Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Abaikan Seruan Sanksi Uni Eropa, Serbia Mantap Amankan Kesepakatan Gas dengan Rusia

BELGRADE, KOMPAS.com – Saat perang di Ukraina berkecamuk, Serbia mengumumkan telah mendapatkan kesepakatan gas alam yang sangat menguntungkan dengan Rusia.

Kesepakatan gas alam dengan Moskwa tersebut diumumkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic setelah bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (29/5/2022).

Vucic telah menolak untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, Serbia juga belum bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Moskwa.

Vucic, mantan ultranasionalis pro-Rusia, mengeklaim bahwa dia ingin membawa Serbia ke Uni Eropa tetapi telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk memperkuat hubungan dengan Rusia, sekutu lamanya.

Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia, sebagaimana dilansir Al Arabiya.

“Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami telah menyepakati elemen utama yang sangat menguntungkan Serbia,” kata Vucic kepada wartawan.

“Kami sepakat untuk menandatangani kontrak tiga tahun, yang merupakan elemen pertama dari kontrak yang sangat cocok dengan pihak Serbia,” sambung Vucic.

Vucic mengatakan kepada Putin bahwa dia berharap perdamaian akan dibangun sesegera mungkin.

Kesepakatan itu kemungkinan akan ditandatangani saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berkunjung ke Belgrade awal Juni ini, kunjungan langka pejabat tinggi Rusia ke negara Eropa sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai 24 Februari.

Tidak jelas bagaimana Serbia akan menerima gas Rusia jika Uni Eropa memutuskan untuk menutup pasokan Rusia yang melewati negara-negara anggotanya.

Sejauh ini, Rusia telah memotong ekspor gasnya ke tiga negara anggota Uni Eropa yakni Finlandia, Polandia, dan Bulgaria.

Sedangkan secara keseluruhan, Uni Eropa buru-buru mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia sejak invasi dimulai.

Terlepas dari laporan tentang kekejaman di Ukraina karena invasi, Vucic dan para pemimpin Serbia lainnya enggan mengindahkan tekanan Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Para pejabat Serbia mengatakan, negara di daerah Balkan tersebut harus melawan tekanan seperti itu, bahkan jika itu berarti mengabaikan tujuan bergabung dengan Uni Eropa.

Di bawah 10 tahun pemerintahan Vucic dan propaganda pro-Kremlin tanpa henti, Serbia secara bertahap lebih condong ke Rusia.

Jajak pendapat menunjukkan, mayoritas di negara itu lebih suka bergabung dengan semacam serikat pekerja dengan Moskwa daripada Uni Eropa.

“Kesepakatan yang dicapai oleh Presiden Vucic dengan Presiden Putin adalah bukti betapa keputusan Serbia untuk tidak berpartisipasi dalam histeria anti-Rusia dihormati,” kata Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin.

“Pemimpin bebas, rakyat bebas, membuat keputusan yang baik untuk Serbia dan tidak menerima perintah (dari Barat),” lanjut Vulin.

https://www.kompas.com/global/read/2022/05/30/083100970/abaikan-seruan-sanksi-uni-eropa-serbia-mantap-amankan-kesepakatan-gas

Terkini Lainnya

PBB: Banyak Pihak Desak Hamas Laksanakan Gencatan Senjata di Gaza Tanpa Syarat

PBB: Banyak Pihak Desak Hamas Laksanakan Gencatan Senjata di Gaza Tanpa Syarat

Global
[POPULER GLOBAL] WNI di Taiwan Didenda karena Daging Babi | Jet Ukraina Kenai Target di Rusia

[POPULER GLOBAL] WNI di Taiwan Didenda karena Daging Babi | Jet Ukraina Kenai Target di Rusia

Global
Narendra Modi Kembali Menangkan Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Narendra Modi Kembali Menangkan Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Internasional
Penantian 18 Tahun Mahmoud dan Fatima untuk Berhaji Pupus karena Tak Temukan Jalan Keluar dari Gaza...

Penantian 18 Tahun Mahmoud dan Fatima untuk Berhaji Pupus karena Tak Temukan Jalan Keluar dari Gaza...

Global
Saat Jemaah Haji Asal Amerika Berdoa Gencatan Senjata di Gaza Segera Tercapai...

Saat Jemaah Haji Asal Amerika Berdoa Gencatan Senjata di Gaza Segera Tercapai...

Global
Kelompok Bersenjata Serbu Desa Yargoje Nigeria, Tewaskan 50 Orang Tewas, Jarah Harta Benda

Kelompok Bersenjata Serbu Desa Yargoje Nigeria, Tewaskan 50 Orang Tewas, Jarah Harta Benda

Global
Hasil Pemilu Parlemen Eropa 2024: Partai Sayap Kanan Bergembira, Muncul Kejutan di Perancis

Hasil Pemilu Parlemen Eropa 2024: Partai Sayap Kanan Bergembira, Muncul Kejutan di Perancis

Global
Rancangan Gencatan Senjata di Gaza untuk 6 Minggu dan Bisa Diperbarui

Rancangan Gencatan Senjata di Gaza untuk 6 Minggu dan Bisa Diperbarui

Global
Swiss Sebut 90 Negara dan Organisasi Daftar Hadiri KTT Perdamaian Ukraina, Mengapa Rusia Tak Diundang?

Swiss Sebut 90 Negara dan Organisasi Daftar Hadiri KTT Perdamaian Ukraina, Mengapa Rusia Tak Diundang?

Global
Pejabat Hamas Desak AS Tekan Israel untuk Akhiri Perang di Gaza, Nyatakan Siap Berkompromi

Pejabat Hamas Desak AS Tekan Israel untuk Akhiri Perang di Gaza, Nyatakan Siap Berkompromi

Global
Bus Rombongan Peziarah di India Diserang, 10 Orang Tewas

Bus Rombongan Peziarah di India Diserang, 10 Orang Tewas

Global
3 Orang Tewas akibat Banjir dan Tanah Longsor di Vietnam

3 Orang Tewas akibat Banjir dan Tanah Longsor di Vietnam

Global
Raja Salman Perintahkan Tampung 1.000 Jemaah Haji Khusus dari Gaza

Raja Salman Perintahkan Tampung 1.000 Jemaah Haji Khusus dari Gaza

Global
Ini Alasan Menteri Kabinet Perang Israel Mundur dari Pemerintahan Netanyahu

Ini Alasan Menteri Kabinet Perang Israel Mundur dari Pemerintahan Netanyahu

Global
Warga China Pasang Poster Dewa dan Gambar Jimat agar Koper Tak Dicuri di Bandara

Warga China Pasang Poster Dewa dan Gambar Jimat agar Koper Tak Dicuri di Bandara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke