Lebih dari 150 orang terluka saat peziarah ultra-Ortodoks beribadah di Tepi Barat untuk merayakan hari libur Yahudi pada Minggu (16/5/2021).
Rekaman amatir menunjukkan struktur tempat duduk berjenjang roboh saat ibadah, membuat umatnya berjatuhan.
Korban tewas runtuhnya tribune sinagoge itu teridentifikasi pria berusia 50-an dan bocah umur 12 tahun.
Tim medis dan penyelamat dikerahkan ke lokasi kejadian, di mana korban luka dievakuasi menggunakan helikopter militer.
Wali Kota Givat Zeev mengeluhkan, polisi mengabaikan tindakan bahwa bangunan tersebut belum sempurna.
Kepala Polisi Yerusalem Doron Turgeman menyatakan, bencana ini terjadi karena kecerobohan, dan menjanjikan penangkapan bagi pelaku.
Dilansir Sky News, Deddi Simhi sebagai Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamat Israel berujar bangunan itu sejak awal sudah cacat.
"Gedung ini belum selesai bahkan tidak punya izin pembangunan. Namun, masih mengizinkan adanya kegiatan," keluhnya kepada Channel 12.
Pihak berwajib pun memasang tanda dinding gedung, berisi peringatan bangunan tersebut terlarang dimasuki.
Saat kejadian, umat tengah bersiap merayakan Shavuot, festival perayaan musim semi dan peringatan Taurat diberikan ke Musa di Gunung Sinai.
Insiden ini terjadi beberapa pekan setelah 45 Yahudi ultra-Ortodoks tewas terinjak-injak di utara Israel.
Kejadian memilukan ini merupakan bencana terparah yang menimpa penduduk sipil sepanjang berdirinya Israel.
https://www.kompas.com/global/read/2021/05/17/102457570/tribune-sinagoge-dekat-yerusalem-runtuh-1-pria-dan-1-anak-anak-tewas