Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Buruk Tingkat Kejahatan di Kota-kota di AS, yang Mendorong Trump Kirim Agen Federal?

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tingkat kejahatan yang terjadi di kota-kota di Amerika Serikat tidak sebanyak yang diklaim Presiden Donald Trump untuk menurunkan agen federal, yang justru menuai kontroversi dan huru-hara jelang pemilihan presiden AS 2020. 

Trump mengatakan angka kasus kejahatan di kota-kota di Amerika Serikat semakin meningkat, sehingga mendorongnya untuk mengirim agen federal yang akan mengatasi penegak hukum di sana.

Setiap kota memiliki pengertian masing-masing terhadap kejahatan, tapi biasanya kejahatan meliputi pembunuhan, perampokan, penyerangan, dan pemerkosaan.

Setiap tahun, angka kasus kejahatan pada dasarnya berfluktuasi, tetapi kejahatan dengan kekerasan di seluruh Amerika telah menurun sejak 1990-an.

Melansir pada BBC pada Minggu (2/8/2020), sebuah studi oleh New York Time menemukan bahwa kejahatan dari awal 2020 hingga awal Juni turun 2 persen di 25 kota-kota besar AS, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Pada April dan Mei 2020, kejahatan di banyak kota AS menurun secara signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sebagian karena tindakan lockdown dari adanya pandemi virus corona.

Namun, Trump telah mengklaim tingkat pembunuhan di sejumlah kota tertentu mengalami peningkatan.

Pembunuhan terjadi

Menilik data dari 27 kota di AS ditemukan bahwa Chicago berada di posisi teratas dalam jumlah kasus pembunuhan, yang mengalami peningkatan hingga akhir Juni.

Pada 26 Juli 2020, pembunuhan meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu.

Trump telah mengirim lebih dari 100 agen federal untuk membantu penegakan hukum di Chicago.

Ia juga menargetkan untuk memperluas penempatan penegakan hukum federal ke kota New York dan Philadelphia di timur laut.

Di Philadelphia memang terlihat lonjakan jumlah kasus pembunuhan, sementara laporan kejahatan jenis lainnya cenderung menurun.

Tren yang sama terjadi di New York, karena meskipun perkosaan dan perampokan turun, tingkat pembunuhan naik lebih dari 50 persen, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Namun, tingkat pembunuhan New York telah menurun secara signifikan sejak 1990-an, dan pada Juni terlihat peningkatan terbanyak dalam satu bulan sejak 1996, menurut Departemen Kepolisian New York.

Albuquerque, New Mexico, adalah salah kota lainnya yang menjadi target Trump untuk menempatkan puluhan agen federal, tetapi pembunuhan telah menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala polisi di kota Albuquerque mengatakan bahwa jumlah kejahatan di dalam kota cukup terkendali.

"Bertolak belakang dengan klaim oleh para politisi di Washington DC, Albuquerque telah membuat keseluruhan jumlah kejahatan mengalami pertumbuhan stabil dan kasus pembunuhan menurun sepanjang tahun ini," ujar kepala polisi tersebut.

Kasus pembunuhan di Albuquerque, sebuah kota berpenduduk lebih dari setengah juta orang, telah turun menjadi 38 kasus pada Juli 2020, dibandingkan pada periode yang sama 2018 yang memiliki 44 kasus.

Lalu, di kota-kota lain yang menjadi target penempatan agen federal oleh Trump, seperti kasus pembunuhan pada Juli 2020 di Baltimore menurun, di Oakland stabil, tetapi ada peningkatan kasus yang terjadi di Detroit dibandingkan dengan Juli tahun lalu.

Pandemi virus corona penyebab lonjakan kejahatan?

Sulit untuk menjelaskannya dengan satu alasan penyebab lonjakan jumlah kasus kejahatan, tapi dari beberapa pendapat dari pejabat daerah, pandemi virus corona menjadi salah satu pemicunya.

Seorang kriminolog AS, Richard Rosenfield mengatakan kejahatan di jalan-jalan sering muncul di musim panas karena beragam alasan, di antaranya libur sekolah dan lebih banyak kegiatan di luar ruangan.

Musim panas ini juga telah terlihat orang-orang keluar setalah pelonggaraan lockdown di berbagai negara bagian.

Wali kota Chicago, Lori Lightfoot telah menempatkan peningkatan pembunuhan sebagian karena pandemi virus corona.

Begitu pula, Wali kota New York, Bill de Blasio mengatakan lonjakan kasus pembunuhan telah dipicu oleh "dislokasi mengerikan" yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Pandemi yang sedang berlangsung ini memiliki implikasi luas, termasuk untuk penegakan hukum.

Banyak pengadilan di AS telah ditutup, dan beberapa pelanggar telah dibebaskan untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Kemudian, yang menyebabkan timbulnya "perasaan di antara para pelaku bahwa mereka dapat melakukan kejahatan tanpa hukuman", menurut sebuah laporan oleh Forum Penelitian Eksekutif Polisi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/03/164351770/seberapa-buruk-tingkat-kejahatan-di-kota-kota-di-as-yang-mendorong-trump

Terkini Lainnya

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke