CANBERRA, KOMPAS.com - Aplikasi pelacakan kontak virus corona yang diluncurkan pemerintah Australia untuk ponsel pintar dianggap tidak efektif oleh sejumlah otoritas di negara itu.
Grant Stevens, Komisaris Polisi Australia Selatan sekaligus ketua penanganan virus corona di negara bagian tersebut, pada Rabu (4/11/2020) mengatakan bahwa aplikasi COVIDSafe tidak memiliki "keuntungan material" bagi otoritas kesehatan.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison meluncurkan aplikasi itu pada April dan menyebutnya sebagai tiket menuju Australia yang aman dari Covid-19 sebagaimana dilansir dari Xinhua.
Namun, skema tersebut terus menuai kritik sejak diluncurkan, dengan otoritas kesehatan mempertanyakan keefektifannya meskipun 7 juta warga Australia telah mengunduh aplikasi itu.
Stevens mengatakan tidak ada satu kasus pun di Australia Selatan yang teridentifikasi lewat COVIDSafe.
Diketahui, aplikasi itu menggunakan Bluetooth untuk melacak kontak dekat pengguna jika mereka tertular Covid-19.
"Kami belum sempat menggunakannya. Saya belum pernah mendengar kasus spesifik di mana COVIDSafe menghasilkan keuntungan material bagi orang-orang yang mencoba melacak kontak. Kami mengandalkan metodologi tradisional," ujar sang komisaris.
Komentar tersebut muncul di saat Australia Selatan bersiap bergabung dengan sejumlah negara bagian lain dalam menggunakan kode respons cepat (QR) guna melacak pengunjung bar dan restoran.
Stevens menepis kekhawatiran terkait keamanan kode QR. Dia mengatakan bahwa data akan dirahasiakan dan hanya diakses untuk menemukan kontak dekat kasus virus corona.
"Saya pikir masyarakat berhak mengharapkan jaminan bahwa informasi yang mereka berikan akan dilindungi dan digunakan untuk tujuan tertentu," kata Stevens.
"Saya yakin mekanisme yang diterapkan akan memberikan jaminan itu. Ini bukan cara yang curang untuk mengumpulkan data penduduk," sambung Stevens.
https://www.kompas.com/global/read/2020/11/06/204931270/aplikasi-pelacakan-covid-19-pemerintah-australia-disebut-tak-efektif