Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahanan Tertua di Guantanamo Bebas Setelah Ditahan Ilegal 16 Tahun Lebih

Shelby Sullivan-Bennis, yang mewakili Paracha saat persidangan pada November lalu, mengatakan bahwa dewan peninjau tahanan membebaskan Saifullah Paracha dan dua pria lainnya.

Pembebasan tersebut tidak disertai alasan rinci, hanya menyimpulkan bahwa Paracha "bukan ancaman berkelanjutan" bagi AS, kata Sullivan-Bennis.

Meski sudah diputuskan, tidak berarti hari kebebasan Paracha akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, keputusan tersebut menjadi langkah penting sebelum pemerintah Amerika Serikat merundingkan perjanjian repatriasi dengan Pakistan untuk kepulangan Paracha.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, pihaknya bermaksud untuk melanjutkan upaya untuk menutup Guantanamo, proses yang sempat dihentikan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Pengacara Paracha memprediksi kliennya akan bebas dan bisa pulang ke rumahnya dalam beberapa bulan ke depan.

"Pakistan menginginkan dia kembali, dan pemahaman kami tidak ada halangan untuk dia pulang," katanya.

Saifullah Paracha adalah satu dari 40 tahanan yang masih ditahan di Guantanamo. Dengan keputusan dewan peninjau terbaru ini, saat ini ada sekitar sembilan orang yang ditahan di Guantanamo yang telah disetujui untuk dibebaskan.

Ditahan tanpa tuduhan

Sebelumnya, Paracha telah menetap di Amerika dan memiliki properti di New York. Dia adalah seorang pengusaha kaya di Pakistan.

Pihak berwenang menuduhnya sebagai "fasilitator" Al Qaeda yang membantu dua konspirator dalam tragedi 11 September 2001.

Paracha membantah mengetahui jaringan Al Qaeda dan menyangkal dugaan keterlibatan dalam tindak terorisme. Paracha kemudian ditahan di Guantanamo sejak September 2004.

Pada November lalu, Paracha, yang menderita sejumlah penyakit termasuk diabetes dan penyakit jantung, tampil di hadapan dewan peninjau, yang didirikan di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama.

Saat itu, pengacaranya mengatakan Paracha lebih optimis akan prospek pembebasannya, didukung oleh kemenangan Biden, kesehatannya yang memburuk, dan perkembangan kasus hukum yang melibatkan putranya, Uzair.

Pada Maret 2020, Uzair Paracha dibebaskan dan dipulangkan kembali ke Pakistan.

Nasib tahanan asal Indonesia Hambali belum jelas

Selain Paracha, dewan peninjau tahanan juga menyetujui pembebasan Utsman Abd Al Rahim Uthman, pria asal Yaman yang telah ditahan tanpa dakwaan di Guantanamo sejak Januari 2002.

Pengacaranya, Beth Jacob, menginformasikan kabar baik itu melalui sambungan telepon. "Dia senang, lega, dan berharap ini benar-benar akan mengarah pada pembebasannya," kata Jacob.

Hambali yang aslinya bernama Encep Nurjaman dan merupakan tokoh utama Jemaah Islamiah di bawah pimpinan Abu Bakar Ba'asyir menjadi buron utama Indonesia dan AS setelah peristiwa Bom Bali. Dia ditangkap di Thailand tahun Agustus 2003 dekat Bangkok.

Polisi Thailand menangkap Hambali ketika sedang mengusut rencana serangan bom ke KTT APEC Bangkok. Thailand lalu menyerahkan Hambali, yang ketika ditangkap menggunakan paspor Spanyol, kepada dinas rahasia AS, CIA, yang membawanya ke Afghanistan, kemudian ke kamp tahanan Guantanamo.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/14/222554270/tahanan-tertua-di-guantanamo-bebas-setelah-ditahan-ilegal-16-tahun-lebih

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke