Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembelot Korea Utara yang Dicurigai Terinfeksi Covid-19, Tersandung Kasus Pelecehan Seksual

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara yang dicurigai membawa Covid-19 dari Korea Selatan, dilaporkan justru tersandung kasus pelecehan seksual.

Pekan lalu, Korea Utara dikejutkan dengan tertangkapnya seorang pembelot yang kembali ke negara komunis itu. Pria berusia 24 tahun yang telah melarikan diri dari Korea Utara dari 2017.

Korea Selatan telah mengidentifikasi pria itu dengan nama samarannya, Kim, dan mengatakan dia adalah "pelarian" dari Korea Utara yang melintasi perbatasan secara ilegal dengan gejala Covid-19.

Melansir Reuters pada Selasa (28/7/2020), Kim kembali ke Korea Utara dengan tuduhan telah melakukan pelecehan terhadap pembelot wanita di Korea Selatan.

Menurut kepolisian Korea Selatan, ada laporan dari seorang pembelot wanita berusia 20-an yang mengajukan keluhan pada 12 Juni. Ia menuduh Kim melakukan pelecehan seksual di rumahnya.

Pihak berwenang sempat mewawancarainya sekali pada 21 Juni, dan Kim membantah tuduhan itu.

Penyelidikan kemudian membuahkan hasil ketika salah satu kenalan Kim melaporkan ke polisi pada 19 Juli bahwa ia mengancam korbannya dan berencana melarikan diri ke Korea Utara, kata seorang pejabat polisi setempat.

Surat perintah penangkapan Kim dikeluarkan dua hari kemudian, tetapi menurut media pemerintah Korea Utara, Kim sudah tiba di sana.

Terancam penyelidikan penyerangan seksual, Kim menerobos sistem kontrol perbatasan Korea Selatan berteknologi tinggi dengan merangkak melalui pipa pembuangan dan berenang melintasi Sungai Han ke Utara pada 19 Juli, kata pihak militer Korea Selatan.

Pihak militer Korea Selatan memperkirakan Kim telah menghabiskan beberapa hari di sana sebelum ditangkap.

Kepala militer Korea Selatan, Park Han-ki mengatakan kepada parlemen pada hari Selasa bahwa pembelot Kim, memiliki ciri-ciri tinggi 163 sentimeter dan berat 54 kilogram.

Dia memotong jalan melalui pagar kawat berduri yang dipasang di ujung pipa yang mengarah ke sungai Han.

Seorang pejabat Seoul mengatakan kepada Reuters, bahwa Kim diyakini telah memiliki persiapan untuk kembali ke Korea Utara, dan diperkirakan dia kemali dengan menggunakan jalan yang sama ketika dia melarikan diri ke Korea Selatan pada 2017 silam.

Pihak berwenang mengatakan, ia mengambil jalur pelarian itu pada awal Juli.

Di Korea Utara perjalanan Kim berakhir di kota Kaesong, sebuah kota perbatasan Korea Utara yang menjadi pabrik dan kantor penghubung antar-Korea yang sekarang tutup.

Ketika proyek industri itu ditutup di tengah meningkatnya ketegangan mengenai program senjata nuklir Korea Utara pada 2016, goncangan ekonomi mendorong Kim untuk mencoba peruntungannya di Korea Selatan pada 2017, katanya dalam sebuah video YouTube yang difilmkan dengan sesama pembelot di Korea Selatan pada Juni .

Daripada melakukan perjalanan melalui China, seperti yang biasanya dilakukan oleh sebagian besar pembelot Korea Utara, Kim menuju selatan melalui perbatasan laut menuju Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat yang memisahkan kedua Korea.

"Setelah melewati pagar kawat berduri, saya menemui ladang ranjau, yang saya lewati dan datang ke ladang alang-alang dekat Sungai Han, di mana saya tetap bersembunyi selama sekitar tiga jam," katanya dalam video.

Dalam pelarian itu ia bertahan hidup dari roti remah-remah.

Dia mulai berenang, mengikuti lampu di tepi selatan sungai. Ketika dia akhirnya dia berteriak minta tolong, dan ditemukan oleh unit tentara Korea Selatan.

Sedikit yang diketahui tentang bagaimana Kim mencari nafkah di Korea Selatan, tetapi sebuah sumber dengan pengetahuan tentang latar belakangnya mengatakan kepada Reuters bahwa ia memiliki hutang 16.800 dollar AS (Rp 244,4 juta) kepada sesama pembelot dari Kaesong.

"Dia telah menyatakan keinginannya untuk menjadi dosen keamanan bagi mahasiswa, seperti banyak pembelot lainnya, tetapi itu tidak pernah terjadi, sebagian karena pandemi," kata sumber itu tanpa menyebut nama karena sensitifnya masalah tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/28/210931470/pembelot-korea-utara-yang-dicurigai-terinfeksi-covid-19-tersandung-kasus

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke