Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabur dari Militer Myanmar, Ribuan Pengungsi Bersiap Masuk Wilayah Pemberontak Bersenjata

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Gelombang pengungsi pasca kudeta militer di kota-kota Myanmar, diperkirakan bisa mencapai 7.000 pengungsi pada akhir April.

Hal itu disampaikan kelompok pemberontak etnis Rabu (24/3/2021), yang mengklaim ratusan sudah berada di daerah yang dikuasai kelompok pemberontak saat ini.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaannya dalam kudeta 1 Februari. Operasi itu memicu pemberontakan massal yang mendorong pasukan keamanan melakukan tindakan keras dan mematikan terhadap pengunjuk rasa.

Gerakan anti-kudeta telah mengumpulkan dukungan luas di seluruh negeri, termasuk di antara beberapa kelompok pemberontak bersenjata di negara itu. Kelompok milisi Myanmar selama beberapa dekade telah memerangi militer Myanmar untuk mendapatkan lebih banyak otonomi.

Diperkirakan sepertiga wilayah Myanmar, sebagian besar di wilayah perbatasannya, dikuasai oleh segudang kelompok pemberontak yang memiliki milisi sendiri.

Karen National Union (KNU) salah satu kelompok bersenjata terbesar di negara itu. Menurut seorang pejabat kelompok itu, ratusan orang melarikan diri ke wilayahnya di tenggara negara bagian Karen, dekat perbatasan Thailand sejak kudeta.

"Kami pikir itu bisa meningkat menjadi antara 6.000 dan 7.000 orang pada akhir April," kata Sekretaris Jenderal KNU, Saw Tah Doh Moo kepada AFP.

Dia menambahkan bahwa sejauh ini orang yang melarikan diri dari kerusuhan anti-kudeta adalah aktivis, pengunjuk rasa dan anggota parlemen dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi.

"Mereka yang sekarang berlindung lebih banyak di level pemimpin, tapi jika mereka (militer) terus menekan ... bisa jadi populasi yang lebih luas," katanya.

KNU telah menyaksikan bentrokan baru dengan militer di wilayahnya sejak kudeta.

Selain orang-orang yang mengungsi dari kerusuhan di kota, wilayah KNU saat ini memiliki 5.000 orang Karen mengungsi dari pertempuran lokal yang telah berlangsung sejak Desember.

"Ini posisi kami, dari sudut pandang kemanusiaan kami, bahwa kami harus memberikan perlindungan kepada orang-orang yang berada di daerah kami," katanya.

Pihak berwenang di provinsi tetangga, Thailand, Tak, mengatakan sedang mempersiapkan potensi masuknya pengungsi dari Myanmar.

Pemerintah Bangkok menyatakan dapat mendukung antara 30.000 hingga 50.000 orang.

Sekitar 90.000 pengungsi dari Myanmar telah hidup dalam ketidakpastian di sisi perbatasan Thailand selama bertahun-tahun. Mereka setelah melarikan diri dari perang saudara selama beberapa dekade antara militer dan kelompok etnis bersenjata.

Tapi Saw Tah Doh Moo mengatakan dia pikir eksodus lebih lanjut ke Thailand tidak mungkin.

"Kondisi saat ini berbeda karena rakyat lebih berkomitmen untuk (memerangi) kudeta," katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/25/101853170/kabur-dari-militer-myanmar-ribuan-pengungsi-bersiap-masuk-wilayah

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke