Kardinal Becciu bulan lalu dipaksa mengundurkan diri oleh paus, menyusul tuduhan penggelapan dana dan nepotisme.
"Saya tidak mencuri sepeser euro pun," kata Cecilia Marogna kepada surat kabar Domani yang dikutip AFP.
Ia merujuk pada pembayaran puluhan ribu euro ke perusahaan yang berbasis di ibu kota Slovenia, Ljubljana.
Sebaliknya, "Saya memiliki surat dari kardinal yang memberi saya hak untuk bepergian dan menjalin hubungan diplomatik guna membantu gereja di negara-negara sulit," katanya seraya mengaku mengenal "anggota senior dari dinas rahasia Italia."
Marogna dan Becciu (72) sama-sama berasal dari Pulau Sardinia, Italia.
Pembayaran itu terjadi saat Becciu menjadi orang nomor dua di Sekretariat Negara Vatikan, yang mengelola sumbangan besar gereja.
Dia dituduh menyelewengkan dana yang diperuntukkan bagi orang miskin, kepada anggota keluarganya. Tuduhan korupsi itu dibantahnya.
Marogna juga menyangkal jadi "simpanan" Becciu, mengklaim bahwa dia adalah "analis politik dan pakar intelijen" serta mengembangkan "jaringan hubungan di Afrika dan Timur Tengah" untuk melindungi perwakilan Vatikan di luar negeri.
Beberapa kantor berita Italia menerima amplop anonim dengan detail dari rekening perusahaan Marogna, Logsic.
Program tv investigasi Le Iene menyiarkan beberapa di antaranya, menunjukkan pengeluaran 200.000 euro (Rp 3,46 miliar) untuk produk-produk mewah, termasuk 8.000 euro (Rp 138,6 juta) di Chanel dan 12.000 euro (Rp 208 juta) untuk pembelian kursi Frau.
"Saya rasa saya berhak membeli kursi untuk saya sendiri setelah semua pekerjaan itu!" Marogna berkata, mengklaim bahwa dia adalah korban tidak bersalah dari perebutan kekuasaan internal di Holy See atau Takhta Suci.
Dia menambahkan, sebagian uang digunakan untuk membelikan tas tangan kepada istri seorang teman Nigeria, yang dikatakannya telah menasihatinya tentang bahaya yang dihadapi misi Vatikan di negara-negara Afrika.
https://www.kompas.com/global/read/2020/10/08/172609570/misteri-wanita-ditransfer-rp-8-miliar-dari-vatikan-diduga-simpanan