Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Militer Myanmar Disebut Tahan Aung San Suu Kyi karena Takut kepadanya

Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan sejumlah pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditangkap pada Senin (1/2/2021).

Penangkapan itu merupakan buntut kemenangan besar NLD dalam pemilu November 2020, di mana oposisi yang disokong militer menyebut adanya kecurangan.

Setelah mengumumkan adanya kudeta, angkatan bersenjata menyatakan keadaan darurat selama satu tahun ke depan.

Pemerintahan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif diserahkan ke panglima militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Berdasarkan dokumen kepolisian yang diajukan ke pengadilan, Aung San Suu Kyi didakwa atas kepemilikan walkie talkie ilegal.

Alat komunikasi itu ditemukan dalam penggeledahan pada Senin pagi waktu setempat di kediaman Suu Kyi di Naypyidaw.

Pemimpin sipil berusia 75 tahun itu ditahan hingga 15 Februari untuk keperluan mencari bukti, menanyai saksi mata, dan mendapatkan tim pembela terdakwa.

Mark Farmaner, Direktur Burma Campaign UK, menuturkan dakwaan terhadap Suu Kyi konyol dan menunjukkan militer Myanmar takut padanya.

Dalam surel kepada Sky News, Farmaner menjelaskan selama bertahun-tahun, Suu Kyi ditahan atas berbagai tuduhan.

Mulai dari subversi, insiden penerobosan warga AS bernama John Yettaw pada 2009, dan kini kepemilikan walkie talkie di rumahnya.

"Kenyataannya adalah militer memenjarakannya karena mereka masih takut kepadanya," jelas Farmaner dilansir pada Rabu (3/2/2021).

Parlemen untuk HAM ASEAN (APHR) menyatakan, kudeta Tatmadaw, sebutan militer Myanmar, sangat melukai perasaan warga yang berpartisipasi dalam pemilu November 2020.

Ketua APHR Charles Santiago memperingatkan, negara yang dulunya bernama Burma itu bisa saja jatuh ke kediktatoran militer kembali.

"Dakwaannya menggelikan dan absurd. Junta berusaha melegitimasi cara ilegal mereka saat menggulingkan pemerintahan yang sah," kecamnya.

Langkah pembangkangan dilakukan oleh tenaga kesehatan dari 70 rumah sakit dan fasilitas medis di 30 kota seantero Myanmar.

Mereka melakukan aksi protes karena Tatmadaw mengedepankan kepentingan pribadi mereka saat virus corona melanda.

"Kami menolak untuk mematuhi segala perintah dari rezim militer yang tak sah, yang tidak menghargai pasien kami," ujar mereka.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/04/161224770/militer-myanmar-disebut-tahan-aung-san-suu-kyi-karena-takut-kepadanya

Terkini Lainnya

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Global
Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke