Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Vladimir Putin Sakit? Ini Kabar yang Berkembang Soal Kesehatannya Sejauh Ini

MOSKWA, KOMPAS.com - Rumor soal kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin bergulir luas di tengah serangan Rusia ke Ukraina yang kini memasuki bulan keempat.

Banyak laporan yang belum dikonfirmasi muncul, mendorong spekulasi bahwa Vladimir Putin sakit parah.

Newsweek mewartakan pada Senin (30/5/2022), laporan-laporan itu termasuk dari seorang oligarki yang dekat dengan Kremlin, yang pernyataannya direkam dalam kaset menyatakan bahwa "presiden sakit parah dengan kanker darah."

Dokter yang dekat dengan presiden Rusia itu juga diduga menyatakan bahwa Putin hanya memiliki tiga tahun lagi untuk hidup.

Seorang perwira FSB yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh pembelot FSB Boris Karpichkov, lebih lanjut mengklaim bahwa Putin "tidak memiliki lebih dari dua hingga tiga tahun untuk tetap hidup", karena ia memiliki “kanker parah yang berkembang pesat."

Spekulasi berkembang pesat seputar kesehatan pria berusia 69 tahun itu, dengan banyak yang menyatakan bahwa kesehatannya menurun dengan cepat.

Apakah Vladimir Putin sakit?

Ada beberapa sumber yang belum dikonfirmasi yang mengklaim bahwa Putin tidak dalam keadaan sehat.

Seorang mata-mata tak dikenal menyatakan bahwa "Putin kehilangan penglihatannya dan menderita akibat sakit kepala."

Sementara seorang perwira Rusia mengeklaim bahwa "kaki Putin sekarang juga gemetar tak terkendali."

Meskipun semua klaim ini tidak diverifikasi, mereka menarik kesimpulan yang sama: bahwa Vladimir Putin sakit kanker darah, dan menyebar dengan cepat.

Selain itu, video dan rekaman telah muncul dari awal tahun ini yang menunjukkan tangan Putin yang gemetar serta dia berusaha mencengkeram meja untuk mendapatkan dukungan. Yang terakhir terjadi selama siaran pertemuan pada April.

“General SVR”, saluran Telegram anonim yang mengaku dijalankan oleh mantan agen Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia, telah mengeklaim bahwa Putin akan segera menjalani operasi kanker.

Diduga, dokter Putin mengatakan kepadanya bahwa operasi itu mungkin melumpuhkannya untuk "waktu yang singkat."

Meskipun tidak ada fakta konkret tentang siapa yang akan menjadi pengganti sementaranya, ada spekulasi bahwa Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, akan mengambil alih.

Adapun tim pemeriksaan fakta dari Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa meskipun saluran Telegram memiliki banyak pengikut dan dikutip secara luas di media Barat, saluran tersebut tidak memberikan bukti untuk mendukung afiliasi yang memproklamirkan diri dengan mantan atau pejabat intelijen Rusia saat ini atau aparat keamanan negara.

Selanjutnya pada April, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah bahwa Putin telah menjalani operasi, dan mengatakan kesehatannya "sangat baik."

Mungkinkah ini sebuah strategi?

Banyak juga yang mengklaim bahwa ini bisa menjadi strategi bagi orang-orang untuk bersimpati padanya, terutama karena popularitasnya anjlok menyusul perintahnya untuk menginvasi Ukraina menurut Newsweek.

Dia menghadapi kecaman global atas perangnya dengan negara Eropa.

Kabar minggu lalu dari Rusia yang dilansir dari Daily Mail menunjukkan dalam konser di kota terbesar kedua Rusia, St Petersburg, ribuan orang Rusia dilaporkan meneriakkan “f*** the war” menyuarakan oposisi terhadap invasi Putin ke Ukraina.

Sebelumnya kepada Newsweek, Olga Lautman analis dari Pusat Analisis Kebijakan Eropa menilai pertunjukan gejala penyakit oleh Putin mungkin bisa menjadi bentuk “pertunjukan dan pengalihan."

Pasalnya menurut dia, Rusia terbilang merupakan masyarakat yang berada di bawah "kendali" pemerintahnya.

Kremlin sendiri, yang telah dihubungi Newsweek untuk dimintai komentar, telah berulang kali menegaskan bahwa Presiden Rusia dalam keadaan sehat.

Hal itu juga diamini oleh pernyataan yang secara luas disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia baru-baru ini.

https://www.kompas.com/global/read/2022/05/31/184954570/apakah-vladimir-putin-sakit-ini-kabar-yang-berkembang-soal-kesehatannya

Terkini Lainnya

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke