Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasukan Israel Tembaki Warga Palestina, Ratusan Terluka di Tepi Barat

YERUSALEM, KOMPAS.com - Pasukan Israel menembaki ratusan demonstran Palestina yang berunjuk rasa melawan sebuah pos terdepan ilegal di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat (9/7/2021).

Insiden itu menyebabkan lebih dari 370 orang terluka, termasuk 31 terkena peluru tajam.

Drone menjatuhkan tabung gas air mata dan asap memenuhi udara di lokasi protes di kota Beita, Tepi Barat, dekat Nablus.

Lokasi itu merupakan tempat warga Palestina memprotes perampasan tanah secara ilegal.

Demonstran membakar ban dan melemparkan batu ke pasukan Israel, menurut laporan media setempat melansir Al Jazeera.

Saksi mata mengatakan pasukan Israel menembakkan peluru tajam dan peluru baja berlapis karet ke arah para demonstran setelah shalat Jumat di Beita.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan 379 pengunjuk rasa terluka, 31 diantaranya terkena peluru tajam. Tidak ada komentar langsung dari militer Israel.

Konfrontasi serupa juga disaksikan di kota Kafr Qaddum dan di Beit Dajan, di mana puluhan warga Palestina dirawat karena efek gas air mata.

Tentara Israel juga menekan protes terhadap pemukiman di daerah Masafer Yatta di Hebron.

Menurut perkiraan Israel dan Palestina, ada sekitar 650.000 pemukim di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, yang tinggal di 164 pemukiman dan 116 pos terdepan.

Di bawah hukum internasional, semua pemukiman Israel di wilayah pendudukan adalah ilegal.

Pos terdepan Evyatar

Ketegangan di Tepi Barat yang diduduki mencapai puncak baru dalam beberapa bulan terakhir.

Pemukiman Evyatar menjadi salah satu titik fokus bentrokan, karena pemukim menolak untuk mengevakuasi tanah. Warga Palestina dengan keras berdemonstrasi menentang kehadiran mereka.

Pada Mei, 34 warga Palestina terbunuh, angka bulanan tertinggi dalam 10 tahun.

Badan intelijen domestik Israel, Shin Bet, melaporkan hampir 600 insiden kekerasan, ketika militer Israel memperkuat kehadirannya di wilayah pendudukan dengan beberapa batalyon lagi.

Warga Palestina di desa-desa terdekat mengatakan bahwa pos terdepan Evyatar dibangun secara ilegal di tanah mereka.

Mereka khawatir keberadaan pos itu akan tumbuh dan bergabung dengan pemukiman yang lebih besar di dekatnya.

Setidaknya empat pengunjuk rasa, termasuk dua remaja, tewas dalam bentrokan dalam beberapa bulan terakhir.

Para pemukim menamai pos terdepan Evyatar setelah seorang Israel terbunuh pada 2013, diduga oleh seorang Palestina. Dinyatakan bahwa lokasi itu adalah rumah bagi puluhan keluarga.

Pada akhir Juni, Israel mencapai kompromi dengan para pemukim yang tinggal di Evyatar.

Berdasarkan perjanjian tersebut, para pemukim meninggalkan pos terdepan, dan daerah itu menjadi zona militer tertutup, tetapi rumah-rumah dan jalan-jalan tetap di tempatnya.

Kritikus mengatakan penggusuran itu tidak mencerminkan perubahan kebijakan Israel.

Sebuah survei pemerintah Israel akan dilakukan, yang menurut para pemukim akan membuktikan bahwa pos terdepan itu tidak didirikan di atas tanah yang dimiliki secara pribadi oleh orang-orang Palestina.

Itu akan membuka jalan untuk mendirikan sekolah agama dan bagi beberapa keluarga (Israel) untuk kembali.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/10/193724570/pasukan-israel-tembaki-warga-palestina-ratusan-terluka-di-tepi-barat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke