jauhnya dari Bumi, dengan kecepatan 22.500 kilometer per jam

Para ilmuwan memperkirakan, dampak benturan akan menciptakan kawah, melemparkan bebatuan dan tanah ke luar angkasa, dan yang paling penting adalah mengubah orbit asteroid.

"Kita menabraknya!" kata Elena Adams dari Mission Control sambil melompat-lompat dan mengacungkan tangannya ke atas, dikutip dari Associated Press pada Selasa (27/9/2022).

Teleskop di seluruh dunia dan luar angkasa diarahkan pada titik yang sama di langit untuk mengabadikan momen itu.

Meskipun tabrakannya langsung terlihat, sinyal radio DART tiba-tiba berhenti dan akan membutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk menentukan seberapa banyak jalur asteroid berubah.

Misi senilai 325 juta dollar AS (Rp 4,92 triliun) ini adalah upaya pertama untuk menggeser posisi asteroid atau obyek alami lainnya di luar angkasa.

Sebelumnya pada hari itu, Kepala NASA Bill Nelson mengingatkan orang-orang melalui Twitter, "Tidak, ini bukan plot film."

Dia menambahkan dalam video yang direkam sebelumnya, "Kita semua pernah melihatnya di film seperti Armageddon, tetapi taruhannya di kehidupan nyata tinggi."

  • Mega-Asteroid Dua Kali Ukuran Big Ben Diperkirakan akan Tabrak Orbit Bumi
  • AS Luncurkan Pesawat Antariksa untuk Hantam Asteroid Agar Tidak Menabrak Bumi
  • Misteri Kamooalewa, Asteroid Merah yang Disebut Bulan Kecil

Cara kerja DART menabrak asteroid

Target DART adalah asteroid berukuran 160 meter bernama Dimorphous. Ini adalah moonlet dari Didymos (bahasa Yunani untuk kembaran).

Didymos yang berputar cepat ukurannya lima kali lebih besar dari Dimorphous. Didymos melemparkan material yang membentuk asteroid kecil-kecil.

Dimorphous dan Didymos sudah mengorbit matahari selama ribuan tahun tanpa mengancam Bumi, menjadikan mereka kandidat uji penyelamat dunia yang ideal.

Diluncurkan pada November 2021, DART (kependekan dari Double Asteroid Redirection Test) yang ukurannya hanya sebesar mesin penjual otomatis, diarahkan ke targetnya menggunakan teknologi baru yang dikembangkan oleh Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins selaku pembuat pesawat ruang angkasa dan manajer misi.

Kamera onboard Dart, bagian penting dari sistem navigasi pintar ini, mengamati Dimorphous hampir satu jam sebelum menabraknya.

Setelah tabrakan terjadi, pengendali penerbangan bersorak, berpelukan, dan saling tos. Misi mereka selesai, dan tim Dart langsung berselebrasi. Tidak ada kesedihan atas kematian pesawat luar angkasa itu.

“Dia memenuhi takdirnya,” kata Betsy Congdon, pimpinan mekanik Johns Hopkins.

Para ilmuwan bersikeras bahwa Dart tidak akan menghancurkan Dimorphous karena hanya seberat 570 kilogram, dibandingkan dengan asteroid yang ditabraknya berbobot 5 miliar kilogram.

Namun, itu seharusnya cukup untuk mengurangi orbitnya yang berputar selama 11 jam 55 menit di sekitar Didymos.

Tabrakannya akan mengurangi 10 menit dari itu. Pergeseran orbit sebesar 1 persen mungkin tidak terdengar banyak, menurut para ilmuwan, tetapi mereka menekankan itu akan menjadi perubahan signifikan selama bertahun-tahun.

https://www.kompas.com/global/read/2022/09/27/091500270/pesawat-nasa-tabrak-asteroid-dengan-kecepatan-22500-km-per-jam-untuk-ubah

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke