Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan dalam Rangkaian Peristiwa: Sumpah Biden hingga Identitas Pelaku

KABUL, KOMPAS.com - Terjadi dua ledakan di luar Bandara Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8/2021), tepatnya di luar Bandara Internasional Hamid Karzai. 

Ledakan terjadi setelah pejabat AS dan sekutu mendapatkan laporan ada rencana bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan.

Mereka mendapat laporan dari intel bahwa pembom bunuh diri terkait dengan ISIS-K (Khorasan), yang mengancam akan menyerang bandara jelang tenggat waktu evakuasi, 31 Agustus 2021.

Berikut Kompas.com merangkum rangkaian peristiwa dari bom bunuh diri di luar Kabul, Afghanistan tersebut: 

Dua bom bunuh diri 

Di tengah misi evakuasi di Afghanistan yang mendekati tenggat waktu 31 Agustus 2021, terjadi dua serangan bom. 

Serangan bom pertama terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat di dekat Hotel Baron, dekat perimeter Bandara Internasional Hamid Karzai.

Hotel itu digunakan oleh pejabat Inggris untuk memproses warga Afghanistan yang ingin pergi ke Inggris. Ledakan tersebut diikuti oleh suara tembakan.

Sedangkan ledakan bom kedua terjadi di dekat Abbey Gate, salah satu pintu masuk utama Bandara Internasional Hamid Karzai.

Gerbang ini adalah satu dari tiga gerbang yang ditutup menyusul peringatan adanya ancaman teroris.

Korban jiwa

Korban tewas akibat bom Afghanistan terbaru mencapai sedikitnya 90 warga sipil dengan 150 lainnya terluka.

Laporan terbaru mengenai jumlah korban tewas akibat bom yang terjadi di Kabul tersebut disampaikan seorang pejabat Afghanistan sebagaimana dilansir CBS.

Kendati demikian, jumlah korban akibat dua bom bunuh diri yang mengguncang luar bandara pada Kamis (26/8/2021) diperkirakan masih terus meningkat.

Sementara itu, jumlah korban tewas dari kalangan tentara AS juga meningkat menjadi 13 orang. Lebih dari selusin personel militer AS juga mengalami luka-luka.

Sumpah Biden 

Beberapa jam setelah bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan terjadi pada Kamis (26/8/2021), Presiden AS Joe Biden bersumpah akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa itu.

Biden juga meminta Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Pentagon untuk mengembangkan rencana serangan balik.

"Kami tidak akan memaafkan, kami tidak lupa. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih.

"Saya juga telah memerintahkan para komandan pasukan untuk mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K,” ujar Biden.

“Kami akan merespons dengan kekuatan dan ketepatan, di tempat yang kami pilih dan saat yang kami pilih," imbuh Biden.

Biden tahan tangis

Di tengah pidato setelah serangan bom bunuh diri kembar di Kabul, Afghanistan, Biden berusaha menahan tangisnya. 

Suaranya bergetar karena luapan emosi saat dia berbicara tentang "pahlawan" AS yang gugur.

"Ini adalah hari yang berat," tuturnya, pada Kamis (26/8/2021). 

Mantan Wakil Presiden era Barack Obama tersebut menambahkan, dia akan memberikan kekuatan tambahan jika mereka membutuhkannya.

"Apa pun yang mereka butuhkan, jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya,” ungkap Biden.

Ketika ditanya wartawan apakah dia bertanggung jawab atas peristiwa dalam dua pekan terakhir, Biden mengakuinya.

"Saya memikul tanggung jawab, pada dasarnya, semua yang terjadi akhir-akhir ini," jawab Biden.

Dia juga mengakui bahwa dia tidak memercayai Taliban. Namun, dia percaya bahwa adalah kepentingan bagi kelompok itu untuk membiarkan evakuasi berlanjut.

Evakuasi berlanjut sampai tenggat waktu habis

Biden telah berjanji dalam pidatonya bahwa upaya evakuasi akan terus berlanjut. Ia tidak memberikan indikasi perubahan dalam target penarikan pasukan AS yang jatuh tempo pada 31 Agustus.

Jenderal Kenneth F McKenzie, komandan di lapangan juga bersumpah bahwa upaya evakuasi berbahaya di Afghanistan akan terus berlanjut, meskipun ada ancaman dari ISIS.

McKenzie mengatakan akan "mengejar" mereka yang bertanggung jawab atas ledakan mematikan itu.

Dia mengatakan militer AS memiliki helikopter serang Apache, drone MQ-9 Reaper, pesawat tempur F-15, dan AC-130 Gunship yang terbang di atas Afghanistan. Ia memperingatkan serangan lebih lanjut oleh teroris akan segera terjadi.

"Kami memperkirakan serangan ini akan berlanjut," kata Jenderal McKenzie, dengan mengatakan bahwa dia sangat khawatir tentang serangan bom mobil lain yang dapat merenggut lebih banyak nyawa tentara.

Indonesia mengecam

Insiden bom Kabul Afghanistan turut dikecam oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri pada Jumat dini hari (27/8/2021).

"Indonesia mengecam keras serangan teroris di dekat Bandara Kabul (26/8) yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak korban," tulis Kemlu RI di Twitter.

Identitas pelaku

Kelompok ISIS membeberkan identitas pelaku bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan yang membunuh ratusan orang.

Kelompok ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan, dikenal sebagai ISIS-K atau ISIS-Khorasan, mengeklaim bertanggung jawab.

Dilansir Daily Mail, ISIS-K merupakan musuh besar Taliban, yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus setelah AS dan sekutunya menarik pasukan.

Dalam unggahan di Telegram, teroris menyebut identitas pelaku bom bunuh diri adalah Abdul Rehman Al-Loghri dari ISIS-K.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/27/132903070/bom-bunuh-diri-kabul-afghanistan-dalam-rangkaian-peristiwa-sumpah-biden

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke