Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Eduard Bloch, Dokter Yahudi Sahabat Keluarga Hitler

Ketika menginjak usia 10 tahun, Hitler bersama keluarganya pindah ke kota Linz. Di kota inilah, keluarga Hitler mengenal Eduard Bloch, seorang dokter keturunan Yahudi.

Dr. Bloch adalah seorang dokter yang baik hati. Dia memasang tarif praktik sesuai dengan kemampuan pasien dan bahkan sering tidak memungut bayaran sama sekali.

Nama Dr. Bloch di kota Linz cukup terkenal. Sang dokter selalu siap sedia menangani pasien, termasuk ketika ada permintaan mendadak di malam hari atau di musim dingin.

Dr. Bloch juga tidak segan-segan mengunjungi para pasien di rumah mereka masing-masing meskipun mereka sudah sembuh. Eduard Bloch bukan hanya seorang dokter, tetapi juga orang yang religius.

Dia mengerti dengan baik bahasa Ibrani, sejarah dan ajaran Yahudi. Karena hal ini, Dr. Bloch dipilih sebagai pimpinan komunitas Yahudi di kota Linz.

Dokter Bloch merawat Klara Hitler

Awal perjumpaan Dr. Bloch dengan keluarga Hitler terjadi pada 14 Januari 1907. Ibunya Adolf Hitler yang bernama Klara Hitler menemui Dr. Bloch untuk memeriksakan sakit yang dirasakan di dadanya.

Bloch mendiagnosis bahwa Klara Hitler menderita kanker payudara. Bloch tidak mengatakan hasil diagnosis kepada Klara Hitler, tetapi menyampaikannya kepada anak-anaknya.

Ketika itu, Adolf Hitler masih berusia 18 tahun. Setelah mendengarkan diagnosis sang dokter, Hitler pun sangat terpukul.

"Air mata pun keluar dari matanya. Dia (Hitler) bertanya apakah ibunya sudah tidak lagi memiliki harapan kesembuhan. Aku menyadari bahwa cinta antara ibu dan anak ini begitu besar. Aku menjelaskan kepadanya (Hitler) bahwa harapan masih ada, tetapi kecil. Ternyata setitik harapan ini merupakan sebuah penghiburan bagi dirinya (Hitler),“ kata Dr. Bloch sebagaimana ditulis Brigitte Hamann dalam Hitlers Edeljude: Das Leben des Armenarztes Eduard Bloch (2008).

Setelah meninggalkan rumah sakit, penanganan kesehatan Klara Hitler ditangani Dr. Bloch. Klara Hitler adalah janda seorang pegawai pajak yang hidupnya ditopang oleh uang pensiun. Suaminya, Aloysius Hitler, meninggal pada 3 Januari 1903.

Klara Hitler melakukan kontrol secara rutin di tempat praktik Dr. Bloch. Kondisi Klara Hitler lama-kelamaan semakin memburuk sampai akhirnya dia hanya bisa berbaring di tempat tidur.

Pada 22 Oktober 1907, Dr. Bloch menyampaikan kepada keluarga Hitler bahwa sang ibu sudah tidak memiliki harapan lagi. Setiap hari, Dr. Bloch mengunjungi Klara Hitler yang terbaring di tempat tidur.

Hitler memang memiliki hubungan yang dekat dengan sang ibu. Sementara hubungan dengan sang ayah dapat dikatakan tidak harmonis. Pada saat kematian ayahnya, Hitler tidak menunjukkan raut kesedihan sama sekali.

Hitler sangat terpukul dengan ajal yang mendekati ibunya.

"Dia (Klara Hitler) menanggung penderitaanya dengan berani, tanpa keraguan atau keluhan. Akan tetapi sepertinya rasa sakit sang ibu menyiksa anaknya (Adolf Hitler). Wajahnya diliputi ketakutan melihat wajah sang ibu yang tersiksa karena menahan rasa sakit. Hampir tidak ada lagi yang bisa dilakukan,“ ucap Dr. Bloch.

Setiap hari, Dr. Bloch mengunjungi sinagoga untuk berdoa. Bukan tidak mungkin, nama Klara Hitler diucapkan dalam doanya.

Pada 21 Desember 1907, Klara Hitler menghembuskan nafas terakhirnya. Keesokan harinya, Dr. Bloch mendatangi keluarga Hitler di rumah duka.

Bloch menyaksikan sendiri bagaimana Adolf Hitler yang ketika itu masih berusia 18 tahun sangat terpukul dengan kematian ibunya.

Dr. Bloch mengatakan, “Di dalam menjalankan pekerjaan, aku sering melihat peristiwa semacam ini. Tidak ada yang meninggalkan kesan yang mendalam. Akan tetapi,…aku belum pernah melihat seseorang yang begitu terpukul seperti Adolf Hitler.“

Sehari setelah pemakaman, keluarga Hitler mengunjungi Dr. Bloch untuk mengucapkan terima kasih. Hitler sendiri mengatakan, "Aku akan selalu berterimakasih terhadap Anda, Tuan dokter.“ Dia mengatakan itu sambil menggenggam tangan Dr. Bloch.

Hitler pindah ke Wina dan jadi anti-semit

Ini adalah perjumpaan terakhir Dr. Bloch dengan Hitler. Dari tahun 1907-1913, Hitler mengadu nasib di kota Wina. Dr. Bloch menerima surat sebanyak dua kali dari Hitler. Surat yang pertama dikirim Hitler sekitar bulan September 1907 dari Wina.

Ketika itu, Hitler sedang mengikuti tes untuk masuk ke akademi seni di Wina. Surat yang kedua adalah ucapan tahun baru 1908. Selain surat, Hitler juga menghadiahkan sebuah lukisan hasil karyanya sendiri kepada Dr. Bloch.

Di dalam Mein Kampf (1943), Hitler hanya menyinggung sedikit sekali tentang peristiwa kematian ibunya. Hitler hanya mengatakan, "Ini adalah akhir dari penyakit yang berlarut-larut dan menyiksa. Sejak awal memang harapan akan kesembuhan sangat tipis. Meskipun demikian, peristiwa ini benar-benar memukul, sangat memukul diriku. Aku menghormati ayahku, tetapi aku mencintai ibuku.“

Nama Dr. Eduard Bloch sama sekali tidak disebut di dalam Mein Kampf. Apakah Hitler lupa terhadap sosok dan jasa Dr. Eduard Bloch?

Hitler tampaknya tidak lupa, tetapi sengaja tidak mencantumkan nama Dr. Bloch dalam karyanya tersebut. Mein Kampf bukan hanya sekedar biografi, tetapi juga progadanda ideologi.

Barangkali motif propaganda antisemitisme adalah penjelasan mengapa nama Dr. Bloch tidak disinggung dalam Mein Kampf.

Ingatan Hitler terhadap sosok Dr. Bloch terekam di dalam buku harian Karl Itzinger, seorang redaktur surat kabar sekaligus pendukung Nazi. Itzinger melakukan reportase terhadap penyambutan Hitler pada 12 Maret 1938 di kota Linz. Ketika itu, Hitler sedang berbicara kepada Adolf Eigl, seorang pejabat pemerintahan Austria.

Itzinger menuliskan percakapan kedua orang tersebut. Hitler berkata kepada Eigl, "Tolong katakan kepada saya, apakah Dr. Eduard Bloch yang baik hati masih hidup? Jika semua orang Yahudi seperti Dr. Eduard Bloch, maka tidak akan ada antisemitisme.”

Keesokan harinya, Adolf Eigl menyampaikan ucapan Hitler tersebut kepada Trude Kren, anak Dr. Bloch.

Dokter Bloch lari ke Amerika

Ekspansi kekuasaan Jerman di Austria pada 1938, langsung memicu gelombang pelarian terutama di kalangan keturunan Yahudi. Pihak Nazi langsung meyingkirkan tokoh-tokoh politik dari kalangan komunisme, sosial demokrat, dan orang-orang keturunan Yahudi.

Tempat tinggal ataupun tempat usaha orang Yahudi ditandai secara khusus dengan plakat dari kertas yang bertuliskan "Yahudi“. Masyarakat umum dilarang untuk membeli apapun di toko-toko Yahudi. Aset-aset milik keturunan Yahudi disita oleh negara.

Akan tetapi, tempat tinggal Dr. Bloch mendapat perlakuan khusus. Sebuah surat dari pejabat tinggi di Berlin memerintahkan pencopotan plakat "Yahudi“ di kediaman Dr. Bloch.

Akan tetapi, Dr. Bloch tidak mengindahkan perlakuan istimewa ini. Pihak Gestapo sendirilah yang akhirnya mencopot plakat "Yahudi“ di kediaman Dr. Bloch.

Menutupi masa lalunya adalah hal yang dilakukan Hitler setelah berhasil merebut Austria, terutama hubungannya dengan orang-orang Yahudi. Gestapo menyita benda-benda yang menyingkap hubungan baik Hitler muda dengan orang-orang Yahudi.

Pada 28 Maret 1938, datanglah pihak Gestapo ke kediaman Dr. Bloch. Mereka ingin menyita surat Hitler muda dan sebuah lukisan hadiah dari Hitler muda. Keluarga Dr. Bloch hanya dapat menyerahkan dua surat Hitler, sedangkan lukisan Hitler sudah tidak lagi disimpan.

Menurut Brigitte Hamann dalam Hitlers Wien: Lehrjahre eines Diktators (2012), Hitler muda tidak menunjukkan tanda-tanda sikap antisemitisme. Bahkan, ada kesan bahwa Hitler muda memiliki simpati terhadap keturunan Yahudi.

Pendapat Hamann ini didasarkan pada keterangan Reinhold Hannisch, sahabat Hitler. Hannisch dan Hitler tinggal di satu atap ketika sama-sama masih mengadu nasib di Wina. Hannisch kaget ketika teman yang dikenalnya dulu sudah berubah menjadi seorang penganut fanatik ideologi antisemitisme.

Semasa mengadu nasib di Wina, Hitler memiliki relasi yang baik dengan orang-orang Yahudi. Bahkan, Hitler menerima bantuan dari orang-orang Yahudi dan aksi-aksi sosial yang dikelola oleh organisasi-organisasi Yahudi.

Di dalam Mein Kapmf, Hitler menegaskan bahwa masa mudanya di Wina merupakan titik balik bagi dirinya sebagai penganut ideologi antisemitisme.

Apakah memang Mein Kampf mengatakan yang sebenarnya atau memanipulasi sosok Hitler muda demi sebuah propaganda ideologi?

Antisemitisme adalah jantung dari ideologi Nazi. Sikap antisemitisme Hitler adalah fakta sejarah yang tidak terbantahkan.

Pihak Gestapo memperlakukan Dr. Bloch secara berbeda. Konon, ada mandat khusus dari Berlin untuk mengistimewakan Dr. Bloch. Dengan adanya mandat tersebut, sang dokter dikecualikan dari beberapa aturan-aturan diskrimatif terhadap keturunan Yahudi.

Ketika orang Yahudi dilarang untuk memiliki tempat tinggal, Dr. Bloch masih tetap diperbolehkan menempati apartemennya. Dr. Bloch tidak dilarang untuk berkomunikasi dengan telepon dan telegraf.

Pada 30 September 1938, pemerintah Jerman mengeluarkan peraturan yang melarang praktik dokter keturunan Yahudi. Sehari sesudahnya, Dr. Bloch menutup tempat praktiknya.

Meskipun mendapat perlakuan khusus dari Gestapo, Dr. Bloch akhirnya memutuskan untuk bermigrasi ke Amerika Serikat. Pada bulan November 1940, Dr. Bloch bersama istrinya meninggalkan Austria. Terlebih dahulu, Dr. Bloch singgah di Lisabon, Portugal sebelum akhirnya berlayar menuju New York.

Pihak Gestapo mengatur keberangkatan Dr. Bloch secara khusus agar tidak mendapatkan kesulitan di titik-titik pemeriksaan. Dengan kereta api, Dr. Bloch meninggalkan kota Wina. Kereta melewati Jerman dan berhenti di Herbesthal yang berbatasan dengan Belgia.

Terjadi pemeriksaan oleh penjaga perbatasan. Para penumpang dipaksa turun dari gerbong sambil membawa barang-barang bawaan mereka yang tertumpuk di gerbong barang.

Dr. Bloch bereaksi dengan menunjukkan surat pengantar yang dikantonginya. Petugas pemeriksaan pun memerintahkan Dr. Bloch kembali naik ke gerbong. Kereta langsung melanjutkan perjalanan melalui Perancis.

Setibanya di Portugal, Dr. Bloch tidak dapat langsung berlayar menuju ke New York. Pada 15 Desember 1940, Dr. Bloch berlayar menuju New York. Kapal sampai di New York pada 8 Januari 1941.

Hitler di mata dokter Bloch

Masa lalu Dr. Bloch sebagai dokter keluarga Hitler menarik perhatian media masa di Amerika. Dr. Bloch diwawancarai JD Ratcliff dan hasil wawancara tersebut diterbitkan dalam koran Collier.

Dr. Bloch enggan menilai Hitler sebagai seorang politikus atau diktator. Dr. Bloch tetap menganggap Hitler sebagai anak malang yang ditinggal mati oleh ibunya. Tampaknya sang dokter tidak tertarik dengan persoalan politik sehingga tidak mengkaitkan sosok Hitler dengan kiprah politiknya.

Dr. Bloch mengatakan, "Bahkan, sampai sekarang aku masih tetap menilai dia (Hitler) berdasarkan kemalangan yang dialaminya dan tidak berdasarkan apa yang telah dia lakukan terhadap dunia.“

Hitler mati bunuh diri pada 30 April 1945 di bunker bawah tanah di kota Berlin. Sementara, Dr. Bloch menghembuskan nafas terakhirnya pada 1 Juni 1945 di apartemennya di New York. Sosok ini cukup fenomenal.

Dr Bloch adalah orang Yahudi yang berjasa kepada Hitler muda yang malang dan menolak untuk membenci Hitler tua yang kejam.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/10/090214370/eduard-bloch-dokter-yahudi-sahabat-keluarga-hitler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke