Kelompok pemberontak itu sudah menguasai sebagian besar wilayah utara, di tengah proses penarikan militer negara Barat.
Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani pun kini disebut hanya menguasai wilayah dekat ibu kota yang harus mendapat bantuan udara.
Pada Selasa (13/7/2021), kepala komisi Taliban yang mengawasi tentara pemerintah yang menyerah meminta warga untuk mendukung mereka.
"Dengan pertempuran yang kini memasuki kota, Mujahidin (Taliban) tidak ingin bertarung di dalamnya," Amir Khan Muttaqi di Twitter dilansir AFP.
Karena itu, di mengundang warga untuk beraudiensi dengan mereka melalui komisi undangan dan panduan Taliban.
Melalui cara itu, kata Muttaqi, maka warga Afghanistan bisa mencegah kota mereka dihancurkan pemberontak.
Strategi ini pernah mereka gunakan di medio 1990-an dan terbilang sukses. Mereka memblokir jalur kota dan memaksa tetua setempat berunding.
Beberapa jam setelah pesan Muttaqi disiarkan, sebuah ledakan dilaporkan terjadi di ibu kota Kabul. Menewaskan empat warga sipil dan melukai lima lainnya.
"Ledakan terjadi di pusat Kabul," jelas juru bicara Ferdaws Faramurz tanpa menjelaskan apa penyebabnya.
Pernyataan Muttaqi itu terjadi setelah kementerian pertahanan mengeklaim, pasukan pemerintah merebut Qala-i-Naw.
Ibu kota Provinsi Badghis tersebut direbut setelah berhari-hari diserang Taliban. Serangan pertama mereka di kawasan perkotaan besar.
Peringatan kepada Turki
Dalam kesempatan yang sama, Taliban memeringatkan Turki yang menyediakan keamanan di bandara Kabul, setelah militer asing hengkang.
Pada Jumat (9/7/2021), Presiden Recep Tayyip Erdogan mengaku sudah sepakat dengan AS mengenai bentuk pengamanan bandara Kabul.
"Kami beranggapan tentara asing mana pun yang tinggal di tanah air kami sebagai bentuk pendudukan," tegas Taliban.
AS masih akan menempatkan sekitar 650 personel militer untuk menjaga kawasan diplomatik mereka di Kabul.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/13/194015770/tak-ingin-bertempur-di-kota-taliban-minta-warga-afghanistan-menyerah