Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KISAH MISTERI: Insiden Spacewalk Pertama yang Nyaris Jadi Bencana Misi Luar Angkasa

Ada dua astronot Rusia dalam armada itu, Alexei Leonov dan Pavel Belyayev. Mereka memegang misi penting untuk menyelesaikan perjalanan luar angkasa pertama umat manusia.

Di masa itu, kosmonot mengemban banyak misi lain di luar taruhan ilmiah eksplorasi luar angkasa dan misi pribadi. Pasalnya keberhasilan mereka berpotensi memberikan konsekuensi geopolitik yang sangat besar.

Setelah Perang Dunia II, AS dan Uni Soviet berhadapan dalam konflik baru, Perang Dingin. Ruang angkasa menjadi “arena lain” untuk kompetisi dua ekonomi dan politik besar dunia itu yang di mulai pada 1950-an.

Soviet terbukti dominan di awal, dengan peluncuran Sputnik, satelit buatan pertama di dunia dan obyek buatan manusia pertama yang ditempatkan di orbit Bumi (4/10/1957).

Pada 1959, peluncuran Luna 2 milik Soviet menjadi wahana antariksa pertama yang sampai di bulan. Pada April 1961, kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang mengorbit Bumi.

Sebagai tanggapan atas kemenangan luar angkasa Soviet ini, dari 1961 hingga 1964, anggaran NASA meningkat hampir 500 persen.

Soviet nyaris mendominasi “kompetisi” melalui salah satu pencapaian terbesarnya, dari penjelajahan luar angkasa Leonov. Tapi kesuksesan itu nyaris berubah menjadi bencana.

Baju astronot mengembang

Begitu berada di luar angkasa, mitra Leonov, Belyayev, membuka kunci keluar pesawat ruang angkasa mereka.

Leonov melayang bebas di luar kapsul Voskhod 2 selama 12 menit dengan tambatan yang panjangnya sekitar 5 meter .

Pada prinsipnya, misi Leonov sebenarnya agak sederhana. Dia harus memasang kamera ke pintu kapsul. Lalu, dia harus mendokumentasikan perjalanan luar angkasanya dengan kamera diam yang diikatkan ke dadanya.

Namun, dia mengalami masalah sejak awal.

Kamera yang dipasang di dadanya tidak dapat digunakan karena pakaian antariksanya mengembang tanpa kendali. Jadi mustahil untuk mengakses atau memanipulasi kamera.

Menurut sejarawan Rex Hall dan David Shayler, suhu tubuh Leonov saat itu melonjak 35 derajat Celsius dalam waktu kurang dari setengah jam. Dalam kondisi ini tubuhnya bisa tersengat suhu panas (heat stroke).

Dalam wawancara selanjutnya, Leonov mengaku berkeringat saat setelan luar angkasanya mengalami malfungsi.

Sialnya, dengan setelan itu, dia sekarang terlalu besar untuk masuk kembali melalui pintu kapsul yang selebar 3,9 kaki (1,2 meter). Pasalnya, ruang hampa kini membuat pakaian antariksanya menjadi melebar dan kaku.

Suara Presiden dari transmisi

“Saat itulah saya menyadari betapa cacatnya pakaian antariksa saya, yang kaku karena kurangnya tekanan atmosfer,” ujar Leonov dalam buku Two Sides of the Moon, yang ditulis bersama astronot Apollo AS David Scott.

Kakinya ketika itu telah terlepas dari sepatu botnya dan sarung tangannya sudah menempel di lengan baju. Dengan kondisi itu, mustahil untuk masuk kembali dengan kaki terlebih dahulu.

Pada saat yang sama di bumi, Leonov kemudian tahu keluarganya menyaksikannya dengan ngeri.

Vika, putrinya yang saat itu berusia empat tahun, melihat ayahnya mengambil langkah pertama saya di luar angkasa, dengan tangan di wajahnya dan menangis.

Alih-alih bangga atas capaian ayahnya, Vika meratap sambil bertanya: "Apa yang dia lakukan? Apa yang dia lakukan? Tolong beri tahu Ayah untuk kembali ke dalam (kapsul)."

Ayah Leonov yang sudah lanjut usia malah geram melihat hal itu.

“Semua orang dapat menyelesaikan misi mereka dengan benar, di dalam pesawat ruang angkasa. Apa yang dia lakukan memanjat di luar? Seseorang harus memberitahunya untuk segera kembali ke dalam. Dia harus dihukum karena ini,” protesnya tanpa tahu misi yang diemban Leonov sebenarnya.

Untuk menjaga kerahasiaan program luar angkasa Soviet, hanya sedikit orang yang tahu tentang perjalanan luar angkasa sebelumnya, bahkan pihak keluarga sekalipun.

Tapi, kemarahan ayahnya segera berubah menjadi kebanggaan ketika dia mendengar siaran langsung pesan ucapan selamat dari Presiden Leonid Brezhnev, dikirimkan dari Kremlin melalui kontrol misi.

“Kami anggota Politbiro di sini duduk dan menonton apa yang Anda lakukan. Kami bangga padamu,” kata Brezhnev. “Kami berharap Anda sukses. Hati-hati, kami menunggu kedatangan Anda dengan selamat di Bumi.”

Tak punya waktu

Di ruang angkasa, Belyayev rekannya sudah memanggil-manggilnya “Sudah waktunya untuk kembali.”

Berusaha tenang, Leonov mencari cara lain untuk kembali ke dalam kapsul dengan cepat. Dan satu-satunya cara yang menurutnya mungkin dilakukan adalah menarik dirinya ke dalam airlock secara bertahap, terlebih dahulu.

“Bahkan untuk melakukan ini, saya harus dengan hati-hati mengeluarkan sebagian oksigen bertekanan tinggi dalam setelan saya, melalui katup di lapisannya.”

Leonov sadar tindakannya mungkin mempertaruhkan cadangan oksigen. Tetapi dia tidak punya pilihan. Jika segera masuk ke pesawat, dalam 40 menit berikutnya oksigen yang mendukung hidup akan tetap habis.

Dia berharap dengan perlahan membuka katup di bajunya dan melepaskan oksigen, itu akan mengurangi tekanan bajunya sampai cukup tipis untuk masuk melalui lubang kapsul dan kembali ke pesawat ruang angkasa.

Dia benar, meski pilihannya jelas berisiko. Melepaskan tekanan udara menempatkannya pada risiko penyakit dekompresi. Hingga kini, hal itu masih menjadi masalah yang berusaha diantisipasi penyelam laut dalam, dan penjelajah ruang angkasa modern.

Pendaratan manual

Meskipun dia kembali ke pesawat ruang angkasa yang aman, masalah mereka ternyata belum selesai.

Pesawat ruang angkasa itu berputar karena masalah saat penutupan kembali pintu kapsul. Tingkat oksigen dalam Voshkod-2 terus naik ke tingkat berbahaya dan satu percikan bisa menyebabkan ledakan besar dan menguapkan seluruh pesawat ruang angkasa Soviet itu.

Belyayev dan Leonov mencoba semua yang mereka bisa pikirkan untuk menstabilkan pesawat, dan akhirnya bisa melakukannya.

Masuknya kembali Voshkod-2 ke Bumi juga penuh dengan masalah.

Sistem masuk kembali otomatis pesawat gagal menembakkan roket retro. Akibatnya dua astronot itu terpaksa memulai prosedur pendaratan manual.

Mereka berbelok liar keluar jalur sebelum menstabilkan kembali. Tetapi modul orbital mereka gagal berpisah dari modul pendaratan, yang membuat pesawat semakin tidak stabil.

Mereka akhirnya mencapai permukaan bumi. Namun, setelah keluar dari pesawat, mereka menyadari, kenyataan yang kejam. Mereka berada di hutan lebat yang dikelilingi oleh serigala dan beruang, dalam badai salju.

Menurut Hamish Lindsay, kedua pria itu akhirnya berhasil selamat setelah regu penyelamat mencapai mereka pada hari kedua setelah pendaratan.

Terlepas dari kesuksesan mereka dalam menghadapi rintangan besar, momen tersebut menandai berakhirnya dominasi Soviet dalam Perlombaan Luar Angkasa.

Hanya dua bulan kemudian, pada 3 Juni 1965, astronot Amerika Edward White menyelesaikan misi spacewalk AS pertama di luar pesawat ruang angkasa Gemini 4.

Tiga tahun kemudian, Desember 1968 menjadi saksi peluncuran misi luar angkasa berawak pertama yang mengorbit bulan, dari fasilitas peluncuran besar-besaran NASA di Pulau Merritt, dekat Cape Canaveral, Florida.

Pada 20 Juli 1969, Apollo 11 — diawaki oleh astronot Neil Armstrong, Edwin “Buzz” Aldrin dan Michael Collins — berhasil mendarat di bulan.

Armstrong menjadi manusia pertama yang berjalan di permukaan bulan dan terkenal menyebut momen itu, “satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia.”

Tapi sebelum manusia bisa melompat, awalnya manusia perlu belajar berjalan dulu (di luar angkasa), inilah mengapa keberhasilan misi berani Voskhod 2 dan Leonov menjadi penting bagi dunia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/23/000507370/kisah-misteri-insiden-spacewalk-pertama-yang-nyaris-jadi-bencana-misi

Terkini Lainnya

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Global
Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Global
Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Global
Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Global
Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke