Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Insinyur Muda Indonesia di Inggris Siap Bantu Tangani Covid-19 di Tanah Air, Ini Programnya

Komitmen itu dituangkan dalam acara peluncuran Indonesia Engineering Association (IEA) di London pada Rabu (28/10/2020), bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda.

Acara tersebut bertajuk “What engineers can do to tackle COVID-19?”

“Kami bangga bahwa diaspora Indonesia di Inggris, melalui IEA, bersemangat untuk sumbang pemikiran kepada Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi Covid-19”, ungkap Kuasa Usaha Ad Interim KBRI London, Duta Besar Adam M Tugio.

“Dalam semangat Sumpah Pemuda, bela negara perlu diinterpretasikan secara lebih luas, yakni gotong royong untuk membantu pembangunan di tanah air”, tambahnya dalam siaran pers KBRI London yang diterima Kompas.com.

Dubes Adam lebih lanjut menyatakan, KBRI London siap membantu menghubungkan diaspora dengan pemerintah pusat di Jakarta, seraya mengharapkan diaspora Indonesia di luar negeri dapat terus mengidentifikasi teknologi untuk kerja sama penanganan Covid-19.

Dalam acara yang dihadiri lebih dari 70 mahasiswa, akademisi, dan pegiat keinsinyuran ini, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr Heru Dewanto dan Koordinator UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) Dr Bagus Muljadi sebagai narasumber berbagi pandangan dan pengalaman mereka.

Senada dengan Dubes Adam, Dr Heru dan Dr Adam turut mengapresiasi upaya IEA memberikan sumbangsih bagi Indonesia.

Dr Heru Dewanto mengungkapkan bahwa melalui UU 11/2014 tentang Keinsinyuran, PII diberi mandat untuk mengembangkan standar layanan insinyur dan Program Profesi Insinyur.

PII telah membentuk learning center untuk berbagi pengetahuan antar-insinyur dan inovator, khususnya dalam aspek terkait dengan penanganan Covid-19.

Dr Heru lebih lanjut mengindikasikan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi produksi masker dan ventilator buatan anak bangsa.

Sementara itu Dr Bagus Muljadi mengingatkan bahwa penanggulangan Covid-19 merupakan permasalahan interdisipliner. Akademisi lintas disiplin disebutnya perlu bahu-membahu dalam mengembangkan solusi yang efektif.

Tidak hanya untuk menyesuaikan dengan tantangan ketahanan di masa depan, UKICIS juga mengaku siap berkolaborasi dengan IEA, guna menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam upaya mitigasi tantangan global termasuk Covid-19.

Kedua narasumber mengharapkan agar ilmu keinsinyuran yang diemban teman-teman IEA dapat dibawa ke Tanah Air untuk mendukung peralihan Indonesia dari ekonomi berbasis sumber daya menjadi ekonomi berbasis inovasi.

Pada 14 Oktober IEA telah bertemu dengan Sekjen Kementerian Kesehatan dan delegasi, yang tergabung dalam delegasi kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke London.

Pada pertemuan tersebut IEA menyampaikan potensi kerja sama inovasi pengembangan alat bantu pernapasan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).

IEA dibentuk pada Agustus 2020, dimotori oleh mahasiswa Indonesia yang tengah berkuliah di jurusan teknik di Inggris seperti University of Birmingham, University College London, dan Imperial College London.

Para calon insinyur muda ini ingin IEA menjadi wadah bangun jejaring antar mahasiswa teknik dan insinyur Indonesia di Inggris, serta untuk membantu kemajuan karir dan perkuliahan bagi sesama mahasiswa.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/30/134329570/insinyur-muda-indonesia-di-inggris-siap-bantu-tangani-covid-19-di-tanah

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke