KABUL, KOMPAS.com – Afghanistan kembali dalam cengkeraman Taliban setelah kelompok tersebut menduduki Kabul pada 15 Agustus.
BBC mewartakan, Taliban dianggap sebagai salah satu kelompok terkaya di dunia.
Taliban memerintah Afghanistan sejak 1996 hingga akhir 2001 setelah mereka digulingkan oleh pasukan AS dan sekutunya.
Pasca-tergulingnya Taliban, kelompok tersebut masih memberikan perlawanan. Bahkan, kontrol teritorial dan kekuatan militer kelompok itu justru semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada pertengahan 2021 Taliban memiliki sekitar 70.000 hingga 100.000 milisi. Jumlah tersebut naik drastis dibandingkan 10 tahun lalu yang diprediksi memiliki sekitar 30.000 milisi.
Karena masih meneruskan perlawanan, Taliban tentu membutuhkan banyak uang. Aliran dana tersebut berasal dari berbagai sumber baik di dalam maupun dari luar Afghanistan.
Menurut PBB, Taliban ditaksir mendapatkan dana sekitar 400 juta dollar AS per tahun sejak 2011.
Pada akhir 2018, taksiran dana yang diperoleh Taliban kemungkinan meningkat secara signifikan hingga 1,5 miliar dollar AS per tahun menurut penyelidikan BBC.
BBC melaporkan, Taliban sebenarnya menjalankan jaringan keuangan dan sistem perpajakan yang canggih.
Kelompok ini juga mengembangkan sejumlah sumber pendapatan. Lantas, dari mana Taliban dapat uang? Berikut menurut laporan dari BBC.
1. Donasi dari luar negeri
Sejumlah pejabat Afghanistan dan AS telah lama menuduh negara-negara tertentu seperti Pakistan, Iran, dan Rusia, memberikan bantuan keuangan kepada Taliban.
Tetapi, negara-negara yang dimaksud selalu menampik tudingan tersebut.
Selain itu, individu dari kawasan Teluk Arab termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar juga dianggap sebagai kontributor individu terbesar.
Meski tidak bisa diukur secara tepat, donasi luar negeri dianggap sebagai salah satu pos terbesar dari pendapatan Taliban.
Menurut para ahli, donasi dari luar negeri bisa mencapai 500 juta dollar AS per tahun.
Sebuah laporan rahasia dari intelijen AS memperkirakan, pada 2008 Taliban menerima 106 juta dollar AS dari sumber asing, khususnya dari negara-negara Teluk Arab.
2. Perdagangan narkoba
Taliban telah lama dianggap menjalankan sistem perpajakan untuk menutupi biaya operasi mereka, termasuk pada perdagangan obat-obatan terlarang.
Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia, yang dapat disuling menjadi heroin.
Dengan perkiraan nilai ekspor tahunan sebesar 1,5 miliar hingga 3 miliar dollar AS, opium adalah bisnis besar di sana.
Menurut sejumlah sumber, para petani opium dikenakan pajak sebesar 10 persen dari hasil budidaya mereka.
Pajak juga dibebankan untuk laboratorium-laboratorium yang mengubah opium menjadi heroin serta para pedagang yang menyelundupkan obat-obatan terlarang.
Perkiraan pendapatan tahunan Taliban dari obat-obatan terlarang berkisar antara 100 juta hingga 400 juta dollar AS.
Menurut Jenderal AS John Nicholson dalam laporan khusus yang diterbitkan pada 2018, erdagangan narkoba menyumbang hingga 60 persen dari pendapatan tahunan Taliban.
Namun beberapa ahli menilai angka tersebut terlalu tinggi.
Taliban sering menyangkal keterlibatan mereka dalam industri obat-obatan terlarang. Mereka bahkan membanggakan larangan penanaman opium selama periode kekuasaan pada 2000.
Dalam sebuah surat terbuka pada 2018, Taliban memperingatkan para pedagang Afghanistan untuk membayar pajak atas berbagai barang ketika bepergian melalui daerah-daerah yang dikuasai Taliban.
Barang-barang tersebut termasuk bahan bakar dan bahan bangunan.
Setelah menggulingkan pemerintah Afghanistan, Taliban sekarang mengendalikan semua rute perdagangan utama di negara itu serta pos perbatasan.
Penguasaan ini menciptakan lebih banyak sumber pendapatan potensial dari impor dan ekspor.
Selama dua dekade terakhir, sejumlah besar uang Barat juga secara tidak sengaja berakhir di kantong Taliban.
Pertama, Taliban telah mengenakan pajak pada proyek pembangunan dan infrastruktur termasuk jalan, sekolah, dan klinik yang sebagian besar didanai oleh Barat.
Kedua, Taliban diperkirakan menghasilkan puluhan juta dollar AS setiap tahun dari pajak sopir truk yang menyalurkan pasokan untuk pasukan internasional yang ditempatkan di berbagai bagian negara itu.
Mereka juga dianggap telah menghasilkan banyak uang bahkan dari layanan yang diberikan oleh pemerintah Afghanistan kepada rakyatnya.
Kepala Perusahaan Listrik Afghanistan mengatakan kepada BBC pada 2018 bahwa Taliban menghasilkan lebih dari 2 juta dollar AS per tahun dengan menagih para konsumen listrik di berbagai wilayah negara itu.
Ada juga pendapatan yang dihasilkan langsung dari konflik.
Setiap kali Taliban merebut sebuah pos militer atau pusat kota, mereka mengosongkan perbendaharaan, menyita sejumlah senjata, mobil, dan kendaraan lapis baja.
Afghanistan kaya akan sumber daya alam, baik itu barang tambang maupun logam mulia.
Kebanyakan dari sumber daya alam itu kurang dieksplorasi dan dieksploitasi karena konflik yang berlangsung selama puluhan tahun.
Sebagian besar proses ekstraksi dilakukan dalam skala kecil dan dilakukan secara ilegal.
Taliban menguasai lokasi penambangan dan memeras uang dari operasi penambangan baik itu legal dan ilegal yang sedang berlangsung.
Dalam laporan 2014, Tim Pemantau Dukungan dan Sanksi Analitis PBB melaporkan, Taliban menerima lebih dari 10 juta dollar AS per tahun dari 25 hingga 30 operasi penambangan ilegal di provinsi Helmand.
https://www.kompas.com/global/read/2021/08/28/163102070/dari-mana-taliban-dapat-uang