Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Covid-19, dari Azan Viral yang Berbeda Lafal sampai Yerusalem yang Muram Saat Paskah

KOMPAS.com - Virus corona alias Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, China telah merenggut setidaknya 867,346 jiwa secara global menurut laporan statistik Worldometers, Kamis (3/9/2020).

Wabah yang cepat menjadi epidemi global itu telah mengubah banyak sektor, tak terkecuali di dunia ritual beragama. 

Beberapa momen ritual beragama 'beradaptasi' dengan adanya wabah virus corona. Dari azan dengan lafal berbeda sampai tempat ibadah yang ditutup dan mengecewakan hati banyak pengikut agama.

Berikut ini kumpulan berita singkat yang kami rangkum selama pandemi virus corona, terkait perubahan di bidang ritual beragama.

1. Viral Video Azan di Kuwait Berbeda karena Wabah Virus Corona

Dilansir dari Aljazeera, sejumlah masjid pada Jumat lalu (13/03/2020) membuat redaksi seruan azan yang berbeda dari biasanya yaitu dengan, 'shalluu fii richaaalikum, shalluu fii buyuutikum...' yang artinya, 'shalatlah di dalam perjalanan (kendaraan) kalian, shalatlah di dalam rumah-rumah kalian.'

Suaranya terdengar lirih dan menangis setelah mengucapkan kedua kalimat seruan untuk salat di dalam perjalanan dan di rumah.

Video serupa juga diunggah oleh Dr. Abdullah Mubarak Al-Dilmani di Twitter. Seorang pengacara negara Kuwait yang kemudian berdoa menanggapi azan tersebut.

Pengubahan redaksi azan terkait wabah virus corona memang sudah ada di dalam ketentuan agama Islam, dan diimplementasikan setelah keputusan kementerian Awqaf, Kuwait.

Keputusan itu menghentikan khutbah Jumat dan shalat berjamaah di masjid-masjid sampai pengumuman selanjutnya.

Hal itu dilakukan demi menghentikan penularan virus corona. Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Otoritas Kesehatan Kuwait dan Komite Fatwa dan Pelayanan Kuwait memutuskan untuk menghentikan khotbah dan shalat Jumat sampai pemberitahuan lebih lanjut.

2. Modifikasi Azan, Arab Saudi Minta Warga Tak Salat Berjemaah di Masjid karena Virus Corona

Arab Saudi telah memutuskan untuk meniadakan shalat berjemaah di semua masjid di negaranya untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun, keputusan yang diumumkan pada Selasa (17/3/2020) tersebut tidak berlaku untuk dua masjid di dua kota suci yakni Mekkah dan Madinah.

Melansir Arab News (17/3/2020), sebuah pernyataan di Saudi Press Agency, mengatakan selain di kedua masjid tersebut maka segala kegiatan keagamaan termasuk shalat berjemaah maupun shalat Jumat ditiadakan.

"Pintu masjid akan ditutup sementara tetapi mereka akan diizinkan untuk melafalkan panggilan untuk shalat," kata pernyataan itu.

"Modifikasi" azan yang sebenarnya sudah ada dalam ketentuan agama Islam, dikumandangkan di seluruh negeri itu.

Lafal "datang untuk shalat" dalam bahasa Arab telah diganti dengan perintah "shalat di rumah."

Ungkapan itu juga dapat diterjemahkan sebagai "beribadah di mana Anda berada". Pernyataan itu mengatakan bahwa shalat Jumat yang biasanya dilakukan secara berjemaah sekarang dapat dilakukan oleh umat Islam di rumah.

3. Karena Virus Corona, Untuk Pertama Kalinya Sri Paus Fransiskus Pimpin Doa Lewat Livestream

Paus Fransiskus memutuskan Doa Minggu (08/03/2020) melalui Iivestream sejak Italia memanggil pensiunan dokter atas peningkatan kasus infeksi virus corona.

Keputusan Sri Paus yang berusia 83 tahun itu menandai dobrakannya atas tradisi yang sudah berabad-abad di Vatikan.

Ya, ini kali pertama seorang Paus menggunakan bantuan teknologi untuk pimpin doa Malaikat Tuhan (Angelus) yang biasanya dilakukan di Lapangan Santo Petrus.

"Doa Malaikat Tuhan akan dilakukan secara broadcast melalui livestream oleh Vatican News dengan latar belakang gambar Lapangan Santo Petrus," papar pihak Vatikan.

Hal ini juga merupakan bukti dari janji Paus kelahiran Argentina itu untuk menghindari penularan lebih lanjut dari virus corona.

4. Akhirnya, Kompleks Masjid Al-Aqsa Resmi Ditutup untuk Hentikan Penularan Virus Corona

Kompleks masjid Al Aqsa pada Senin (23/3/2020) resmi ditutup. Hal itu diumumkan oleh otoritas yang mengelola situs-situs suci muslim di kota Yerusalem.

Langkah ini adalah kali pertama sejak 1967 bahwa situs tersuci ketiga Islam akan ditutup dari Jemaahnya karena arahan dari Waqf, yayasan muslim yang mengelola kompleks.

Hal itu dibenarkan oleh direktur masjid Al Aqsa, Syeikh Omar Al Kisswani kepada media Perancis, AFP.

Israel yang mengontrol pintu masuk ke kompleks itu sebelumnya telah memblokir akses ke situs titik flashpoint yang merupakan fokus aspirasi masyarakat Palestina untuk kenegaraan.

Menurut pernyataan dari Waqf pada Minggu (22/3/2020), jemaah tidak dapat mengunjungi masjid Al Aqsa sementara waktu.

Hal ini merupakan upaya dari rekomendasi agama dan medis. Beberapa ratus orang menghadiri shalat jumat setiap minggunya, kondisi itu tentu memicu penularan virus corona semakin cepat. Hanya karyawan masjid yang diperbolehkan shalat di luar masjid.

5. Dobrak Tradisi Ratusan Tahun, Paus Fransiskus Pimpin Misa Paskah Tanpa Umat via Livestream

Paus Fransiskus akan mendobrak tradisi ratusan tahun dan memimpin Misa Minggu Paskah tanpa umat.

Dobrakan itu dilakukan via livestream karena situasi pandemi virus corona yang sedang berlangsung.

Wabah virus corona telah mengubah tradisi-tradisi Vatikan belakangan ini. Bahkan kebaktian di Basilika Santo Petrus diganti dengan doa yang dibacakan Paus Fransiskus via livestream dari perpustakaan pribadinya.

Satu-satunya "hadirin" nanti adalah kamera, dan Paus 83 tahun asal Argntina tersebut mengakui seluruh pengalaman ini membuatnya serasa "dikurung".

Hidup dalam kurungan Paus Fransiskus membelah kesunyian saat memasuki Basilika Santo Petrus yang sunyi dan kosong, dengan jubah putihnya untuk prosesi Jumat Agung dan diterangi obor.

Sebelumnya itu dilakukan di sekitar Colosseum Romawi di hadapan setidaknya 20.000 orang, dan telah diadakan selama lebih dari 50 tahun.

Namun tradisi itu tak dapat dilakukan sejak Roma dan seluruh Italia hidup dalam aturan lockdown sejak awal Maret.

6. Akibat Covid-19, Paskah di Yerusalem Terasa Muram

Christian Sawsan Bitar seorang warga dari Palestina berupaya untuk menyelamatkan normalitas suasana Paskah yang dibayangi oleh wabah virus corona.

Bitar meletakkan telur Paskah di atas meja dan seekor kelinci mainan di atas meja rias, tentu dengan beberapa dekorasi.

Di kawasan Kristen Kota Tua Yerusalem yang disebut Bitar sebagai "rumah", jalanan sepi dan sebagian besar toko tutup selama dua minggu karena wabah virus corona.

Semua situs budaya di Kota Suci ditutup, terlepas dari apa pun afiliasi agama mereka, karena pihak berwenang berusaha untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan yang tinggi penularan itu.

Orang-orang Kristen dicegah untuk berkumpul dalam kebaktian Paskah. Pun untuk Minggu Paskah yang dialami Bitar dan sesamanya yang beragama Katolik.

Begitu juga untuk mereka Kristen Ortodoks yang pada seminggu ke depan tepatnya pada 19 April akan merayakan natal.

Meski terjadi peperangan dan perlawanan, Gereja the Holy Sepulchre, yang dibangun di atas situs di mana umat Kristen percaya bahwa Yesus telah disalib dan dibangkitkan kembali, sejauh ini tidak ditutup selama Paskah.

Hal ini dikonfirmasi oleh sejarawan Palestina, Johnny Mansour. Hal itu sudah dilakukan setidaknya selama satu abad.

The Sepulchre anggap sebagai situs paling suci dalam agama Kristen. Namun, untuk Misa Jumat Agung kali ini terpaksa dirayakan di balik pintu tertutup.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/03/102619570/covid-19-dari-azan-viral-yang-berbeda-lafal-sampai-yerusalem-yang-muram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke