Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Rusia vs Ukraina, Timur Tengah Kena Dampaknya

Para produsen utama dari minyak dan gas menghadapi dilema ekonomi serta politik mengenai harga yang melambung tinggi juga kekurangan di Eropa.

Ketika harga minyak menembus 100 dollar AS per barel dan risiko gangguan pasokan meningkat, perhatian di Eropa semakin terfokus pada juragan minyak seperti Arab Saudi, dan Qatar salah satu pengekspor gas alam cair (LNG) terbesar.

Qatar dan Arab Saudi "menghadapi kenyataan ketika ekspor utama mereka sangat diminati," kata Karen Young, direktur Program Ekonomi dan Energi di Middle East Institute di Washington kepada AFP, dikutip pada Kamis (24/2/2022).

Namun dia mengatakan, kapasitas untuk meningkatkan produksi minyak dan mengangkut pasokan baru gas alam cair tidak sesederhana itu.

"Kondisi investasi tidak cukup cepat atau siap untuk menjadi superhero dalam jatuhnya minyak dan gas Rusia ke Eropa atau global," tambah Young.

Gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen dari pasar Eropa, membuatnya sangat rentan terhadap gangguan pasokan akibat konflik Rusia Ukraina.

Logika serupa berlaku untuk 2,3 juta barel minyak mentah Rusia yang menuju barat setiap hari melalui jaringan pipa.

Ada harapan di Eropa dan Amerika Serikat bahwa Qatar, salah satu pengekspor gas cair terbesar di dunia, untuk sementara dapat mengalihkan ekspor yang ditujukan ke pasar Asia.

Sementara itu, beberapa importir minyak utama telah meminta aliansi OPEC+ dari negara-negara produsen untuk memompa lebih cepat dan menekan negara-negara seperti Arab Saudi agar menggunakan sebagian dari kapasitas cadangan mereka.

Qatar menjelaskan bahwa mereka memiliki sedikit atau tidak ada kapasitas produksi gas alam cair tambahan, dan ada batasan berapa banyak pasokan yang dapat dialihkan dari kontrak yang ada, bahkan memperhitungkan kesediaan dari pihak pembeli awal.

Pada KTT eksportir gas di Doha yang dibayangi oleh memburuknya krisis di Ukraina minggu ini, para pemasok utama di antaranya Rusia mengatakan, mereka tidak dapat menjamin harga atau pasokan.

Arab Saudi juga tidak menunjukkan minat untuk meningkatkan produksi minyak meski mereka adalah pemain kunci bersama Rusia dalam aliansi OPEC+ yang secara ketat mengontrol produksi untuk menopang harga dalam beberapa tahun terakhir.

"OPEC+ sejauh ini telah menunjukkan niatnya untuk tetap pada kesepakatan itu," kata Amena Bakr, wakil kepala biro di Energy Intelligence, mengacu pada kuota produksi saat ini untuk negara-negara anggota.

"Kapasitas cadangan kelompok itu dengan cepat terkikis," katanya kepada AFP.

Qatar dan Arab Saudi adalah sekutu AS dan Rusia. Sementara mereka menjadi tuan rumah pasukan Amerika, hubungan ekonomi dan politiknya dengan Rusia telah berkembang selama bertahun-tahun.

"Jika keadaan menjadi buruk dan ada tekanan untuk menghukum Rusia, saya menduga mereka akan menekankan bahwa OPEC+ adalah organisasi teknokratis yang fokus pada fundamental pasar."

Jauh dari dilema produksi, krisis memberi negara-negara Teluk penghasil minyak dan gas kesempatan untuk menyoroti pentingnya sumber daya mereka, bahkan ketika berada di bawah tekanan untuk segera bertransformasi menjadi ekonomi hijau.

Selama KTT gas Doha, Qatar bersikeras rekor harga di Eropa berakar pada kurangnya investasi sebelum krisis Ukraina.

Mereka menuntut kontrak pasokan jangka panjang hingga 25 tahun, tetapi Eropa menolak keras untuk dikunci dalam komitmen semacam itu.

Para produsen utama "menghadapi penurunan nilai dalam transisi energi", terutama yang berkaitan dengan minyak, tetapi juga gas alam cair, kata Young.

"Jadi ini mungkin momen saat mereka memiliki pengaruh untuk memperdebatkan pentingnya mereka dalam ekonomi global."

Perang Rusia vs Ukraina terjadi setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di timur negara tetangganya. Sejauh ini invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan 40 orang.

https://www.kompas.com/global/read/2022/02/24/203000570/perang-rusia-vs-ukraina-timur-tengah-kena-dampaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke