Alex Pompa menikam si ayah, Giuseppe, hingga 24 kali di Collegno, pinggiran Turin, Italia, pada 30 April 2020.
Penyelidik menuturkan, Giuseppe dibunuh karena selama bertahun-tahun, dia menyiksa istrinya baik secara fisik maupun psikis.
Salah satu contohnya, pria berusia 52 tahun itu harus ratusan kali menelepon istrinya hanya untuk tahu posisinya.
Pada malam kejadian, Alex dan saudaranya dilaporkan mengirim pesan ke pamannya untuk meminta bantuan.
Sebab, mereka takut jika Giuseppe bakal menyiksa ibunya. "Hanya paman yang memahami. Paman harus bertindak. Kami menderita di sini," demikian bunyi pesan itu.
Dugaan mereka tepat, Giuseppe kembali menyiksa istrinya, dengan tuduhan berselingkuh oleh rekan kerjanya.
Saat itu, Giuseppe diyakini bakal melemparkan telepon ke wajah istrinya ketika Alex, saat itu berusia 17 tahun, melerai.
Di saat itulah, Alex langsung menusuk ayahnya berkali-kali, yang membuatnya terancam dipenjara hingga 20 tahun.
Pengacara Alex, Claudio Strata, menyatakan kliennya itu punya lebih dari 200 rekaman audio mengenai penyiksaan tersebut.
Dilansir Daily Star Rabu (10/3/2021), remaja yang kini berumur 18 tahun itu ditempatkan sebagai tahanan rumah di tempat temannya.
Dalam pandangan hakim, Alex tidak perlu dimasukkan penjara. Namun, dia bakal trauma jika ditahan di rumahnya.
Berdasarkan laporan psikiater, Alex disebut menderita kegilaan sementara yang muncul sebagai akibat dari stres pasca-traumatis.
Rasa stres itu disebabkan kekerasan dalam rumah tangga yang dipertontonkan ayahnya selama bertahun-tahun.
https://www.kompas.com/global/read/2021/03/12/152627470/bunuh-ayah-demi-lindungi-ibunya-remaja-ini-terancam-20-tahun-penjara