Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Google Hapus Peta yang Ungkap Identitas Aktivis Pro-demokrasi Thailand

Raksasa teknologi itu menghapus petanya pada Senin (28/6/2021), dengan alasan doxxing bertentangan dengan ketentuan mereka.

"Kebijakan kami sudah jelas tentang apa yang diterima untuk konten My Maps. Kami menghapus peta buatan pengguna yang melanggar kebijakan kami," jelas Google.

Adanya doxxing kepada aktivis pro-demokrasi diungkap oleh jurnalis sekaligus editor bernama Andrew MacGregor Marshall di Twitter.

Kepada Google Thailand, dia menyebut ada puluhan orang yang ditargetkan oleh si pembuat Google Maps.

Map itu dibuat oleh akun bernama Songklod “Pukem” Chuenchoopol, yang disinyalir pendukung monarki "Negeri Gajah Putih".

Dibantu 80 relawan, Pukem mengumpulkan rincian para pengkritik pemerintah dan mengunggahnya di internet.

Meski ada wajah yang ditutupi, namun alamat yang dipaparkan cukup untuk menimbulkan risiko bagi si aktivis.

Dilansir RT, satu peta yang mengungkap hampir 500 pro-demokrasi tersebut sudah dilihat lebih dari 350.000 kali.

Marshall kemudian mengunggah twit lain berisi akun Pukem, yang mengeklaim betapa mudahnya dia membuat map itu.

Dia membacakan misi utama Pukem adalah mengumpulkan 2.000 pengkritik pemerintah, dan menyeretnya ke ranah hukum.

Kabar menakutkan ini terjadi setelah pekan lalu, massa berkumpul dan menyuarakan reformasi yang bisa membatasi kekuasaan raja.

Tuntutan mereka adalah mundurnya Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, reformasi konstitusi, dan berakhirnya pelecehan bagi oposisi.

Di Thailand, menghina maupun mengkritik raja merupakan pelanggaran serius dan bisa berakhir selama 15 tahun di penjara.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/29/212419670/google-hapus-peta-yang-ungkap-identitas-aktivis-pro-demokrasi-thailand

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke