Jeffrey yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan mantan Presiden AS Donald Trump itu mengatakan bahwa Rusia secara agresif telah bersaing untuk menggantikan kepentingan Amerika di Timur Tengah dengan cara yang tak terlihat sejak Perang Oktober Arab-Israel 1973.
Jeffrey kini menjadi Ketua Program Timur Tengah di Woodrow Wilson Center di Washington DC.
Dia mengatakan selama jumpa pers bahwa kepentingan Moskwa di kawasan Timur Tengah tak terbatas hanya pada Suriah atau bekerja sama dengan Iran namun juga meluas hingga menjalin aliansi dengan 'aktor' regional seperti Turki dan Irak.
Menurutnya, Rusia memanfaaatkan pendekatan pemerintahan baru AS ke Iran sebagai upaya membangun aliansi yang lebih kuat.
“Rusia sangat aktif di kawasan itu,” kata Jeffrey. “(Di) dua wilayah yang tampak secara militer, Libya dan Suriah, sebagian besar terhalang oleh tanggapan militer Turki, khususnya di Suriah, dengan beberapa dukungan diplomatik Amerika.
“Tapi Rusia mencoba yang terbaik untuk menghadirkan kerangka keamanan alternatif untuk wilayah tersebut. (Rusia) adalah pesaing kita di kawasan ini seperti halnya Iran.
“Itu (pengaruh Rusia yang tumbuh) adalah faktor baru yang tidak ada dalam cara apa pun selama pemerintahan Obama. Saya menginginkan agar pemerintahan Biden fokus; masalah dengan Rusia di kawasan ini sangat penting."
Jeffrey menambahkan bahwa pesan yang dikirim Kremlin ke kekuatan regional sudah jelas, dan itu mengancam kepentingan AS dengan menyiratkan dukungan untuk Iran.
Pria itu menambahkan bahwa dia mendesak agar pemerintahan Presiden baru Joe Biden untuk memperhatikan hal tersebut.
Menurut Jeffrey, dengan rencana Biden yang hendak kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPoA) alias kesepakatan atau pakta nuklir Iran, Biden harus waspada terhadap Rusia yang hendak memperluas aliansinya di kawasan tersebut.
Rusia dikatakannya, akan menggunakan Suriah dan Iran sebagai basis demi melejitkan aliansinya.
Setiap pengurangan kehadiran militer AS di kawasan itu dapat mengarah pada hubungan yang lebih dekat antara Teheran dan Moskwa, yang akan meningkatkan kepercayaan rezim Iran, imbuh Jeffrey.
Jeffrey juga menggambarkan konflik yang sedang berlangsung di Suriah sebagai "kesalahan terbesar dari pemerintahan Obama".
Menurutnya, konflik Suriah adalah "kebuntuan militer" yang dapat dimanipulasi Rusia agar mampu menjelma kekuatan yang setara dengan AS di wilayah tersebut.
Biden menyampaikan kekhawatirannya sendiri tentang Rusia pada Kamis, ketika dia mengambil sikap yang berbeda dari pendahulunya, Trump.
Presiden Biden dengan tegas mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa hari-hari di mana AS tunduk dengan tindakan agresif Rusia, mulai dari campur tangan pemilu, serangan siber, dan kasus Alexei Navalny, telah berakhir.
Presiden AS dari Partai Demokrat itu juga menegaskan bahwa dia menuntut agar aktivis anti-korupsi Navalny agar segera dibebaskan.
https://www.kompas.com/global/read/2021/02/06/080834470/mantan-diplomat-era-trump-peringatkan-biden-tentang-meningkatnya-pengaruh