Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hendak Diselundupkan ke China, Kadal Australia Ditemukan dalam Penanak Nasi

Ketika sedang melakukan sinar-X, karyawan melihat bayangan tidak jelas di dalam penanak nasi baru tersebut.

Temuan ini mendorong mereka untuk melaporkannya kepada pihak berwajib.

Tak lama kemudian, petugas Layanan Taman dan Margasatwa Queensland (QPWS) tiba di lokasi dan membongkar penanak nasi tersebut.

Di dalamnya, mereka menemukan kadal hidup, yang terdiri dari jenis "albino blue tongue", "bearded dragons", dan "shingleback".

Binatang tersebut ditemukan terikat, beberapa dengan kaus kaki, dan lainnya dengan kain, tanpa makanan atau minuman.

Koordinator QPSW, Warren Christensen menilai upaya penyelundupan ini "sangatlah kejam".

Warren mengatakan kadal Australia jenis tersebut "sangat dicari" di seluruh dunia, karena kecantikan dan ciri-ciri uniknya.

Bila dijual di pasar gelap, kadal tersebut dapat laku seharga ribuan dollar Australia.

Warren menjelaskan untungnya, hewan itu tidak jadi diselundupkan ke China. Meski begitu, dia menuturkan mereka juga tak bisa melepasnya ke alam liar.

"Kami tidka tahu dari mana mereka diambil, dan ada kemungkinan mereka sudah terpapar penyakit," jelas Warren.

"Mereka akan menghabiskan masa hidupnya dalam kurungan dan dikembangbiakan untuk mendidik publik tentang perdagangan satwa liar."

Sebelumnya, seorang pria Taiwan berusia 28 tahun telah dipenjara di Victoria dengan tuduhan 67 pelanggaran, termasuk salah satunya tuduhan kekejaman pada binatang.

Ia dijatuhkan hukuman enam bulan penjara dan sudah dideportasi.

Perdagangan satwa liar di Australia adalah pelanggaran yang dapat didakwa dan mendapat hukuman berat, termasuk 10 tahun kurungan penjara dan denda 210.000 dollar Australia (Rp 2,1 milyar).

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/27/191709870/hendak-diselundupkan-ke-china-kadal-australia-ditemukan-dalam-penanak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke